New Life

20 0 0
                                    

Jalan Gustiwa adalah jalan yang menghubungkan kota Ponti dan kota Siwa. Panjang jalan ini mencapai ratusan kilometer, yang mengakibatkan jalan ini sangat sepi. Di sisi jalan ini tertanam pohon-pohonan hijau yang rimbun. Lalu dibawah pepohonan itu adalah seorang pemuda yang berjalan ke kota Ponti.

Dia adalah pemuda yang kurus, memapah ransel, dan memakai baju serta celana panjang yang polos. Pemuda itu tampak berumur 15 atau 16, dan kulitnya sedikit putih. Penampilannya tidak bisa dikatakan buruk, maupun bagus, tapi paling tidak di atas rata-rata.

"Capek sekali..." Dia menghela nafas. Namanya adalah Johan, seorang penjelajah dunia dari dunia lain. Beberapa hari yang lalu, dia bertarung melawan seekor naga, kalah dan mati terbunuh. Setelah dia mati, rohnya dipindahkan ke tubuh baru di bumi oleh sang Dewa.

"Aku sudah berjalan selama beberapa hari sampai kakiku sakit-sakitan, tapi kenapa aku masih belum sampai ke kota?" Dia mengeluh sambil berjalan, dengan wajah berkeringat.

"Meskipun sang Dewa sangat baik membuatku dapat menikmati hidup sekali lagi, tapi mengapa harus dihidupkan di sini, bukan tempat lain?" Dia tersenyum masam. Memandang ke arah kota Ponti yang masih tak terlihat, dia semakin lelah seiring dia berjalan. Kadang-kadang, hewan seperti rubah dan kelinci masuk ke jalan Gustiwa. Setelah menahan lelah dan sakit pada kakinya selama beberapa jam, Dia duduk dibawah sebuah pohon dan menurunkan ransel didekatnya.

Johan mengonsumsi makanan dan minuman yang berada di ranselnya, dan mengeluarkan sebuah gulungan kertas yang berisi peta. Peta ini hanya mencakup kota Ponti dan kota Siwa sekaligus jalan Gustiwa, tapi isinya sangatlah terperinci. Dia lalu memeriksa makanan yang tersisa dalam ransel dan menghitung.

"Jika Aku berjalan dengan kecepatan seperti ini, Aku akan tiba di kota Ponti keesokan harinya. Makanan dan minuman yang tersisa juga cukup untuk tiba di tujuan." Mata Johan dipenuhi harapan, sesaat kemudian Ia tertawa pahit. Makanan dan minuman yang tersisa memang cukup hingga Dia sampai tujuannya, tapi Dia juga memerlukan makanan setelah dia tiba di kota. Mungkin seseorang akan kasihan padanya, atau pemerintah. Atau Dia akan mati kelaparan, tidak ada yang tahu.

Jalanan kosong akan manusia, hanya binatang dan tumbuhan yang terlihat. Sepasang kelinci melompat sana sini, seekor rubah berjalan di tengah jalan raya, dan pepohonan pada kiri kanan jalanan yang tumbuh begitu lebat. Kurang lebih, begitulah pemandangan pada perjalanan Johan ke kota Ponti.

Dalam seketika, satu hari berlalu. Dalam beberapa jam, Johan akan tiba di kota Ponti. Awan di atas langit Gustiwa yang berwarna putih menutupi matahari. Pergerakan awan tersebut tampak tidak alami dan berubah menjadi gelap. Jika di lihat secara cermat, kamu bisa melihat bahwa awan itu membentuk wajah seseorang!

Awan di langit membentuk wajah seorang kakek tua dan di dahinya samar-samar terlihat sebuah cangkang kura-kura. Ukuran wajah itu... Sangatlah besar! Wajah itu mencakup sebagian jalan Gustiwa, tapi warga di kota Ponti dan kota Siwa sama sekali tidak dapat melihatnya! Bagi mereka, itu hanyalah awan yang tidak lama lagi akan hujan.

Apakah Johan bisa melihatnya, ini masihlah tidak jelas. Yang jelas, Guntur berbunyi keras dan kilatan petir menyambar. Air turun dari awan tersebut dan wajah kakek tua itu menjadi buram dan hilang. Johan segera berhenti dan berteduh di bawah sebuah pohon.

"Sialan. 1 tahun ada 365 hari, tapi hujannya pada saat saat krusial seperti ini!" Matanya merah karena merah, tapi akhirnya dia mengeluarkan nafas panjang.

Satu detik, satu menit, satu jam, satu hari segera berlalu. Meski begitu, hujan tak kunjung berhenti. Beruntung, air hujan diserap oleh pohon dan aliran air yang baik mencegah banjir.

Satu minggu kemudian, hujan akhirnya berhenti. Pada saat ini, persediaan makanan dan minuman Johan telah habis. Tubuhnya kedinginan dan kekurangan nutrisi. Meski dengan kondisinya yang begitu, dia bangkit dan melanjutkan perjalanannya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 01, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Kehidupan Sehari-hari Penjelajah DuniaWhere stories live. Discover now