AMOUR 1

3.7K 166 25
                                    


Cklek!

Kepala Se Young menyembul dari balik pintu yang baru saja dibukanya. Berdecak ketika melihat sang boss masih berkutat menggerakkan jari-jemari lentiknya diatas keyboard laptop diatas meja kebesarannya. Demi Tuhan, ini sudah malam. Se
Young bahkan sudah menyelesaikan pekerjaan lemburannya dan sudah bersiap akan pulang. Tapi boss nya? Workholic sekali.

Se Young pun akhirnya memilih masuk, suara higheels yang beradu dengan lantai tidak membuyarkan konsentrasi sang boss, ia bahkan tidak menengok dan tidak terusik sama sekali, membuat Se Young jengkel.
Wanita cantik bermarga Han itu mencecahkan bokongnya dikursi dihadapan meja kebesaran sang boss. Berdehem pelan demi mendapatan perhatian dari boss nya.

“kalau urusanmu tidak penting, lebih baik sekarang kau keluar Se Young-ah”

Se Young mencebik, tangannya bersilang didada begitu pula dengan kedua kakinya. “kau bahkan berbicara tanpa menatapku, Presdir Park Shin Hye”.

Ctak!

Shin Hye menghentikan kegiatannya, mengangkat kepalanyavmentap Se Young. “oke, jadi?”

“kau tidak pulang?”

Shin Hye menghela napas, ia tidak menjawab pertanyaan Se Young namun kedua matanya melirik tumpukkan dokumen yang masih harus ia periksa.

Se Young memutar mata jengah, mengerti apa yang dimaksud Shin Hye dengan lirikan matanya. “kau bisa menyelesaikannya dirumah”.

“well, aku ingin seperti itu. Tapi tidak dengan Ayahku. Dia benci hal-hal yang tidak selesai dengan tepat waktu”.

“tidak harus sampai membuat kedua matamu dipenuhi lingkaran hitam mengerikan seperti ini kan?”
Shin Hye terkekeh, kedua bahunya terangkat menandakan ia tidak peduli dengan lingkaran hitam disekitaran matanya yang sempat disindir oleh Se Young. “aku akan menutupinya dengan makeup”.

“dasar gila!”

“kau seperti baru mengenalku saja”

Se Young mengangguk-anggukkan kepalanya, memang benar, tingkat gila kerja sahabat sekaligus boss nya ini berada pada level mengkhawatirkan. Se Young merogoh saku blazernya, meraih selembar tiket dan menyodorkannya pada Shin Hye.

“apa ini?” Shin Hye mengambil tiket itu dan meilhatnya dengan dahi berkerut sebelum beralih menatap Se Young, meminta penjelasan lebih pada wanita itu.

“pergilah berlibur. Aku mendapatkan ini dari pamanku”.
Shin Hye tersenyum tipis, ia kembali menyodorkan tiket itu pada Se Young. “tidak-tidak, pamanmu memberikan ini agar kau yang pergi berlibur. Bukan aku”.

“tapi kau yang lebih membutuhkannya”
“tidak Han Se Young, kau tahu aku akan sangat sibuk untuk kedepannya”.

“maka dari itu, kau harus me-refresh otakmu sebelum
menghadapi kesibukan. Ayolah, aku tidak mau sahabatku menjadi gila karena terus-terusan bekerja. Kau tidak akan mati hanya karena pergi berlibur beberapa hari, Shin Hye".

Shin Hye bisa menangkap nada khawatir yang terselip
disetiap ucapan Se Young, memang benar, akhir-akhir ini jam kerjanya sangat padat sampai ia sempat mengalamai maag karena melalaikan jam makannya.

“kau harus berangkat atau kau tidak akan pernah melihat wajahku lagi”.

Shin Hye menghela napas, si cerewet Han Se Young ini benar-benar… “baiklah, aku akan berbicara pada Appa”

oOo

“kau jadi pergi ke perancis besok?”.

“hn, ada masalah dengan cabang hotel disana. Aku harus memeriksanya”.
Pemuda pirang itu hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. Sedetik kemudian kedua matanya memancarkan cahaya berbinar seperti seorang anak kecil yang baru saja di beri lolipop. Tangannya sudah bergelayut manja di lengan atas pemuda yang sedang bersamanya.
“Geun Suk Hyung?”

AMOURWhere stories live. Discover now