PROLOG

14.4K 306 7
                                    

Alea hanya dapat bersandar pada dinginnya dinding lift ketika ia merasakan dorongan yang kuat dari seorang pria yang saat ini tengah mengunci badannya dengan lengannya yang terasa kokoh.

Dia tidak dapat melihat siapa pemilik lengan yang kokoh tersebut dikarenakan kondisi lift yang sedang mati total dan ia terjebak bersama seorang pria yang saat ini tengah memeluk badannya dengan erat. Alea hanya dapat merasakan hembusan nafas pria tersebut ditelinganya dan aroma maskulin yang terkuar dari wangi parfum yang dipakai pria tersebut.

Entah bagaimana ia bisa berada diposisinya sekarang ini. Ia hanya berjalan kembali dari tempat makan ke kantornya hanya untuk mengambil ponselnya yang tertinggal. Dia yakin ketika meninggalkan kantor untuk pulang dan makan malam dengan rekan kerjanya, ponselnya telah berada didalam tas yang dibawanya.

Dia beruntung ketika petugas keamanan membolehkannya masuk ke kantor untuk mengambil ponselnya. Dengan cepat Alea berjalan ke arah lift dan menekan tombol menuju lantai tempat ia meninggalkan ponselnya, namun setekah 4 lantai dilalui pintu lift tiba-tiba saja terbuka dan seorang pria masuk kedalam lift bersama Alea.

Alea sama sekali tidak memperhatikan wajah pria tersebut, pikirannya hanya terfokus pada ponselnya yang sekarang sedang berada beberapa lantai lagi diatasnya. Namun ia dapat merasakan wangi maskulin pria itu ketika memasuki lift tadi, pikirannya melayang membayangkan pria yang berada dibelakangnya bisa saja memiliki wajah yang tampan seperti film-film yang pernah ia tonton, namun pikirannya seketika buyar ketika merasakan lift yang ia naiki bergetar dan tiba-tiba saja berhenti disertai dengan lampu lift yang padam. Alea kemudian menekan tombol darurat didalam lift dan berusaha menghubungkan dirinya dengan petugas yang bertanggung jawab. Namun, hasil yang ia dapatkan adalah nihil.

Saat itulah hal yang tidak pernah Alea bayangkan terjadi. Tiba-tiba saja pria yang berada satu lift dengannya memeluk badannya erat dan Alea merasakan nafas pria itu berada ditelinganya. Entah bagaimana, tiba-tiba saja Alea tersadar dan mendapati bibirnya bertemu dengan bibir pria tersebut. Alea merasakan sensasi hangat ketika merasakan bibir pria itu dibibirnya. Wangi pria tersebut semakin kuat terasa di hidung Alea ketika ia mengencangkan pelukannya di badan Alea. Ketika bibir pria itu menjauh, Alea merasa hampa dan dengan sigap ia menarik wajah pria itu kembali ke bibirnya. Disela-sela ciuman tersebut, Alea dapat merasakan pria itu tertawa kecil dan lebih mengencangkan pelukannya kebadan Alea.

Tiba-tiba saja lampu lift kembali menyala dan kembali berjalan, namun lift kembali berhenti dan membuka pintunya. Alea merasakan pelukan dibadannya mengendur dan ketika ia membuka matanya, ia tidak dapat melihat dengan baik wajah pria yang telah menciumnya dikarenakan mata Alea yang masih beradaptasi dengan terangnya lampu didalam lift. Pria itu melangkah keluar dari lift dan Alea mendengar pria itu menyebut namanya.

"Good Night, Alea."

That Man and That WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang