01 - Ajarkan aku bahagia!

22 4 0
                                    

Pukul 21:54 pm.
Kamis, 13 Februari 2020.
Rumah Sakit Far-Fall.
Bangsal VIP-23

Dirga's POV

Tok Tok Tok!

Ketukan itu terdengar lagi. Apa yang harus kulakukan?

Baiklah. Aku telah memutuskan.

Aku berusaha turun dari ranjang rumah sakit dengan susah payah. Kemudian aku mendorong cairan infus yang jarumnya masih tertancap di punggung tanganku.

Tidak mungkin kan aku harus mencabutnya seperti yang ada di TV. Itu menyakitkan kau tau. Walaupun aku belum pernah merasakan saat jarum infusku dicabut dengan paksa, aku dapat membayangkan rasanya.

Tok Tok Tok!

Oh ayolah, orang yang berada diluar pintu itu sangat menyebalkan. Aku sedang sakit, tetapi dia memaksaku untuk berdiri dan menyambutnya begitu?

Aku berjalan kearah pintu dengan langkah kaki terseret. Kau tau rasanya kakimu patah? Sakit bukan? Berbeda dengan kakiku yang mati rasa, yang bahkan tidak terasa sakit lagi. Ya, kaki kiriku lumpuh, sarafku pecah saat kecelakaan itu terjadi.

Kecelakaan yang kuharapkan.

Satu bulan yang lalu. Sebuah mobil sport merah menabrakku dikala hujan deras. Kejadian itu dekat dengan halte bus yang sedang kudatangi dengan berjalan menyebrang, tentu saja saat lampu untuk pejalan kaki menjadi hijau, aku taat hukum oke. Oleh karena itu, banyak orang yang mengerumuniku. Sebelum aku menutup mataku aku mulai berpikir.

BK 1221 IS.

Hey, aku kenal dengan plat mobil itu.
Entah mobil siapa itu, atau siapapun yang mengendarainya. Aku berterima kasih padamu—

Dan kemudian aku pingsan dan berakhir dirawat di rumah sakit ini tanpa ada satu pun dari keluargaku yang menjenguk. Aku menyesal, dan sedikit kesal pada orang yang menelepon ambulans. Hey aku tak ingin diselamatkan!

Aku mulai terbiasa dengan rumah sakit ini, bagaikan rumahku sendiri. Tak ada kerabat, tak ada keluarga yang datang menjenguk. Dan hari ini membuatku tak nyaman, karena 'ada seseorang yang mengunjungiku'.

Umurku tahun ini—ralat hari ini—14 tahun. Aku sudah bekerja, bukan part timer oke. Aku menjadi artis cilik sejak aku menginjak umur 10 tahun, tak ada yang tau aku seorang artis kecuali para penggemarku. Dan hebatnya keluarga ataupun kerabatku tidak tahu sama sekali akan 4 tahun perjalanan karirku ini. Mereka sungguh peduli bukan?

Aku mempunyai seorang penggemar fanatik ditempat sekolahku berada. Kejadian ini terjadi saat aku berada di sekolah dasar, saat aku berumur 10 tahun. Dan dia satu angkatan denganku, untungnya tidak satu kelas.

Dia sangat mengerikan oke, matanya selalu berbinar ketika dia memandangku. Dia bisa menjadi Paparazzi, Stalker, Butler, dan Fanatic-Fans kapan saja dan dimanapun. Profesi itu bisa berganti sewaktu-waktu.

Dia satu-satunya yang tau aku adalah seorang Vizan—nama panggungku—dia mencurigaiku setelah aku izin mengambil cuti seminggu karena sibuk dengan debut keduaku di dunia hiburan.

Aku yakin tidak ada yang akan mengenaliku dengan rambut hitam ini karena saat aku menjadi Vizan aku mewarnai rambut menjadi pirang. Dan selesai menjadi Vizan, aku mewarnai kembali menjadi rambut hitam serta memakai kacamata bening, menyembunyikan mataku yang indah. Tenanglah, rambutku tidak akan rusak walaupun sering diwarnai.

Hal pertama yang dia lakukan untuk membongkar identitas ku adalah mengurungku dan mengikatku dikursi yang sedang ku duduki digudang selama jam pelajaran 1 dan 2 sebelum istirahat, hey itu 4 jam! Dan sangat lama menunggunya, jadinya aku ketiduran. Walaupun dia mengurungku, aku bisa berpikir bahwa dia adalah gadis yang hebat. Ya, dia hebat bisa memikirkan hal selicik ini pada umur 10 tahun.

VIZAN : Live In His LifeWhere stories live. Discover now