Satu

9 2 0
                                    

                           Leyhan masih asik dengan gawai di sofa kamarnya yang terletak di lantai bawah. Di depannya sebotol air mineral telah kandas ia minum.  Sekarang hari minggu, dan sebagai cowok populer di SMA Gunabakti ia hanya sibuk dengan gawainya yang pintar. Berselancar di jejaring sosial miliknya. Bermain game online, mengunjungi blog- blog, atau apa saja yang ia inginkan.

                         Gawainya tiba- tiba bergetar dan menampilkan nama Tian di layarnya, ia enggan mengangkatnya, karena ia malas mencari alasan untuk menolak ajakan yang sebenarnya sudah ia tolak kemarin di sekolah.

                            Ley diajak  ke sebuah acara oleh Tian, teman satu bangkunya pergi ke pantai. Mereka mengadakan pesta ulangtahun Nadia, cewek peringkat pertama di kelasnya. Tapi ia malas untuk datang, ia tidak suka acara seperti itu, dan Ley lebih tidak suka lagi kenyataan kalau di sana ia pasti akan ditempel oleh Nadia. Nadia menyukainya dari kelas satu dan hingga sekarang mereka sebentar lagi lulus, Ley tidak sedikitpun menyukainya. Ia menolaknya berulangkali dan Nadia tidak menghiraukan penolakan itu. Ley tidak peduli.

                         Setelah sepuluh kali sahabatnya menelpon dan ia tidak menjawabnya, sekarang gawainya hening kembali. Tapi sepersekian detik sebuah chat masuk, Ley dengan cepat membuka dan membalasnya. Sesekali ia tersenyum. 

"Akhirnya saat yang gue tunggu bakal dateng juga," ucapnya lirih.


                       Sedang Anne, sudah bolak balik kamar mandi, menjajal semua pakaian di almarinya. Ia sibuk sedari alarm di mejanya berbunyi pagi- pagi sekali. Anne memiliki kencan dengan Rein ke sebuah cafe di pinggiran kota Purwokerto, menemani Rein dan grup bandnya manggung di sana.

"Ley..." panggil Anne di ruang keluarga, tapi yang ia panggil tak menyahut.

"Ley, lo dimana? gue mo nanya nih," teriaknya lagi sembari ia berjalan menuju kamar saudaranya. 

"Ley... gue masuk ya?" 

"Masuk aja, enggak gue kunci kok," jawabnya.


Ceklek!

                                            Pintu terbuka dan menampilkan seorang perempuan dengan celana jeans dan kaos warna putih yang dimasukan ke dalam jeans, kemeja kotak- kotak warna merah muda ia sampirkan di lengannya yang memakai jam tangan senada dengan kaosnya. Rambut panjang berponi pinggir tergerai lurus dan terlihat manis dengan bandana merah muda kecil yang ia selipkan dikedua telinganya.

"Bagaimana?" tanya perempuan itu.

"Apanya?" 

"Gue?"

"Iya, Lo kenapa, dan gue harus bilang apa?"

"Penampilan gue, Ley!" ucapnya dengan nada kesal. Sekarang ia maju ke depan Ley, berputar ke belakang dan kembali memandang Ley dengan senyum yang tak bisa ia tutupi.

"Lumayan," komentar Ley padat, ia beranjak dari sofa dan mengambil handuk yang menggantung di almari kamarnya, sebelum ia masuk ke kamar mandi ia penasaran akan ke mana saudara sepupunya pergi," lo mau ke mana Ann?"

"Ke cafe, oiya bilangin ke Tante ya, kalau gue pulang rada maleman."

"Ogah, lo telepon gih nyokap, sekalian lo bilang kalau gue juga mau pergi dan pulangnya bareng lo."

"Lah emang lo mau ke mana, bukannya semalem lo bilang gak ada acara ya?"

"Gue berubah, acaranya barusan gue yang bikin, jangan cerewet deh, cepet telepon nyokap sana."

"Lah aneh lo, oke deh, ntar di jalan gue telepon nyokap lo, gue pergi ya, bye!" 


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 23, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Shades Of LoveWhere stories live. Discover now