Pencil

27.4K 783 23
                                    

Sehun memperhatikan Kai sedari tadi. Matanya tak lepas dari pergerakan Kai. Sedangkan Kai sendiri tidak peduli dengan sekitarnya. Sedari tadi Kai hanya memutar - mutarkan ujung pensil dan memainkan di kedua belah bibirnya. Entah apa maksudnya Sehun tidak tahu. Yang jelas gerakan itu sangat ambigu baginya. Sebenarnya gerakan Kai tidak terlalu ambigu. Hanya saja Sehun yang memikiran sampai kesana.

Kai menggigit ujung pensil itu gemas.

Sehun yang melihatnya langsung merasa nyeri dan bibirnya mendesis pelan.

"Hey Hun, bagaimana cara mengerjakan ini?" Kai menujuk soal yang tercetak jelas dibuku paketnya tanpa menoleh kearah Sehun.

Sehun pov

Lihat itu Kai begitu pandai bermain dengan mulutnya, betapa beruntungnya pensil itu. Coba saja itu penisku yang digenggamannya bukan pensil biadab itu.

Kai memutar - mutarkan pensilnya disekitar bibirnya. Lihat, Kai begitu pandai mempermainkanya. Jika saja itu penisku aku akan memasukkannya hingga kepangkal tenggorokkannya.

Aku menggigit bibir bawahku. Sedikit nyeri ketika aku melihat Kai menggigit pensilnya secara tiba - tiba.
Aku mendesis pelan. Mulut Kai benar - benar pintar memainkan sesuatu. Dan lebih bagusnya lagi kalau sesuatu itu adalah penisku.

'Sial, Kai benar - benar membuatku gila.'

"Hey Hun, bagaimana cara mengerjakan ini?" Kai memasukkan sedikit ujung pensil itu kemulutnya.

'genggam lebih erat dan masukkan lebih dalam Kai' aku terus memperhatikan pergerakkan tangannya yang memainkan pensil kedalam mulutnya.

"Sehun! Aku bertanya sungguh - sungguh" Kai membentakku sambil mengenggam erat pensilnya. Aku menggeram pelan, membayangkan yang ia genggam erat itu penisku bukan pensil sialan itu. Uhh lihat itu betapa eratnya Kai memegang pensilnya. Blowjob juga lumayan bagus unt-

PLAKK

'Sial, pukulannya sungguh menyakitkan.'

Aku mengelus kepalaku sambil menatap tajam Kai.

"Sedari tadi aku bertanya bagaimana caranya mengerjakan soal itu tapi kau malah menatapku seperti orang bodoh. Makanya kau kupukul 'sedikit' agar kau kembali waras" Aku menatapnya sengit.
Sungguh acaraku yang berharga tadi hilang begitu saja padahal hanya dengan dipukul.

"Bukankah aku tadi sudah memberikanmu rumus? Kau tinggal menggantinya dengan angka" aku menujuk rumus yang tertulis dibukunya.

"Tapikan aku tak mengerti Hun, setidaknya bantu aku sedikit.."

Aku menghela napasku kasar. Duduk dihadapannya benar - benar membuatku tidak fokus.

"Please, jangan merajuk seperti anak kucing yang kelaparan Kai" aku mengambil buku yang didepannya dan menuliskan beberapa rumus lagi dibukunya.

Padahal dia paling unggul dibidang fisika. Tapi kenapa dengan rumus matematika ia sangat bingung, padahal jika kulihat matematika dan fisika itu sama saja. Sama - sama menghitung angka.

"Dan jangan pernah memainkan pensil disekitar bibirmu itu" ucapku tanpa menatapnya.

Sehun pov end

"Kenapa? Kenapa tidak boleh? Aku juga mempunyai hak asasi" Kai menatap Sehun dengan serius. 'Heol, padahal itu hanya pensil harus dilarang?' Batin Kai sebal.

'Karena kau membuatku tegang bodoh'

Sehun menghela napasnya kasar. Sungguh ia tidak fokus kali ini. Sangat.

"Diam dan kerjakan ini atau aku akan menusukmu sekarang juga"

Sehun menatap Kai tajam sambil mengacungkan pensilnya yang runcing kehapadan Kai. Ucapan Sehun begitu tegas dan dan tatapannya begitu menusuk bagi Kai.
Kai menatap Sehun dengan perasaan sedikit takut, kata - kata Sehun begitu membuatnya sedikit tak tenang.
Tanpa aba - aba Kai merebut bukunya yang berada di tangan Sehun.



Sorry for typo
And voment please~

HunKai 🔞Où les histoires vivent. Découvrez maintenant