Distraction 01

20.9K 1K 84
                                    

Lord Daniel berderap memasuki townhouse-nya yang mendadak terasa lebih ramai dari sebelumnya. Beberapa pelayan menunduk hormat kepadanya ketika melihat dirinya dengan kening mengernyit melihat buntalan demi buntalan yang para pelayan itu bawa. Ia lalu semakin mempercepat langkahnya, berusaha menemukan seseorang yang bertanggung jawab atas segala kegaduhan yang sedang terjadi.

Kemudian dirinya sampai di ruangan kerjanya yang semula ia tinggalkan dalam keadaan sangat rapi, kini berubah seolah Napoleon baru saja menyerang ke kediamannya. Dirinya merasa terkesima, melihat helai demi helaian kertas yang bertaburan, bantalan-bantalan sofa yang sobek dan menyebabkan bulu-bulu angsa yang berterbangan, dan...

Daniel berteriak. Melihat buku-bukunya --harta berharganya-- tercecer tidak berdaya di seluruh sudut ruangan.

Mendengar suara teriakkan Daniel, beberapa kepala dengan rambut merah menyembul keluar dari ruangan sebelah. Ruangan kerja yang lebih kecil yang memang masih berada di ruangan kerjanya yang ia gunakan untuk pertemuan super rahasia. Itu membuat Daniel merasakan dua hal secara bersamaan. Ngeri bahwa ruangan itu pun sama kacaunya dengan ruangan utama, dan senang ketika melihat wajah ibunya, Wilona Wood, Duchess of Wales, kakaknya Arabela yang sekarang memiliki gelar Viscountess of Dellingham, bersama kedua putrinya yang bernama Daisy dan Jasmine.

"Apa yang sudah kalian lakukan di ruangan kerjaku, Woman!"

Arabela yang tanggap langsung maju. Berjalan dengan tawa berderai yang selalu Daniel anggap sangat menyebalkan.

"Yang benar adalah, selamat datang Mamaku yang mempesona, kakakku yang cantik dan kedua keponakanku yang tidak kalah cantiknya," gurau Arabela seraya memeluk Daniel yang tidak menolaknya. "Kau terlihat kurus," gumam Arabela tidak setuju.

Tubuh ibunya yang kemudian gantian memeluknya terasa sangat hangat. Aroma menyenangkan yang menguar darinya membuat segala rasa lelah dan kemarahan Daniel menguap dengan cepat.

"Benar apa yang dikatakan oleh Bela, kau menjadi lebih kurus," ujar sang duchess dengan tidak setuju. Kedua tangan sang lady yang masih ramping merangkum wajah Daniel. Dan siapa pun orang yang mengatakan bahwa seharusnya seorang pria dewasa malu atas perhatian dari ibunya, adalah seseorang yang tidak pernah merasakan kasih sayang sedemikian dalamnya. Bahkan ketika para bangsawan merasa malu ketika disebut sebagai anak ibunya yang manja, Daniel tidak sekali pun mempedulikannya. Daniel menikmati segala bentuk perhatian dari ibunya. Ia bahkan sangat menikmatinya.

"Kapan Mama datang?"

"Kemarin. Dan Mama marah karena kau tidak ada di dalam townhouse-mu. Ke mana kau pergi dan menghabiskan waktumu? Bahkan kakakmu mengatakan bahwa kau sangat jarang menghadiri pesta dansa yang sedang berlangsung."

"Aku sibuk, Mama. House of Lords benar-benar sedang sibuk dan lagi, Papa telah angkat tangan dan menyerahkan segalanya kepadaku."

"Ya ya ya, kau bekerja seolah kau memiliki tanggung jawab dua orang padahal kau seharusnya bisa sedikit bersantai," cibir Arabela sambil berbalik dan meminta Daisy yang berusia dua belas tahun untuk mengambil sebuah buku musik setelah memberikan salam untuk sang paman.

"Itu lah kenyatannya. Sejak aku dibolehkan masuk ke dalam House of Lords, papa memang berubah menjadi tidak bertanggung jawab."

Ibunya menggeleng. Mengelus lengan Daniel dengan lembut. Dirinya memang mengerti apa yang dimaksudkan oleh Daniel karena sejak putra bungsunya berusia dua puluh satu tahun dan masuk dalam jajaran House of Lords, Jeremi memang menyerahkan segala sesuatunya kepada putra bungsunya. Memilih berdiam di estat Wales, semata-mata untuk mengikuti sang istri ke mana pun istrinya melangkah. Ya Tuhan!

"Kalau begitu, kau bisa bersyukur karena selama season ini, Papa bersedia menggantikanmu."

"Tidak!" teriak Daniel ngeri.

DISTRACTION [END]Where stories live. Discover now