The Camp

687 103 8
                                    



Mereka meninggalkan kota dan melaju ke utara menyusuri jalan tepi gunung. Di penghujung siang, terik cahaya musim panas seakan terlihat seperti api menggelora. Taeyong terdiam, takjub karena keindahannya. Ia tak terbiasa dikelilingi keindahan yang luar biasa, dan hatinya sangat tersentuh.

Disinilah aku. Akhirnya setelah melalui seleksi ketat menjadi pengurus OSIS, pikirnya. Disinilah aku.

"Hutan ini sangat lebat," komentar Taeyong yang duduk di jok sebelah Yuta, yang sedang tertidur di kursi sebelahnya, "Bagaimana jika banyak hewan hutan turun ke camp kita?" Taeyong bergumam.

Kekhawatiran Taeyong terlihat ketika mereka mendekati Camp Victor. Ini tujuan akhir mereka. Perkemahan tempat siswa-siswa melewatkan libur musim panas untuk 'mengakrabkan diri' sebelum mereka terpilih untuk menjadi pengurus OSIS di tahun ajaran ini. Camp tersebut di kelilingi oleh hutan lebat, untuk mencapai tempatnya, mereka harus melewati jalan kecil, hanya muat untuk satu bus.

Dengan penuh semangat, Taeyong menujuk penanda-penanda penting yang mereka lewati; pegunungan, susanan bebatuan, tempat-tempat melihat pemandangan, air terjun dengan jembatan yang menggantung di atasnya.

Mereka semakin jauh memasuki hutan. Dedaunan begitu lebat sehingga untuk pertama kalinya Taeyong kembali merasa terkagum. Resor mulai terlihat, penginapan dan bangunan-bangunan yang terpisah berada di belantara indah di pinggir danau.

Kerikil berderak di bawah roda bus saat mereka menyusuri jalan masuk melingkar menuju area camp. Satu bendera berkibar di tengah-tengah area itu. Bendera SMA mereka.

Yuta terbangun karena goncangan keras bus yang melintasi jalan berkerikil.

"Bendera SMA Yongsan!" pekik Yuta, sembari menyenggol pelan lengan Taeyong. "Aku baru melihatnya pertama kali," pada bendera itu tergambar lambang SMA Yongsan dengan kain putih berkibar dengan kokoh. Ya, Yuta tidak mengikuti penerimaan siswa ajaran baru karena kompetisi memanah yang ia ikuti.

Perintah oleh pengurus OSIS senior bernama Park Chanyeol untuk turun pun terdengar. Satu persatu, mereka turun membawa tas punggung masing-masing.

Taeyong berhenti di pinggir area camp itu. Seorang lelaki yang diketahuinya sebagai ketua OSIS berdiri dengan tegap menunggu rombongan itu berkumpul di hadapannya.

Setelah beberapa menit mereka berbaris sesuai tim yang sudah dibagi saat pembagian tim di sekolah, ketua OSIS berpakaian kaos putih dan celana panjang di hadapan mereka, "Selamat datang di Camp Victor," katanya sambil mengistirahatkan tangannya. "Namaku Junmyeon. Mulai hari ini hingga tiga hari kedepan, kalian berada dibawah pengawasanku. Mengerti?"

"Mengerti, sunbae!" jawab siswa-siswi itu serempak.

"Baiklah kalau begitu," Suho menggerakkan tangannya, kemudian seorang pengurus berbadan lebih tinggi darinya membacakan peraturan-peraturan yang akan mereka patuhi selama berada di Camp Victor.

.

.

.

Pemuda bernama Jaehyun mengawal bersama tas-tas murid lain ke camp. Duduk di samping kemudi kereta golf berbahan bakar gas bersama seorang pemandu yang berasal dari petugas di camp yang tengah menyetir kereta itu. Rupanya, lelaki pengurus untuk acara tahunan yang diadakan oleh OSIS di SMA nya itu menikmati naik kereta tersebut. Namun, ketika kereta golf itu melewati camp, Taeyong berdecak sengit. Rombongan Taeyong melewati berbagai area camp, sebelum ia dan kelompoknya sampai di tanah datar yang dipersiapkan untuk timnya mendirikan tenda. Taeyong tampak bersemangat, menunjuk pemandangan-pemandangan yang asing baginya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 19, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The CampWhere stories live. Discover now