Spaces Between Our Fingers

18.3K 245 4
                                    

1.      The Scratcher,New York

Entah berapa gelas tequilla yang sudah ia habiskan.  Kepalanya tertunduk lunglai saat cairan itu mengalir ke kerongkongannya.Efek dari obat penenangnya pun mulai bereaksi.Perasaan nyaman dan rileks melingkupi seluruh pikirannya.Sungguh nikmat!Segala permasalahan yang terus menganggu selama ini seakan – akan hilang dari pundaknya.Lelaki muda itu menambahkan lagi cairan tequilla ke dalam gelas lalu meminumnya dalam sekali tegukan.

“Honey,kau sudah terlalu minum banyak.”Suara seksi nan manja itu mencoba menghentikan kegiatan minumnya.Gadis yang memakai baju berbahan minim itu pelan – pelan mengambil gelas si lelaki.Pada saat itu pula,lelaki tersebut langsung teler.Ia sudah sangat mabuk.

Kedua gadis memapahnya.Satu berambut pirang dan satunya lagi berambut merah menyala.Mereka berdua tampak sudah tak malu lagi menampilkan hampir seluruh tubuhnya dari pakaian yang sangat terbuka.Bahu membahu untuk membawa bobot tubuh seorang lelaki yang sudah menjadi langganan di bar ini.Muda, tampandan kaya raya.Sehingga banyak sekali gadis yang mengantre untuk berada di posisi mereka.Bahkan untuk menyerahkan tubuhnya sekalipun.Meskipun teler,lelaki itu rupanya terus meracau lalu terkekeh sendiri seperti orang gila.

Suara tawa meledak keras membuat kepala si lelaki mendongak.Kedua matanya memandang keadaan di depannya yang tiba – tiba berubah menjadi ganda.Kemudian matanya menyipit ingin memastikan suatu hal.Seorang lelaki berjas hitam sedang bersenang – senang dengan banyak perempuan di sekelilingnya.Lelaki berjas itu meredam suara – suara lain di bar hanya dengan gelak tawanya.Gejolak amarah kini menguasai seluruh tubuhnya.Kedua gadis tadi langsung berteriak.Dan kejadian mengerikan pun tak dapat dihindari lagi.

Lelaki muda itu berjalan sempoyongan menuju lelaki berjas.Tanpa merasa ampun,ia langsung menghajar lelaki berjas itu.Tinjunya begitu telak mengenai rahang dari si lelaki berjas hingga tersungkur menyakitkan menimpa meja yang dipenuhi botol – botol dan kartu.Ia menghajarnya lagi seperti kesetanan.Meninjunya berkali – kali.Namun dorongan kaki membuatnya menjauh.Kali ini giliran lelaki muda itu yang tergeletak.Ia merasakan debuman di dadanya dan semuanya menjadi gelap.

2.      Portland,Oregon

Akhirnya mereka bertiga memutuskan untuk pergi dari rumah yang seperti neraka.Makian kasar yang sangat menyakitkan mengiringi kepergian mereka. Seorang gadis berambut pirang panjang memasuki mobil sedan mungil dengan tangisan di wajahnya diikuti oleh lelaki muda dengan raut muka merah padam. Terakhir adalah seorang wanita berwajah sembap memasuki mobil dan membawa mobil itu dengan kecepatanmaksimum.

“Jangan menangis lagi!”Sentak si lelaki muda sambil menengokkan kepalanya ke arah si gadis.Ia tampak frustasi sekaligus bingung bagaimana caranya menghentikan tangisan di belakang itu.Tapi bukannya berhenti,tangisan si gadis malah semakin keras.

Sedangkan wanita itu sepertinya mencoba untuk tak terpengaruh dan fokus kepada kemudinya.Di tengah hujan lebat,kakinya tak berniat untuk memperlambat laju mobil.Rasa sakit yang teramat sangat di hatinya masih begitu membara.Tapi itu hanya berlangsung beberapa menit saja karena tangisan si gadis di belakangnya sangat mengganggu.

“Berhenti menangisi pria biadab itu!Dia tak pantas mendapatkan air mata darimu begitu juga dari aku dan kakakmu!”

Seolah – olah tuli,si gadis sama sekali tak menghiraukan perintah barusan.Air matanya terus membanjiri kedua pipinya yang terlihat pucat dan dingin.Dan sekarang, kesabaran wanita itu sudah habis.Tanpa ragu,ia ambil sebuah botol soda yang masih utuh lalu melemparkannya ke arah si gadis.Seketika suasana pun semakin runyam.

“Kubilang berhenti menangis!”Bentaknya penuh amarah.Wajahnya tampak merah padam dan sangat terluka di mata gadis itu.

“Mom,AWAAAASSSSS!!!”Teriak si lelaki muda histeris namun sudah terlambat.

Spaces Between Our FingersWhere stories live. Discover now