Story

691 106 19
                                    


Hinata terus menunggu. Menunggu dan menunggu. Entah sampai kapan dia akan menunggu. Menunggu kepastian yang semu sebab yang ditunggu belum tentu datang.

..................

Angin berhembus di sore yang cerah ini, memainkan rambut indigo sang Hime yang kini tengah menunggu seseorang di bangku taman. Dia sudah menunggu "orang itu" sejak 5 tahun lalu. Ia percaya temannya itu akan datang menemuinya.

"Oi.. Hime sedang apa kau di sini? Tanya seorang pemuda bermuka tan dengan rambut secerah matahari.

Orang yang dipanggil pemuda yang diketahui bernama Naruto itu hanya tersenyum mendengar pertanyaan sang sahabat. Netranya melihat sekilas sahabatnya kemudian menatap lurus ke depan. "Aku menunggu dia Naruto" ucap sang Hime yang seperti gumaman saja.

"Haha. Ternyata kau masih mengharapkannya ya?". "Hei.. bukan hanya kau yang rindu dengannya. Aku juga merindukannya tak terasa 5 tahun telah berlalu."

10 tahun yang lalu

Disebuah panti yang bernama Himawari, tepatnya ruang ibu panti terjadilah sesuatu yang cukup menegangkan. "Ayo sayang maaf kan kami yang menitipkanmu di sini" ujar seorang ibu yang membujuk putranya.

Tak ada jawaban dari sang putra. Bocah kecil sekitar 10 tahun itu hanya diam tanpa minat menjawab ajakan sang ibu.

Melihat hal itu ibu panti—Tsunade merasa dia perlu bicara empat mata dengan sang ibu dari salah satu anak asuhnya. "Nyonya bisakah kita bicara empat mata?"

Ibu sang anak hanya bisa menarik nafas pasrah. "Baiklah".

"Nak silahkan keluar. Kau bisa bermain dengan teman-temanmu" ucap Tsunade pada bocah yang ada di depannya.

Tanpa menjawab sang ibu panti bocah laki-laki itu hanya membungkuk undur diri. Sesampainya di luar bocah laki-laki itu hanya bisa menahan tangisannya. "Hei kau kenapa Sasu?" tanya bocah perempuan yang tak sengaja lewat.

"Hn". Bocah yang dipanggil Sasu hanya melenggos meninggalkan sang sahabat berambut indigo.

"Ceritalah jika kau ingin bercerita Teme?" tanya bocah lelaki bernama Naruto. Yang diajak bicara hanya diam. "Khe,,. Jika kau hanya diam aku tak bisa memeberimu solusi Teme" ucap Naruto pasrah. Dia benar-benar bingung pada sahabatnya kini yang tengah murung.

"Ibu kesini." Dua kata yang menjadi kunci masalah sang rambut raven. "Dia memintaku untuk kembali."

Nah berkat kalimat itu Naruto dapat menyimpulkan bahwa sahabanya kini tengah dilema. Di satu sisi dia senang sang ibu menjemputnya di sisi lain dia sedih harus meninggalkan sahabat-sahabatnya. "Heh.. seharusnya kau senang. Kau dapat berjumpa dengan keluargamu lagi. Tidak seperti kami yang tak tau dimana sanak saudara kami."

"Tapi aku tak ingin pisah dengan kalian Naruto."

"Terkadang perpisahan adalah awal dimana kita akan berjumpa lagi."

Yah selama 3 tahun ini Sasuke hidup di panti asuhan Himawari yang terletak di desa Konoha. Mengenai kenapa ia bisa disini? Panjang ceritanya.

"Aku tau kau tak ingin berpisah dengan Hime kan?" tanya sang sahabat menggoda.

Sasuke berusaha menjawab dengan senormalnya. "BuBukan". Tiba-tiba Sasuke mendadak gugup.

"Oi... teme jangan berbohong padaku. Kau memang menyukai Hime kan?" Naruto tak mau kalah untuk menggoda sang sahabat.

BelieveWhere stories live. Discover now