1 ~ Dipecat

11.5K 946 32
                                    

"Jisoo!"

"Jisoo mana ini kopi saya?!"

"Jisoo kesini cepetan!"

"Jisoo lama banget sih! Saya haus"

"Jisoo ini kopinya pait amat!"

"Kamu mau racunin saya ya?"

"Jisoo laporannya mana?!"

"Jisoo...!!!"

"Jisoo...!!!"

Kalau Jisoo bisa meminta bantuan kepada kantong ajaib doraemon, maka Jisoo ingin memiliki kaki seribu beserta tangannya atau kekuatan super untuk mengerjakan segala pekerjaannya dikantor. Padahal posisinya sudah jelas ia merupakan staff administrasi namun meliputi tugas office girl.

Ini sudah hari ketujuh Jisoo bekerja. Tak ada yang berubah melainkan dirinya semakin sibuk. Sibuk namanya selalu dipanggil. Terkadang Jisoo berpikir apa dirinya setenar itu dikantor sampai selalu dipanggil tiap saat seperti saat ini?

"Jisoo tolong buatkan kopi tiga cangkir ya, tamu bos bentar lagi datang sekalian kudapannya disediain juga" pinta Jinhwan tiba-tiba saat Jisoo baru saja duduk.

Tanpa mengeluh Jisoo berjalan gontai ke dapur. Ini sudah yang kesepuluh kalinya Jisoo masuk ke dapur untuk membuat kopi. Padahal pekerjaannya masih banyak. Laporan akhir bulan sore ini harus sudah ada di meja bosnya dan Jisoo belum menyentuhnya sama sekali.

Tiga cangkir kopi beserta kudapan sudah ditangannya. Jisoo mengintip kedalam sebelum masuk. Dua orang duduk membelakanginya membuat Jisoo sedikit kesulitan untuk melihat siapa mereka. Terkadang ia penasaran dengan tamu-tamu bosnya. Ya, siapa tahu salah satu dari mereka adalah jodoh Jisoo.

Mengkhayal sih

Tapi siapa yang tahu soal masa depankan?

Ya seperti itulah yang dipikirkan oleh Jisoo

Dia sebenarnya sudah lelah bekerja disini. Ingin sekali jika salah satu tamu bosnya kepincut dengan dirinya, Jisoo bisa mendadak kaya dan keluar dari perusahaan ini dengan anggunnya.

Namun sayang itu semua hanya sebuah

Kha-ya-lan.

Tok tok tok

"Masuk"

Jisoo melangkah masuk ke ruangan. Dari sini ia bisa mengamati kedua tamu yang mungkin berasal dari generasi yang berbeda. Pasalnya yang duduk disebelah kiri adalah seorang pria paruh baya yang sebagian rambutnya sudah memutih. Sedangkan pria yang disebelahnya Jisoo yakin sebaya dengannya.

Sangat Tampan

Itulah yang ada dipikirannya saat ini sampai tidak sadar dehaman sang bos. Jisoo memang paling tidak bisa menyembunyikan wajah terpesonanya.

"Ehem" dehaman bos sekali lagi yang untungnya didengar oleh Jisoo. Jisoo buru-buru meletakkan cangkir tersebut di meja. Namun saat meletakkan cangkir terakhir untuk pria tampan tersebut, tangan Jisoo tiba-tiba kebas.

Byurr!

"Akhhh maaf!!!"

Kopi tersebut sukses mengguyur sebagian kemeja pria itu.

Mulut Jisoo masih terbuka membentuk huruf 'O'.

Bosnya sudah menunduk minta maaf pada pria tersebut. "Jisoo! Apa yang kamu lakukan?! Cepat bersihkan!"

"A-ahh i-ya maaf tuan maaf" Jisoo mengambil tisu dan mengelap kemeja pria itu. Namun tangannya ditahan dan ditepis kasar.

"Tidak perlu"

"T-tapi.."

"Pergi sebelum saya marah"

Jisoo langsung melesat keluar dari ruangan.

*** 

"Lo kenapa sih Jis?" tanya Minhyun setelah melihat wajah muram Jisoo. 

Jisoo tak menjawab. Ia menghempaskan pantatnya kasar di kursinya. "Nggak tahu lah kayaknya abis ini gue langsung di depak"

"Kenapa sih emang? Lo abis bikin malu tamu bos lagi?" tebak Minhyun.

Jisoo mengangguk. Entah Jisoo yang sering melakukan kesalahan atau memang Minhyun pintar menepak keadaan. "Eh tapi kalo sampe gue didepak beneran nggak papa deh seneng gue kan emang dari dulu gue pengen keluar dari perusahaan ini"

"Ye gebleg lu mau kerja dimana?"

"Ya rumah makan padang masih bisa"

"Kayak bisa aja lu masak, paling nyuci piring"

"Enak aja! Gini-gini gue bisa ya bikin rendang.... ya walaupun jadinya Rendang versi Jawa sih" ujar Jisoo polos mengundak gelak tawa Minhyun. "Eh hyun lo tau nggak sih tadi tamunya bos itu ganteng banget"

"Giliran ganteng aja cepet"

"Ih serius! Pak Donghae aja kalah masa"

"Namanya siapa emang?"

"Kurang tahu sih gue soalnya gue nggak sengaja tumpahin kopi ke kemeja dia" 

Minhyun yang lagi minum pun tersedak. "Sitip lu di depak Jis"

Keduanya kembali diam. Minhyun fokus pada pekerjaannya, sedangkan Jisoo kembali fokus pada khayalannya. 

"Jisoo" panggil Joy tiba-tiba sudah berdiri di depan mejanya.

Jisoo mengangkat kepalanya. "Eh mba Joy ada apa mba?"

"Ini ada amplop dari bos" Joy memberikan amplop kepada Jisoo. Jisoo menatap amplop tersebut heran. "Gajih tambahan ini mba?"

"Gajih endasmu... dibuka aja aku mau balik lagi"

Sepeninggalan Joy, Jisoo membuka amplop tersebut yang rupanya berisi surat.

Dengan ini menyatakan

Jisoo Kim

'DIPECAT'

Seketika Jisoo bersorak ria dalam hati

Pembantuku Calon IstrikuWhere stories live. Discover now