SATU

2.3K 182 44
                                    

Vote and comment!
Backsound: EXO- LUCKY ONE
■>■>■>

Menjadi salah satu Mahasiswi di salah satu Universitas terbaik tentu saja adalah hal yang membanggakan. Begitu juga yang dirasakan ibu Krystal saat tahu anaknya mendapat beasiswa di salah satu universitas impian itu. Apalagi usia Krystal yang masih terbilang muda, Krystal adalah salah satu siswi yang pernah ikut kelas akselarasi dan sekarang di usianya yang masih 17 tahun jalan 5 bulan Krystal sudah duduk di semester dua jurusan Akuntansi.

Awalnya hidup Krystal baik-baik saja sampai saat ayah Krystal sakit dan harus dioperasi. Biaya operasi yang tidak sedikit itu membuat Jessica, ibunya Krystal harus menjual satu-satunya aset yang mereka miliki, sebidang tanah yang dihargai 350 juta.

Lahan seluas 1 hektar itu harus mereka jual demi kesembuhan ayah Krystal. Dan sekarang saat ayahnya sudah tidak bisa bekerja lagi dan tidak ada lagi yang bisa diharapkan selain dirinya perlahan kehidupan Krystal mulai berubah.

Apalagi ibunya yang terbiasa hidup mewah dengan hasil kerja ayahnya menjadikan semuanya semakin berantakan. Uang 350 juta itu habis dan ibunya bahkan sampai berhutang dengan beberapa tetangga untuk tetap menyambung hidup.

Krystal yang dulu mengandalkan ayahnya kini harus dipaksa berjuang sendiri untuk melanjutkan hidupnya.

"Ibu tidak mau tahu, pokoknya kau harus bekerja untuk membiayai hidupmu sendiri, uang pensiun ayahmu akan ibu gunakan untuk membuka usaha kecil di rumah. Kau sudah besar Krystal, urus dirimu sendiri!"

Perkataan ibunya yang terakhir kali itu membuat Krystal benar-benar sedih. Bagaimana mungkin dia bisa melakukan itu semua sedang dia adalah anak kampung yang tidak tahu apa-apa di kota ini, hampir setahun hidup di kota tidak lantas membuat Krystal menjadi anak Kota. Selain ke kampus Krystal benar-benar hanya akan berdiam diri di kamar kosannya.

Dan berbicara soal kosan, tadi pagi Krystal juga sudah diperingatkan untuk membayar sewa kamarnya yang sudah menunggak selama sebulan itu.

"Semua ini karena ibu, kalau saja ibu tidak mengambil jatah kuliahku, aku mungkin saja masih bisa bertahan di tempat itu!"

Akh~

Rasanya percuma saja mengeluh, itu tidak akan mengubah apapun kan?

Tapi tetap saja ibunya itu sudah keterlaluan, gaji ayahnya, uang kuliah Krystal, sisa hasil penjualan tanah dan bahkan sampai pinjaman dari tetangga habis begitu saja.

Ibunya suka berfoya-foya itulah mengapa bahkan dengan jabatan ayahnya yang merupakan Kepala Sekolah tetap tidak bisa membuat kehidupan mereka berkecukupan.

Padahal jika uang itu ditabung mungkin saja sekarang Krystal tidak perlu menguras otak untuk tetap mendapatkan beasiswa, dia tidak akan berkeliling seperti ini untuk mencari pekerjaan, mencari seseorang yang akan mempekerjakan dia di malam hari karena siangnya Krystal masih harus tetap kuliah.

Rintik-rintik hujan mulai turun, membasahi jalanan beraspal dan sekarang Krystal hanya bisa memeluk dirinya sendiri yang setengah basah karena air hujan di depan salah satu minimarket yang tadi disinggahinya.

Tidak ada yang ingin menerima Krystal bekerja karena selain usianya yang belum cukup 18 tahun status Krystal yang sebagai Mahasiswa membuat beberapa pemilik toko dan HRD berpikir dua kali untuk menerima Krystal bekerja.

Sebentar lagi malam tiba tapi belum ada tanda-tanda hujan akan berhenti, Krystal ingin pulang dengan bus tapi uangnya benar-benar sudah habis digunakan untuk makan tadi siang.

Menerobos hujan?

Tidak mungkin karena walaupun hujan tidak deras tapi tetap akan membuat Krystal basah dengan jarak dari sini ke kosannya.

"Krystal?"

"Eh Baekhyun!"

Syukur sekali, ada yang mengenalnya. Baekhyun adalah teman sekelasnya dan dia terkenal sangat baik di kalangan Mahasiswa lainnya.

"Apa yang kau lakukan disini? Habis berbelanja?" Tanya Baekhyun.

Krystal menggeleng "aku mau pulang ke kosan tapi aku terjebak hujan disini"

"Oh begitu. Yasudah ikut denganku, rumahku searah dengan kosanmu kan?"

Baekhyun menawarkan tumpangan, dan Krystal sempat berpikir bagaimana dia akan ikut dengan Baekhyun jika pakaiannya setengah basah begini? Jok mobil tentu saja akan ikut basah.

"Sudah, kau masuk saja!" Kata Baekhyun seakan tahu apa yang dipikirkan Krystal.

Akhirnya Krystal menurut. Yah seperti kata anak-anak yang lain, Baekhyun memang sangat baik, berasal dari keluarga mampu tidak membuat Baekhyun sombong seperti yang kerap kali diceritakan di novel-novel. Padahal kalau mau Baekhyun bisa menjadi Cassanova, wajah dan status sosialnya sudah lebih dari cukup kalau mau dipikir-pikir.

"Apa yang kau pikirkan? Kau berusaha menilai penampilanku yah? Uh maaf sekali aku tidak sempat berganti pakaian tadi jadi yah seperti yang kau lihat, aku masih mengenakan baju yang tadi pagi."

"Aah tidak, bukan begitu. Terima kasih sudah memberi tumpangan."

"Tidak masalah, aku memang suka menolong perempuan-perempuan cantik."

"Maaf?"

"Hehehe bukan apa-apa, lupakan saja!"

Mobil terus melaju membelah hujan yang semakin deras. Krystal melihat sisi jendela di sampingnya,

'hujan di luar sana cukup deras, beruntunglah ada Baekhyun yang menolongku' kata Krystal dalam hati.

Tidak ada pembicaraan berarti diantara mereka berdua sampai Krystal tiba di depan rumah kosannya. Hujan belum juga reda membuat Baekhyun berlari ke belakang untuk membuka bagasi dan mengeluarkan payung yang kemudian digunakannya untuk menjaga Krystal agar tidak basah terkena air hujan.

'Benar-benar baik' puji Krystal sekali lagi. Krystal dibuat kagum dengan sosok ini, dia seperti malaikat.

"Kau sudah pulang? Barang-barangmu semuanya sudah aku keluarkan karena besok penyewa kamar yang baru akan pindah kesini" kata seorang wanita begitu Krystal masuk ke dalam rumah kontrakannya.

"Tapi bu, ibu tidak bisa mengusirku seperti itu, aku akan membayar sewanya, aku janji, setelah aku mendapat pekerjaan aku pasti akan segera membayarnya"

"Sayang sekali tapi penyewa yang baru sudah membayar full untuk satu tahun ke depan. Ya sudah kau harus pergi dari sini, kau tidak perlu membayar sewa kamarmu yang menunggak anggap saja itu sebagai bonus dariku karena telah membantu mengurus kamar-kamar di sini!"

"Ibu tunggu dulu!" Teriak Krystal memanggil wanita itu tapi bunyi air hujan yang jatuh seakan meredam suaranya, tangis Krystal pecah.

"Memangnya kemana aku harus pergi? Aku tidak punya siapa-siapa di sini dan tidak ada uang tersisa untuk menyewa kamar kosan yang baru" isaknya.

Tapi tepukan di bahunya membuat Krystal segera menoleh.
"Baekhyun kau masih disini?" Tanya Krystal berpura-pura terlihat tegar.

"Aku punya seorang kenalan pemilik kontrakan, kau mau kesana?"

"Kau tahu, aku tidak punya uang sepeserpun untuk menyewa kamar yang baru" kata Krystal jujur.

"Kau boleh membayarnya nanti, kalau kau mau aku bisa membawamu menemui temanku itu."

"Apa kau yakin mau membantuku lagi? Aku sudah sangat merepotkanmu Baek!"

"Tidak apa-apa, bukankah sudah kubilang kalau aku suka membantu perempuan-perempuan cantik, dan yah kau tentu saja salah satunya." kata Baekhyun jenaka.

■>■>■>■>■>■>■>■>■>■>■>■>■>■>

Repost!

ROOM SEVENWhere stories live. Discover now