Victor X Yuri

4.2K 268 12
                                    

Victor Nikiforov sang legenda skater pemenang medali emas FGP 5 kali berturut-turut, memutuskan pensiun dari dunia Skater disaat karirnya begitu cemerlang tentu saja membuat semua orang terkejut. Terlebih dia pensiun dan malah menjadi pelatih skater asal Jepang bernama Yuri Katsuki. Entah apa yang Yuri lakukan sehingga Victor rela meninggalkan karirnya demi melatihnya.

Awalnya Yuri mendapatkan kritikan dan hujatan karena keberadaan Victor disisinya. Namun itu semua telah terbayar dengan apa yang kini ia dapat, ia berhasil menjadi salah satu dari 6 orang yang berhasil melaju ke FGP. Mau tidak mau mereka yang dulu menghinanya mulai mengakuinya.

Beberapa hari menjelang acara FGP, Yuri beserta pelatihnya Victor telah berada di Barcelona. Mereka menginap disebuah hotel yang telah disediakan dekat dengan tempat digelarnya pertandingan FGP.

Kamar hotel itu terdapat 2 ranjang berukuran kecil. Yuri tengah tertidur disalah satu ranjang tersebut. Sementara ranjang yang lainnya nampak rapi tanpa penghuni. Perlahan Yuri membuka kedua matanya, pandangannya terlihat kabur. Ia meraba-raba nakas disebelah tempat tidurnya untuk meraih kacamatanya.

Setelah memakai kaca matanya, penglihatan Yuri membaik. Ia bisa melihat situasi disekitarnya dengan jelas. Victor tidak ada di kamarnya.

'Kemana dia pergi?' Itulah hal pertama yang ada dipikirannya.

Menunggu Victor kembali dia iseng membuka akun sosial medianya. Dia terlalu lelah untuk pergi mencari Victor. Walaupun sudah tidur beberapa jam, tetap saja tidak cukup.

"Huh? Ternyata Victor berenang bersama Crisht." Ujar Yuri ketika melihat update dari akun Crisht. Entah kenapa dia jadi agak kesal. Kenapa Victor tidak membangunkannya kalo mau berenang? Malah mengajak si Crisht itu. Yuri terus menscrool ponselnya kebawah, dan mendapati akun Phichit telah memposting selfi dirinya. Seketika ia teringat akan janjinya, mereka berjanji akan bertemu ketika Yuri sampai di Spanyol. Namun sepertinya Yuri melupakan janjinya itu karena dia terlalu lelah ditambah terkena jetlag.

Yurio dan beberapa skater lain juga memposting foto mereka. Nampak sekali mereka menikmati waktu mereka di Spanyol ini. Seperti tidak mempunyai beban.

'Sekarang aku sudah tahu apa itu cinta, karenanya aku bertambah kuat. Akan aku buktikan dengan meraih medali emas di Final Grand Prix tahun ini'

Yuri teringat akan perkataannya saat interview sebelum Grand Prix. Selama ini dia berhasil berkat dukungan Victor. Jika sekarang dia gagal bagaimana? Dia akan mempermalukan Victor. Dia akan mengecewakan Victor. Mungkin Victor akan meninggalkannya. Dadanya terasa sesak saat memikirkan hal itu. Salahkah ia egois bila menginginkan Victor untuk dirinya sendiri, untuk selamanya berada disisinya?

Dia tidak ingin gagal. Tapi bagaimana?

"Victor tolong aku..."

Saat Yuri hendak mengeluarkan seluruh perasaannya, pintu kamarnya didobrak dari luar. Dua sosok pria didepan pintu berdiri dengan kedinginan.

"Hiiii... aku membeku. Yuri, hangatkan aku!" Ucap Victor ambigu.

"Yuri, bisa buatkan aku kopi panas?" Tambah Crisht.

Yuri hanya sweatdrop memandang mereka berdua. Victor hanya memakai celana dalam dan handuk, sedangkan Crisht hanya memakai bathrobe pendek. Lagian orang gila mana yang mau berenang disaat musim dingin?

Secara tiba-tiba mereka berdua melompat kearah Yuri dan memeluknya. Yuri terkejut merasakan dingin menyapa tubuhnya.

"Huwaaaa.... dingin! Dingin! Kalian... lepaskan aku!"

*******

latihan pra-pertandingan baru saja selesai. Para atlet telah melakukan persiapan mereka dengan sempurna. Meski Yuri belum menguasai putaran Lipat empat, Victor tetap memasukan lompatan itu dalam programnya. Ia hanya bisa mempercayai anak didiknya tersebut. Selama ini Yuri mampu memberinya kejutan, jadi ia yakin Yuri pasti bisa melakukan yang terbaik.

"Yuri, kau ingin apa setelah ini? Aku sarankan kau beristirahat saja sampai besok. Kau selalu saja kekurangan tidur saat kompetisi."

"Sekarang kau jangan seperti pelatih, ini pertama kalinya aku ke Barcelona. Aku ingin jalan-jalan. Aku ingin kencan!" Ucap Yuri dengan semangat.

Victor tertawa kecil lalu menyanggupi permintaan Yuri.

******

Disinilah mereka. Entah sudah berapa jam mereka habiskan, hari sudah gelap. Yuri terduduk dengan nafas yang hampir habis. Kakinya terasa pegal, belum lagi pinggang dan seluruh tubuhnya. Tapi Victor masih berdiri dengan gembira, masih berusaha mengajak Yuri keliling. Padahal kantong belanjaan mereka sudah menumpuk, sebagian besar milik Victor. Yuri sendiri lupa apa saja yang Victor beli saking banyaknya.

"Ne, ne ayo Yuri. Kita beli setelan formal untuk dirimu. Kita perlu setelan baru untuk Banquet." Victor dengan seenaknya menarik Yuri pergi.

Dengan buru-buru Yuri mengikuti langkah Victor. Dia segera mengambil semua barang belanjaannya, namun tanpa disadarinya satu paper bag tertinggal disana.

******

Karena kecerobohan Yuri atau ketidaksabaran Victor, mereka kehilangan salah satu barang mereka. Nampaknya itu sesuatu yang penting, atau mahal. Mereka telah berkeliling ketempat-tempat yang pernah mereka singgahi namun tetap tak bisa menemukannya. Suasana diantara mereka jadi canggung. Yuri tidak tahu barang apa itu, mungkin sesuatu yang berharga mahal? Yuri merasa sangat bersalah dan masih ingin terus mencarinya, namun Victor memaksanya kembali. Akhirnya mereka menyerah menemukan barang itu.

Mereka jalan dengan diam. Sesekali mereka mengobrol. Namun terdiam lagi.

Sebenarnya Victor ingin mengatakan sesuatu. Victor sama sekali tak marah. Namun tampaknya mata Yuri sedang fokus mencari sesuatu, Victor mengurungkan niatnya dan lebih memilih mengamati ekspresi Yuri yang sangat menarik baginya.

Ketika ekpresi Yuri terlihat senang sekali membuat Victor penasaran. Dia berlari kedepan sebuat toko.

"Victor, kita masuk ya? Aku ingin membeli sesuatu." Ucap Yuri ceria.

Victor menatap toko itu sekali lagi sebelun masuk kedalam. sebuah toko perhiasan.

Mata Yuri terlihat bersinar ketika dia sedang memilih sebuah cincin couple. Dia memilih sepasang cincin emas polos.

"Aku ingin yang ini. Aku akan mengangsurnya."

******

Lagu-lagu natal berkumandang pertanda natal mulai menjelang. Jalanan yang selalu ramai, kini semakin  ramai dengan orang-orang yang merayakan natal.
Bangunan-bangunan dihiasi dengan pernak-pernik natal.

Yuri dan Victor berada didepan sebuah gereja menikmati alunan lagu rohani yang dinyanyikan paduan suara gereja.

Yuri mengeluarkan sebuah kotak dari paper bag yang tadi ia beli.

"Terima kasih untuk segalanya. Maaf aku tidak bisa memikirkan hadiah yang lebih baik dari ini. Tapi aku akan berjuang untuk besok. Aku pasti akan melakukan yang terbaik."
Yuri memasangkan cincin itu dijari manis Victor. Wajah Yuri memerah dengan sempurna, melakukan hal seperti ini sungguh membuatnya malu. "Tolong ucapkan kata penyemangat untukku besok"

Victor tersenyum dengan manis. Ia meraih satu cincin yang tersisa dan memasangkannya pada jari manis Yuri.
"Tunjukan saja padaku Skating yang paling kau sukai besok. Aku selalu mempercayai keputusanmu, Yuri."

Setelah mendengar itu Yuri tersenyum senang.

Setelah itu mereka berdua pulang dengan dengan berangkulan.

"Aku tidak percaya kau benar-benar menikahiku setelah kau melamarku dibandara."

"Heeee?"

"Kau tahu, saat kita tadi memasangkan cincin tepat didepan gereja, jadi sekarang kita sudah resmi menikah."

Fin.

Anyeong haseyo...
Konbawa, mina-san. Huhuy deh selama nonton YOI aku overdosis+anemia... mereka itu yaaa, makin hari makin gila aja!
Sebenarnya dari animenya aja asupan udah terpenuhi, tapi tetep aja pengen buat ffnya lagi...
Makasih ya yg udah vote dan komen My Fatty Yuri, seneng deh banyak responnya.
Buat yg minta ff chapter gak tau ya bakal kelakonan gak, soalnya aku kalo nulis ff berchapter malah molor suka hilang idenya,
Oke deh sampai jumpa di ff selanjutnya *kalo ada *
#slap

Yuri On Ice FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang