Yang seharusnya di tanyakan I

78 3 2
                                    

Untukmu calon imamku,

Mas,maaf jika aku lancang bertanya ini kepadamu. Namun, aku harus menanyakan ini agar nanti tak ada perselisihan di antara kita.

Mas, jika kamu siap menikahiku apa kamu juga siap dengan segala konsekuensi di masa depan ? Terutama ini tentang orangtuaku. Sungguh aku tak meragukan kesetiaan dan tanggung jawab mu. Hanya saja aku takut, hal ini akan menjadi bebanmu di masa depan.

Mas sekali lagi maaf atas kelancanganku. Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi nanti, apakah orangtuaku tetap sehat sampai ajal menjemput atau kah mereka akan berbaring di tempat tidur dengan penyakit yang menggerogoti tubuh ringkih mereka. *Tetapi aku tetap berdoa mereka akan tetap sehat sampai ajal menjemput. Amin* Oleh karena itu aku bertanya, maukah kamu membantu ku menjaga dan merawat mereka mulai dari menyuapi, membersihkan hajad, dan menggendong mereka kemana mereka ingin pergi, juga bersabar menghadapi sikap mereka (pikun, kembali ke masa kanak-kanak) ?

Jika kamu berkata iya. Aku mohon jangan berdusta. Karena orangtuaku adalah nyawaku. Seperti halnya nanti jika orangtuamu menjadi orangtuaku. Aku akan berusaha semampu ku membahagiakan mereka. Karena mereka akan menjadi orangtuaku juga.

Mas jika nanti kita berada lebih di atas orangtua dan orangtua kita dalan keadaan lumpuh di rumah sendiri. Sementara aku dan dirimu bekerja apa yang akan kamu lakukan ? Menyewa perawat atau kah kamu memasukan mereka ke panti jompo agar hidupmu tenang ? Tolong jawab sejujurnya mas. Aku butuh kejujuranmu.

** karena jika aku boleh memilih biarkan aku keluar dari pekerjaanku. Lalu kita berpindah rumah. Kita tinggal bersama ayah/ibu. Tak apa kan  jika kita harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk bekerja ? Sungguh aku ikhlas meninggalkan pekerjaanku. Akan aku rawat mereka seperti mereka merawatku.

Mas, jika kamu bertanya siapa yang akan aku pilih nanti suatu saat kamu dan orangtuaku dalam keadaan sakit. Maka sekarang aku bertanya, siapa yang akan kamu tangisi dengan penuh penyesalan saat kematian itu datang, aku yang menjadi pasangan mu atau kah orangtua mu yang telah merawat mu dari dulu hingga sekarang ? Kamu bimbang ? Begitu pula denganku. Tolong jika ini (nanti) terjadi, jangan bertanya hal seperti ini kepadaku. Karena kamu dan orangtuaku mempunyai posisi yang sama berarti.

Mas, jika suatu saat orangtua ku tak ingin melepaskanku tinggal jauh dari mereka (di luar pulau). Apakah kamu akan tetap kukuh pada pendirianmu ? Aku tau seorang istri adalah milik suami. Tetapi mas, segunung emas dan semua harta ku tak akan mampu membayar jasa orangtuaku. Terutama ibu. Sudah berapa liter ASI yang aku minum, sdh berapa banyak kasih sayang mereka, sdh berapa banyak pengorbanan mereka, sdh berapa banyak luka yg mereka dpt dariku. Sampai hatikah kamu membawaku jauh dari mereka setelah apa yg mereka beri kepadaku dan beri kepadamu. Bukankah restu mereka yg mendekatkanmu padaku. Lalu bagaimana jika hal ini terjadi pd adik perempuanmu ? Relakah kamu melihat kesedihan di mata orangtuamu saat adikmu pergi jauh dari jangkauan mata mereka ? Memang mereka tak bicara bahwa mereka keberatan. Tapi aku tau mas. Karena hati mereka menyatu denganku. Jika pula hal ini terjadi pada kedua orangtua kita. Sungguh aku tak bisa berbicara. Tetapi aku yakin kamu memiliki keputusan yang bijak.

Seputar Pernikahan Donde viven las historias. Descúbrelo ahora