[1/1]

202 27 12
                                    

Kamu tidak akan sadar, dalam satu hari kamu bisa merasakan emosi yang berbeda-beda dari kejadian yang ada. Dan di hari itu juga kamu tidak tau bagimana rencana tuhan dan alam semesta.
____________________________

Senyum bertengger diwajahnya yang terpapar sinar matahari. Berdiri di depan kafe yang berada dipinggir kota, sudah menjadi rutinitasnya sehabis pulang sekolah. Dia membagikan selembar kertas berisi menu kafe pada setiap orang yang lewat, beberapa ada yang tertarik lalu langsung memasuki kafe. Dan ada juga yang hanya mengambil kertas lalu dua detik setelahnya kertas itu dibuang begitu saja.

Tidak peduli udara yang menerpa kulitnya, jika hujan turun pun dia tetap membagikan daftar menu itu setelah melindungi dirinya dengan payung.

×××

7 menit lagi bel masuknya akan berbunyi, namun didepannya sekarang lampu lalu lintas berubah merah. Dia mendengus pasrah.

Terdengar dari depan, mesin mobil VW yang berjarak 3 mobil didepannya tidak mau menyala. Dia mencoba turun dari sepedanya dan melangkah mendekati pemilik mobil.

"Mobilnya gak mau nyala pak?" Ujarnya setelah mengetuk kaca jendela bagian kemudi.

"Iya nak, padahal kemarin baru saya service tapi masih ngambek juga nih dia." Jawab Si bapak sambil mencoba menstarter mobilnya yang tetap tidak mau hidup itu.

"Coba dipinggirin dulu aja pak, nanti kalau lampu udah hijau jadinya gak macet." Saran Si muda.

Setelah pemilik mobil setuju, akhirnya ia mendorong mobil itu dibantu beberapa orang. Setelah mobil berhasil kepinggir, orang-orang yang membantu tadi kembali bergegas untuk berangkat melanjutkan aktivitas saat pemilik mobil sudah mengucapkan terima kasih dan tinggal dirinya sendiri yang menemani Si bapak.

Butuh beberapa menit untuk menemaninya saat memanggil montir langganan beliau ketika lampu sudah berubah hijau. Padahal saat itu ia harus bergegas karena bel sekolahnya sudah berbunyi.

×××

Dia berjalan keluar gerbang sekolah, menyampirkan tasnya dibahu lalu mengayuh sepedanya menuju kafe yang jaraknya tidak jauh dari sekolah.

Meski sempat dihukum saat memasuki gerbang dengan jalan berjongkok hingga kelasnya, dia tetap bisa belajar hingga jam pulang sekolah seperti biasa. Beruntung, dia masih mendapat toleransi karena baru pertama kali ini dia telat.

Sesampainya di kafe, seperti biasa ia menyapa para karyawan kafe yang merangkap menjadi rekan kerjanya selama beberapa minggu ini, setelah itu ia menuju toilet untuk mengganti seragamnya.

Seperti rutinitasnya akhir-akhir ini, dia kembali membagikan kertas-kertas berisi menu dan harga yang tercantum kepada orang-orang yang berlalu lalang.

Saat melihat seseorang datang dari arah berlawanan, matanya langsung mengenali figur pria yang ditemuinya tadi pagi saat mobil antiknya tidak mau menyala.

"Kamu kerja disini?" Tanya si bapak setelah berdiri dihadapannya.

"Iya pak, iseng-iseng aja, ngomong-ngomong mobilnya gimana? Udah gak ngambek pak?" Tanyanya sambil menjabat tangan Si bapak.

"Tadi pagi sudah mau nyala lagi, terima kasih ya sudah bantu dorong tadi."

"Iya pak sama-sama. Oh iya pak, silahkan mampir pak, kami sedang ada promo. Beli minuman ukuran medium atau pun extra bisa gratis satu minuman semua varian rasa." Ujarnya seraya promosi dan memberikan selembar daftar menu.

Titik Rendah.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang