-Yuck-

1.4K 93 7
                                    

Yoshaa! Moshi-moshi aru ne!?
Maa...pertama-tama author akan buka dengan bacotan sekilas author dulu yah, ah panggil saja mumun desu ne ;)

Mumun sepertinya sangat brengsek yah?php pula. Mana nih cerita mumun yang belum terlanjutkan pair okikagu!huuuuuu!!

Eits--jan salah, sebenernya kelanjutannya akan segera datang ne.

Jadi selama--/piiip/  

_______hope u enjoy_______

Di Sore hari nan beranjak malam itu, Terlihat pria dengan surai hitam berponi V itu melangkahkan kakinya keluar dari markas Shinsengumi. Hari ini cukup melelahkan bagi dirinya setelah pekerjaan yang cukup menyita waktu, hingga dia lupa akan sesuatu.
Entahlah ...semoga apa yang ia lupakan akan teringat kembali secepatnya saat nanti kakinya melangkah pulang ke rumah yang sudah ia beli untuk dirinya tinggal bersama--- ah sialan itulah mengapa Hijikata Toushiro seorang vice-admiral Shinsengumi yang dijuluki si Iblis wakil fukuchou itu mengingat sesuatu.
Ia ingat ada janji dengan orang itu dan semoga orang itu tidak ngamuk, ngambek atau apapun itu. Semoga saja.
Sampai pada akhirnya ia sampai di depan rumah, dan saat itulah ia melihat orang itu langsung memeluknya, membuat Hijikata tak bisa berkata-kata dan memasang wajah sweatdrop.
"Oi, gintoki, ugh- kau kenapa?" tanya Hijikata seolah tak tahu apa-apa.

"N-naa, Hijikata.. Sepertinya rumah ini angker." ucapnya tanpa ada maksud menyembunyikan raut ketakutannya sedikit pun.

Ia sudah diambang panik, dan ketakutan telah melelelehkan harga dirinya menjadi bubur.
Baru saja ia memindahkan barang-barangnya ke kamar barunya setengah jam yang lalu, barang-barang di sekitarnya berjatuhan dan ia mendengar beberapa suara aneh yang bersamaan dengan suara langkah kaki yang mendekat.
Gintoki memang penakut, semua pembaca JUMP tau hal itu, kecuali mereka para fans fanatik Dragon Ball yang bahkan tak mau melirik Gintama sedikitpun karena tak memiliki dasar cerita yang pasti dan selalu nyeleneh.

"K-kurasa ini memang keputusan yang salah untuk tinggal bersama." lanjutnya dengan sekujur tubuh yang gemetar.

Padahal percuma saja mengadu. Gintoki hanya mengadu pada orang yang salah. Level pengecut Hijikata terhadap hal horor itu selevel dengan Gintoki.

Mendengar penjelasan dari gintoki, sontak saja membuat Hijikata meneguk air liurnya perlahan dan ia bersikap sok tenang menyentuh kedua pundak Gintoki dan mendorongnya pelan supaya pelukan tersebut terlepas.

"Gintoki, kau yakin? Jangan bercanda. Rumah ini baru, dan bersih bukan rumah horror, mungkin hanya perasaanmu saja." ujar Hijikata walau keringat sebutir nasi telah nampak mengucur di pelipisnya tapi dirinya yakin jika itu hanyalah halusinasi yang dimiliki Gin.

Usainya, Hijikata menggandeng tangan Gintoki dan mereka masuk bersama ke dalam rumah yang baru mereka tempati dua hari ini.
Hijikata pun berusaha untuk tak berpikiran aneh-aneh ia hanya meyakinkan diri jika itu hanyalah sebuah halusinasi Gin saja selama ia tinggal kerja tadi.

"Kau sudah makan?" tanyanya kini, mengubah topik supaya Gin tak ketakutan lagi.

Gintoki menatap Hijikata dengan tatapan horor.

"Kau kira aku bisa makan dalam kondisi seperti ini?" ucapannya langsung saja mematahkan usaha Hijikata untuk mengalihkan pembicaraan.

"A-ano saa, Oogushi-kun.. Jangan jangan tempat ini bekas kuburan.. Kuburan seorang otaku yang mati dalam keadaan perjaka dan mayatnya ditemukan saat dia sedang c*piiip*li, dia juga lupa menghapus history browsernya lalu arwahnya pun jadi penasaran!" Gintoki lalu mencengkram kedua pundak Hijikata dan menatap pria tersebut dengan tegang.

Boys Love : Hijigin SpecialМесто, где живут истории. Откройте их для себя