1

7 0 0
                                    

Nalila diam-diam memperhatikan sosok cowok yang tidak jauh berdiri dari tempatnya. Ia tersenyum kala cowok itu ikut membentuk seulas senyum hangat yang ia pancarkan dari wajahnya. Hati Lila merasa tenang seketika. Ia tidak pernah seperti ini sebelumnya. Tidak pernah merasa tertarik saat seseorang mulai memperlihatkan binar mata dan senyum semangat yang tidak luput ia sebarkan bagi siapapun yang melihatnya sekarang.

"Oke, perhatian semuanya. Jadi maksud dan tujuan gue ngumpulin kita semua hari ini karena kita akan membahas tentang perkembangan organisasi kita. Kegiatan yang sudah terlaksana maupun struktur dan beberapa peraturan baru yang mulai kita terapkan di semester baru ini. Gue harap semua dapat menyetujui keputusan bersama ini dan semoga rekan-rekan semua dapat memberikan kinerja dan hasil yang lebih baik lagi kedepan nya."

Semua ucapan cowok itu bagaikan melodi terindah yang pernah di dengarnya. Lebih indah daripada setiap bait lagu yang selalu ia dengar dari playlist favoritnya. Nalila tahu-tahu mengulas senyum tipis. Jiwa nya terasa damai kala matanya tidak berhenti menangkap setiap gestur tubuh yang cowok itu ciptakan.

Saat itu Lila mendaftarkan diri menjadi salah satu anggota organisasi kampus nya yang dikenal sangat baik dan berprestasi, ia sama sekali tidak ragu dengan keputusan nya. Entah mendapat kepercayaan diri darimana, ia sangat yakin akan di terima di dalam organisasi itu.

Nalila Archandra.

Dengan satu tarikan nafas ia masuk ke dalam ruangan wawancara saat giliran namanya dipanggil. Disana ia dihadapkan dengan beberapa orang. Cukup ramai sih. Tampak dua orang senior duduk bersanding disebelah kiri dan kanan dengan seorang wanita berumur sekitar 40 tahunan dengan wajah tegas khas nya yang diketahui sebagai penanggung jawab organisasi tersebut dan beberapa anggota senior yang lain di belakang nya sedang berbaris rapih dengan raut wajah yang tidak kalah menegangkan.

Nalila duduk di kursi yang telah tersedia. Senyum percaya diri nya terbit saat ia bertemu pandang dengan wajah-wajah yang sudah amat dikenalinya sebelum ia memilih masuk ke dalam organisasi ini.

"Jadi, Nalila Archandra. Saya lihat dari curriculum vitae kamu bahwa kamu sosok yang terorganisir dan mengerjakan semua nya dengan tepat waktu. Bisa berikan saya contoh seperti apa yang kamu maksud di kertas ini?"

Ia sebenarnya sudah menduga pertanyaan ini akan muncul pada setiap wawancara yang pernah ia lewati. Tanpa gugup sedikitpun, Lila mulai menjawab nya dengan sangat lugas, dengan bahasa yang sopan dan bukti konkrit akan sebuah pernyataan yang sebelum nya ditanyakan oleh Ibu Dania.

Mereka terlihat menggangguk samar. Lalu tidak lama setelah itu, pertanyaan lain muncul. "Lalu, apa yang sudah kamu persiapkan untuk organisasi ini kedepan nya? Apa kamu yakin dengan diterima nya kamu disini bahwa organisasi ini bisa mengandalkan kamu sebagai anggota tetap?"

Oh tidak. Untuk pertanyaan yang satu ini, Lila tidak menduga nya sama sekali. Ia menelan saliva nya dengan gugup, ia sesekali memejamkan mata nya lalu melirik ke sederetan orang-orang yang berdiri di depan nya dengan wajah ngeri. Tetapi, saat ekor matanya tidak sengaja menangkap senyum miring yang terbit di salah satu wajah di depan nya ini yang menatapnya dengan sorot yang tidak dapat dimengerti sama sekali. Saat itu juga dia merutuk dalam hati.

Mati deh gue.

"Untuk hal yang satu ini saya belum bisa memastikan hal apa yang bisa saya janjikan untuk perkembangan organisasi kedepan nya. Saya harus tahu terlebih dahulu masalah internal dan kepengurusan serta sistem kerja organisasi tersebut baru lah saya dapat memberi sedikit masukan ataupun menambahkan yang sudah ada. Karena itu apabila saya diterima, saya berharap kakak-kakak disini serta Ibu Dania juga dapat membantu saya dan membimbing saya selama keberlangsungan saya menjadi anggota tetap organisasi. Terimakasih."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang