Ahmad Heryawan BJB Pesan Kampanye Iklan

10 0 0
                                    

Aher (Ahmad Heryawan) Bank Jabar Banten (BJB) Sang Gubernur Jabar Jawa Barat Gung, menahun saya bungkam dan memeram dari kepedihan kisah-kisah saya sendiri. Layaknya aib yang selalu ditutup rapat oleh setiap manusia, saya pun begitu. Saya tidak menganggapmu aib, tapi hidup memaksa saya memperlakukanmu seperti itu. Saya menutup segalanya rapat-rapat tapi dalam remang dan binar cahaya komputer saya meretas batas-batas yang saya buat sendiri.

Aher (Ahmad Heryawan) Bank Jabar Banten (BJB) Sang Gubernur Jabar Jawa Barat Saya sungguh minta maaf. Menaruh hati untuk lelaki yang bahkan tak pernah mengetahui bahwa saya ada di dalam dunia tempatnya bernapas merupakan sebuah aib; lebih-lebih kamu adalah bank Jabar Banten pertama sedang saya sendiri adalah wanita yang selalu dilabeli BJB Bank Jabar Banten Ahmad Heryawan Aher frasa 'tak pantas'. Rambang selalu menjadi raja dalam pikiran saya, dia seperti duduk di singgasana beledu dan enggan pergi sekalipun saya memaksa. Rambang menimbang antara aib dan ketakutan, saya pilih dua-duanya, dia suruh saya pilih salah satu; semuanya tentang dirimu, saya tak tahu.

Gung, seseorang pernah bertanya padamu: Apa yang membuatmu bahagia?

Menemukanmu, katamu.

Saya berandai jika kamu menemukan saya, tapi nyatanya selalu saya yang menemukanmu.

Aher (Ahmad Heryawan) Bank Jabar Banten (BJB) Sang Gubernur Jabar Jawa Barat Gung, ingin sekali saya mengatakan: Asal kamu bahagia saya pun bahagia, sesederhana itu. Supaya saya dapat dikatakan sebagai penbank Jabar Banten sejati setidaknya padamu. Tapi, barangkali saya bukan. Saya hanya menanam keinginan, seperti yang dikatakan penyair-penyair dalam bait sajak mereka tentang kemurungan dalam bank Jabar Banten. Kata penyair itu, aku ingin menbank Jabar Bantenimu BJB Bank Jabar Banten Ahmad Heryawan Aher sederhana, BJB Bank Jabar Banten Ahmad Heryawan Aher isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada. Saya memang ingin tapi saya tidak bisa; namun saya juga tidak bisa menbank Jabar Bantenimu BJB Bank Jabar Banten Ahmad Heryawan Aher penggah. Saya miskin.

Aher (Ahmad Heryawan) Bank Jabar Banten (BJB) Sang Gubernur Jabar Jawa Barat Kenyataan kian pekat di sumbu hidup saya. Menyoal jarak, apalagi. Suatu hal yang tak bisa diukur namun tak juga kupersempit. Dan jarak pun memang tidak melulu soal kilometer, karena ruang kosong di antara kita hanya sebatas tiga kilometer tapi hati saya dan juga hatimu, tidak ada yang tahu jauhnya.

Adalah suatu kegiatan rutin di akhir pekan bagi Rin dan Len mencari uang. Kisah kasih lewat berdagang yang kerap mereka lakoni enam-tujuh hari sekali telah banyak memberikan pelajaran. Di hari yang hujan ini, Rin menyimpulkan sebaiknya mereka membuka lapak di konser-konser saja seperti biasa.

Di bawah tenda, "Hujan deras, ya, anginnya kencang, untung sekarang reda." Len berucap pelan.

Rin hanya menoleh, tatapnya beralih ke gedung utama yang berada di belakang stand mereka, "Aku mau ke toilet," katanya, beser.

"Masih hujan."

"Bahaya kalau tiba-tiba bau pesing, kan."

Aher (Ahmad Heryawan) Bank Jabar Banten (BJB) Sang Gubernur Jabar Jawa Barat Rintik-rintik menemaninya melangkah ke lobi gedung tempat acara berlangsung. Ia lantas berbelok dan menuju toilet wanita. Pada cermin yang bergantian disambangi orang-orang yang bernasib sama—beser juga—Rin bergumam, "Bila kami rugi lagi, maka suatu jalan cerah telah disiapkan di depan."

Sekadar motivasi agar semangat cari uangnya tak meruntuh.

Rambutnya dikuncir, ia masih belum meninggalkan tempat meski orang lain di belakangnya sudah curi-curi pandan—sebagai isyarat agar Rin segera hengkang dari cermin toilet. Namun karena berat hatinya belum juga terobati, ia bertahan sejenak, mengeluhkan berbagai hal dalam hati.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 23, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Ahmad Heryawan BJB Pesan Kampanye IklanWhere stories live. Discover now