Prolog

5.5K 119 7
                                    

Alun-alun kerajaan Beterville tengah ramai didatangi ribuan orang yang berasal dari berbagai macam kalangan. Para bangsawan kelas atas bahkan rakyat jelata berbondong-bondong datang untuk melihat eksekusi mati putri seorang Marquess.

Sebuah Guillotine berdiri tegak di atas altar. Seorang gadis dengan gaun berwarna putih lusuh muncul dengan dipegangi beberapa pengawal. Rambut merlotnya beterbangan menutupi sebagian wajah yang terlihat memiliki lebam biru. Matanya menyorot awas ke setiap orang.

Setelah sampai di tempat eksekusi dirinya melirik ke arah anggota keluarganya yang sedang duduk. Senyum tipis menenangkan ia munculkan untuk ayah, ibu dan kakaknya yang tengah menangis.

"Lepaskan anak saya yang mulia. Hamba mohon, ampuni Florence." Ujar Marchioness De Scarlet masih sambil terisak.

"Ibu, Ja-ngan"

"Benar, yang mulia. Keluarga De Scarlet sudah mengabdikan diri pada kerajaan Beterville sejak raja pertama. Bisakah yang mulia berbelas kasih untuk memaafkan kesalahan putri hamba. Saya meminta kemurahan hati anda yang mulia."

Florence menggeleng. Ia tidak ingin kedua orang tuanya memohon ampunan pada keluarga kerajaan. Dadanya terasa sesak ketika melihat sang Marquess berlutut.

"Tidak bisa. Lady Scarlet terbukti bersalah atas percobaan pembunuhan terhadap Lady Livith Fuscia. Maka dari itu ia dijatuhi hukuman mati."

"Tapi yang mulia, Lady Fuscia bahkan sangat sehat dan tidak celaka sedikitpun. Tidak ada bukti kuat jika adik saya mencoba membunuh Lady Fuscia. Hanya karena Florence di tempat kejadian, bukan berarti adik saya mencoba mencelakai Lady Fuscia."

Putra Mahkota mendengus, "Tetapi Lady Fuscia sudah memberikan kesaksiannya, bukan begitu Livith?"

Livith yang tengah dipanggil hanya mengangguk gugup.

"Itu tidak benar Charles, bukan aku yang melakukannya, bukan aku." Teriak gadis berambut merlot itu. Matanya berkilat marah melihat Lady Fuscia membenarkan tuduhan tersebut. Pantas saja selama seminggu ini ia tidak segera dibebaskan, ia bersabar karena ia pikir setelah Livith sadar, ia akan memberikan pengakuan yang menyelamatkannya, bukan malah seperti ini.

"LANCANG! Kesatria seret gadis itu ke Guillotine."

"TIDAK! AKU TIDAK BERSALAH!! LIVITH, BAGAIMANA BISA KAU BERBOHONG LIVITH! KU PIKIR KAU AKAN MENGATAKAN YAG SEBENARNYA, LIVITH!"

"Jatuhkan segera pisaunya!" perintah Charles lagi.

"AKU TIDAK AKAN PERNAH MEMAAFKAN PENGHINAAN INI!"

Sctarr~

Bersamaan dengan pisau dijatuhkan, suara seorang gadis terdengar ditengah keheningan, "TUNGGU, KAKAK, JANGAN"





TBC

13 Maret 2022

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 13, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Second Chance For Life: #1 Lady ScarletWhere stories live. Discover now