Prolog

818 26 0
                                    

Semuanya mendadak berubah menjadi seratus delapan puluh derajat. Seseorang yang awalnya asing, kini akan menjadi seseorang yang paling dekat dengannya. Apa benar dia yang diyakini Shafiyya sebagai pemilik tulang rusuknya? Seseorang yang telah mengikat janji suci untuknya di hadapan Allah, yang telah menggantikan posisi Ayahnya, sebagai penanggung jawab dirinya untuk kini dan nanti.

Lihat saja, sikapnya sekarang terhadap Shafiyya benar-benar berbeda. Dia yang dulu bersikap dingin dan cuek, kenapa sekarang bisa seramah dan sebaik ini?

"Mulai hari ini, izinkan aku menjadi suamimu. Insya Allah, aku akan berusaha menjagamu dan mendampingimu." ucapnya dengan senyuman yang bahkan yang dapat menghapus air matanya yang terus berlinang. Dengan kata-kata yang bahkan mampu melelehkan hatinya.

Shafiyya hanya diam tak membalas ucapan suaminya. Pipinya masih basah oleh linangan air matanya. Satu dua tetes air mata kembali lolos dari pelupuk matanya. Mengapa dia masih belum bisa menghentikan tangisnya. Dia juga belum bisa menerima kenyataan dan masih meyakini semua ini sebagai mimpi. Merasakan kehilangan dan memiliki dalam satu waktu bukanlah hal yang mudah untuk diterima.

Alif, laki-laki yang beberapa saat yang lalu telah resmi menjadi suaminya, menyentuh pipinya dengan lembut. Jemarinya menghapus lelehan air mata Shafiyya. Shafiyya tak kuasa untuk menolak. Berkata-kata pun tidak. Dia juga tak mungkin bisa menghindar. Hanya tertunduk seraya sesengukan menahan tangis.

"Ya Allah, sekarang laki-laki dihadapanku ini telah sah menjadi suamiku. Kumohon bantu aku mencintainya karenaMu dan jika harus membencinya pun karenaMu. Aku juga berharap jika nantinya kami berpisah itu juga karenaMu. Bantu kami menyempurnakan agama kami dengan pernikahan ini." doa Shafiyya dalam hatinya.

Kini tunailah sudah separuh agamanya. Separuh agama mereka. Pernikahan lah yang menyempurnakan setengah dari agama mereka.

Half A DeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang