Her First Love

14.8K 519 17
                                    

Kaia berlari secepat yang Ia bisa menuju lift yang baru saja terbuka dan mengabaikan teriakan Pria dibelakangnya yang berusaha mengejar gadis itu.

Kaia bahkan tidak lagi menghiraukan keadan kakinya yang sudah pasti lecet-lecet akibat heels yang Ia pakai, yang terpenting untuk sekarang adalah lari dari hadapan Pria terbrengsek dibelakangnya. Terbrengsek adalah label yang khusus Kaia berikan untuknya.

Ini semua akibat kejadian tujuh tahun lalu saat umurnya masih delapan belas tahun, tentang kenangan buruk yang masih sangat setia bertengger dalam ingatan Kaia.

***
Tujuh tahun yang lalu..

"KAIA!" Kaia berusaha melepas cekalan tangan Gana dengan sekuat tenaga.

"Kaia please, dengerin gue ngomong dulu."

Kaia mengusap matanya dengan tangan satunya dengan kasar, sudah tidak perduli lagi dengan riasan yang ada di wajahnya. Hari ini harusnya menjadi hari bahagia Kaia dengan teman-teman SMA nya, hari ini Kaia rela menghabiskan waktunya berjam-jam di salon demi mendapat riasan sempurnya, hari ini Kaia bahkan memakai gaun termahal yang pernah Ia beli bersama Mamanya, harusnya hari ini menjadi hari yang sempurna untuk Kaia. Datang ke promnight dengan pacar yang sudah Ia sukai dari kelas satu dan teman-teman perempuannya yang sudah tiga tahun ini menghabiskan waktu bersamanya. Namun apa jadinya jika Ia malah mendengar percakapan pacarnya dengan salah satu teman perempuannya kalau mereka sebenarnya saling menyukai? Benar-benar langsung menghancurkan hari sempurna Kaia bukan hanya harinya sebenarnya, namun juga hatinya.

"Kaia.. jangan begini, kamu harus denger dulu penjelasan aku."

"Lepasin tangan gue! Harus nya dari awal gue tau lo nggak pernah suka sama gue!" Ucap Kaia dengan sisa-sisa tangisannya.

"Nggak gitu, aku suka sama kamu Kaia, kalau nggak suka kenapa aku tembak waktu itu."

"Jangan ngomong pake aku-kamu! Muak gue." Gana tertegun, menurutnya Kaia sudah salah sangka terlalu jauh. Tapi menurut Kaia apa yang dilihat dan didengarlah yang paling benar, dirinya tidak akan percaya pada penjelasan Gana, apapun itu.

"Lo cowok terbrengsek yang pernah gue kenal Gana, gue bodoh banget pernah ngira kalau lo bener-bener suka sama gue."

Gana terkejut, Kaia yang Ia kenal tidak akan pernah mengucapkan kata-kata kasar dari mulutnya. Brengsek, bukan Kaia sekali.

Kaia berhasil melepas cekalan tangan Gana, lalu sebelum berbalik meninggalkan Gana, gadis itu sekali lagi melihat kearah Gana dengan mata sembabnya.

Dan hari itu hari terakhir Kaia melihat wajah Gana.

***

"So.. gue denger lo kabur tadi malem?" Gia meletakkan secangkir cappuccino dihadapan Kaia.

Kaia menaikkan salah satu alisnya dan mendengus, "lo bohongin gue!"

"Kaia cantik, gue juga nggak tau kalo si Ga..."

"Jangan sebut namanya!"

"Oke, si mantan lo ini bakal dateng ke reuni SMA kita."

Kaia menyesap minumannya dengan cepat, "lo kan panitia reuni tahun ini Gia! Harusnya lo tau dong daftar tamu yang bakal dateng."

"Demi Tuhan, Kaia gue beneran nggak tau kalau mantan lo itu bakal dateng. Rey tuh udah menghubungi dia buat konfirmasi dia bakal dateng atau nggak, dan jawabannya enggak!" Kaia memutar bola matanya, masih kesal dengan kejadian malam itu.

"Terus kenapa dia bisa ada disitu!" Ucap Kaia sewot.

"Si Alin bilang dia tiba-tiba dateng gitu aja terus bawa undangan reuni kita.. jadi yaudah gitu deh, masa mau diusir?"

ONESHOTWhere stories live. Discover now