KEJUJURAN HATI

280 4 0
                                    

Perkenalkan aku Keyta Almira, mahasiswa semester akhir yang nggak pernah sekalipun ngerasain yang namanya jatuh cinta. Diumur ku yang udah 21 tahun ini, gak ada satupun pria yang pernah nyatain cinta ke aku. What's wrong with me??? Tinggi badan ku 160 cm, berat badan ku 50 kg, hidung ku mancung, kulit ku putih, dan rambut ku panjang bergelombang. Hmmm... apa kriteria pria tentang wanita yang cantik sudah berubah yaaa??? Namun, sebenarnya aku juga tidak pernah berusaha untuk mendekati seorang pria sihhh... karena menurutku, tugas wanita adalah menunggu dan tugas pria adalah mencari serta memperjuangkan seorang wanita.
Pagi ini aku sudah bersiap-siap menuju kampus seperti biasa, aku selalu berangkat lebih awal karena aku yakin pasti akan terjebak macet yang sangat membosankan dan selalu merusak semangat pagiku. Saat aku sudah sampai dikampus, aku tanpa sengaja bertemu dengan seorang pria yang tiba-tiba menarik perhatian ku. Dia sangat keren dimataku dengan tinggi badan yang aku perkirakan 170 cm dan kulit sawo matang yang membuatnya terlihat semakin manly. Lelaki ini membuatku penasaran setengah mati, sehingga akku langsung mencari temanku yang bernama tia. Tia adalah biang gossip diangkatanku, dia tahu semua tentang berita yang sedang hits dikampus ini dan itu membuatku yakin bahwa dia pasti tau nama pria yang membuatku keppo itu.
Ternyata pria itu bernama Azzam Arsenio dan dia satu angkatan dengan ku, namun kita berada di kelas yang berbeda. Tia juga mengatakan bahwa Azzam mengikuti ekstra basket yang ada di kampusku. Kemana saja aku selama ini sampai tidak tahu bahwa ada pria seperti dia disekitarku??? Aku hanya merasa sedikit tertarik kepada Azzam, sehingga aku sudah cukup senang saat melihat dia dari jauh. Aku tidak pernah berpikiran untuk berkenalan atau mengobrol dengannya.
Suatu siang yang terik saat aku sedang berjalan terburu-buru dikoridor kampus, tanpa sengaja aku menabrak seseorang hingga aku jatuh terduduk. Ketika aku ingin bangkit dari dudukku tiba-tiba ada sebuah tangan yang terulur didepan ku. Tanpa melihat siapa itu, aku langsung meraih tangannya dan berdiri. Saat aku ingin mengucap terimakasih, aku terkejut bahwa ternyata Azzamlah yang aku tabrak dan menolongku. Aku sempat terdiam selama beberapa detik sangking terkejutnya, lalu dia berkata "hei, are you okkay??? Makanya, kalau jalan hati-hati. Btw, kenalkan aku Azzam." Aku hanya mampu tersenyum bodoh saat mendengar suaranya yang sangat merdu. Tapi aku tetap menjawab walaupun agak lama "hehehe, maaf ya... aku Keyta, salam kenal." Setelah aku mengatakan itu, dia langsung melepas genggaman tanganya. Kemudian Azzam pun berlalu begitu saja meninggalkan aku yang belum bergerak dari tempatku berdiri.
Setelah kejadian tabrakan itu, aku dan Azzam semakin sering tidak sengaja bertemu. Seperti saat ini, tanpa sengaja aku duduk bersebelahan di kantin kampus. Bukan kejadian aneh sebenarnya bila kita tanpa sengaja duduk didekat orang yang tidak kita kenal di kantin kampus ku, bila mengingat kantin yang sangat mungil. Ketika aku menyadari bahwa orang disebelahku adalah dia secara spontan aku memberikan senyuman termanisku untuknya. Dia pun membalas dengan sedikit tersenyum terhadapku. Setelah saling terdiam selama beberapa menit, dia tiba-tiba berbicara "Hai Key, masih ada kuliah?" dengan cepat aku menjawab bahwa aku ada kuliah sampai sore, karena menurutku ini adalah kesempatan yang baik untuk mencoba lebih akrab dengannya maka aku melanjutkan dengan obrolan-obrolan ringan dan membuat dia nyaman dengan aku. Aku sempat sedikit terkejut ketika dia tiba-tiba meminta nomor hp dan pin bbm ku karena dia suka mengobrol dengan ku.
Semenjak dari hari itu, kita menjadi lebih sering mengobrol melalui hp. Aku mulai banyak tahu tentangnya dan begitupula sebaliknya. Bahkan, beberapa kali dia mengantar ku pulang. Hari demi hari kita menjadi semakin dekat dan semakin dekat, hingga aku merasa nyaman didekatnya. Dia semakin sering hadir didalam pikiranku seiring dengan semakin dekatnya hubungan kita. Tiada hari aku lalui tanpa dia, entah bertemu langsung di kampus atau hanya via chat bbm. Aku mulai sadar bahwa aku menyukainya lebih dari seorang teman atau sahabat.
Entah keberanian darimana, tiba-tiba aku berpikir untuk bilang kedia bahwa aku menyukainya lebih dari sahabat. Pikiran itu muncul karena aku ingin mendapatkan sebuah kepastian, apakah dia memiliki rasa yang sama sepertiku atau dia hanya menganggapku sebagai sahabat terbaiknya saja. Akhirnya, aku memutuskan untuk mengirimi chat yang berisikan perasaan suka ku kepadanya. Aku melakukan ini bukan semata-mata ingin berpacaran dengannya, namun aku hanya ingin mendapatkan kepastian atas perasaannya kepada ku agar aku tidak terus berharap kepada Azzam bila ternyata dia tidak memiliki rasa yang sama.
Azzam merespon chat ku dengan cepat dan hasilnya adalah rasaku bertepuk sebelah tangan, dia mengatakan bahwa dia tidak bisa menjalin hubungan yang lebih karena dia tidak ingin menyakitiku bila nanti hubungan kita lebih dari sahabat. Aku tidak merasa sedih ketika Azzam berkata begitu, karena memang benar bahwa berpacaran bisa menyakitiku ketika aku dan dia nantinya putus tetapi bila kita bersahabat, bukankah tidak ada kata putus dalam persahabatan sehingga kita tidak akan saling menyakiti perasaan masing-masing.
Aku dan Azzam tetap berhubungan baik setelah kejadian itu walaupun tidak sedekat sebelumnya. Kita tetap bertegur sapa ketika bertemu tetapi tidak pernah lagi mengobrol yang sangat dekat seperti dulu. Seminggu setelah kejadian itu, aku tahu ternyata dia baru saja berpacaran dengan temanya yang sering aku lihat bersama dengannya. Melihat hal itu, aku hanya bisa pasrah dan diam saja tak berkata apapun. Walaupun, jujur hatiku merasa sakit tapi biarlah memang dia bukanlah tercipta untukku.
Semenjak kejadian itu, aku memutuskan bahwa aku tidak mau lagi berpikir tentang pria, cinta dan hubungan yang lebih dari pertemanan atau persahabatan. Aku mulai berpikir bahwa aku akan single sampai aku dihalalkan oleh pria yang benar-benar jodohku yang diciptakan oleh Tuhan hanya untukku. Aku akan focus hanya dengan perkuliahanku yang sebentar lagi akan mencapai akhirnya. Bukan masalah bila percintaan ku gagal, namun aku ingin memiliki akhir yang bahagia dengan pendidikan dan karir ku.

Kejujuran hatiWhere stories live. Discover now