01 | Pertolongan

2.3K 416 472
                                    

"Melihatmu pertama kali, membuat ku yakin, jika kaulah wanita yang harus aku bahagiakan."

🍁

Cowok itu sedari tadi melihat gadis yang baru saja memasuki kantin. Gadis itu sedang berbicara pada teman-temannya. Dilihatnya gadis itu tertawa lepas, mendengar guyonan salah satu temannya. Cowok itu tidak berkedip sekali pun, padahal cowok di depannya memanggilnya beberapa kali.

"Alfi!!" Serunya.

Alfi berkedip beberapa kali. "Apa sih?!" tanyanya jengkel.

"Lo ngapain, sih?" tanya Gevan, teman cowok itu, Alfi.

"Yang lo lihat sekarang?" tanyanya balik. "Ya lagi makan lah. Lo kira lagi apa?"

"Maksud gue, lo ngelamun?" tanya Gevan kembali.

Alfi tidak menjawab, dia malah memakan bakso kembali dihadapannya.

Di kantin ini, ramai sekali yang datang, karena sekarang jam istirahat. Di sekolah ini ada dua kantin. Kantin pertama koperasi, yang dikunjungi oleh guru-guru serta murid yang ingin membeli perlengkapan sekolah. Kantin kedua ini-yang hampiri semua murid untuk mengisi perutnya dan menghindari jam pelajaran- izin ke toilet untuk buang air kecil dan tidak kembali sampai bel istirahat.

"Fi, lo liatin siapa sih?" tanya Gevan.

Alfi tidak berniat menjawab pertanyaan Alfi, kalau dirinya menjawab lagi liatin cewek cantik, pasti dia menjawab, cie cie.

Gevan mengikuti arah mata Alfi. "Liatinnya biasa saja, gak bakal diambil orang, kok."

"Bodo," sahut Alfi.

"Jangan dilihatin mulu, deketin sana!" suruhnya.

Alfi menoleh. "Menurut lo, gampang deketin cewek?"

"Elah, kasih bunga sama coklat jadi. Nanti dia meleleh," ujarnya.

"Kalau terbanding terbalik apa yang lo pikirkan, bagaimana?" tantang Alfi.

"Kasih kata-kata romantis juga bisa. Lo gak perlu semua itu juga bisa, karena cewek banyak banget ngantri dibelakang lo, tinggal lo pilih yang sreg," ujar Gevan.

"Bukan cowok kalau gak ngejar dia duluan. Gue lebih suka ngejar, daripada dikejar, walau hasilnya tidak dengan diharapkan," jawab Alfi menjelaskan.

"Hm, terserah lo."

🍁🍁🍁

Gadis itu berjalan keluar kelas-karena sudah memasuki waktu pulang sekolah. Saat hendak melangkah menuruni tangga, ada seorang gadis seusianya memanggil namanya.

"Anggi!" panggilnya sedikit berteriak.

Gadis itu, Anggi, menoleh. "Ada apa, Bel?" tanyanya melihat Bella, sahabatnya sejak SMP, tengah berlari dan berteriak memanggilnya.

"Jangan lupa datang ke kafe." Bella mengingatkan Anggi kembali."Awas saja lo, sampai gak datang."

"Iya, Bella. Lo sudah ngomong kayak begitu berapa kali sama gue," ujar Anggi sambil mengitung berapa kali Bella membicarakan hal itu.

"Hehe. Pokoknya lo harus datang, oke?" Bella tersenyum.

"Gak janji sih."

"Jangan anggap gue sahabat kalau gak datang!" ucapnya berlalu pergi menuruni tangga dengan riang. Dia memang seperti itu, gadis periang, senyum hangat, ramah dan tidak tahu malu. Seperti anak kecil, kan? Tapi nanti dia menjawab, gak pa-pa kayak anak kecil, lucu, imut dan gak punya masalah seperti yang kita jalani.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 10, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AmorWhere stories live. Discover now