1

64.4K 2.1K 8
                                    

Abella Madelyn Esmee pov.

Huffffftttt...

Aku merentangkan tanganku yang kram karena mengetik laporan yang menumpuk dimeja kerja, bayangkan sudah lebih dari tiga jam aku mengetik keyboard komputer tanpa henti! Andai saja aku tak membutuhkan pekerjaan, Sudah kubakar seperangkat komputer yang berlogo apel digigit ini lengkap beserta meja kerja yang berada dihadapanku sekarang.

Namun sayangnya aku membutuhkan pekerjaan yang sudah ku geluti selama hampir satu tahun ini untuk menyambung hidupku, aku bekerja disalah satu perusahaan ternama di kota Jakarta dikota besar ini aku hanya sendirian karena kedua orang tuaku sudah tiada.

   Ayahku meninggal saat usiaku menginjak lima tahun karena kecelakaan kerja dan ibuku meninggalkanku karena kanker payudara yang diderita nya selama empat tahun, berbicara tentang mereka membuat aku menjadi rindu karena tidak ada lagi tempatku bersandar ketika aku lelah menjalani hidup apalagi aku anak tunggal.

Mereka menyiapkan segalanya sebelum pergi untukku putri tunggalnya rumah sederhana yang kutempati saat ini adalah pemberian orang tuaku. Astaga!!! Saking terbawa suasana aku sampai lupa kalau ini sudah jam enam sore aku bergegas membereskan semua barang-barangku dan memasukanya kedalam tas kerjaku yang minta diganti ini, aku segera bergegas meninggalkan kantor sebelumnya aku telah memesan ojek online untuk mengantarku menuju salah satu supermarket yang ada dikota ini untuk membeli kebutuhan hidupku selama dua minggu kedepan aku bergegas memasuki supermarket yang kebetulan searah dengan rumahku. Aku langsung menuju rak sayuran lalu lanjut memilih daging, susu, telur dan beberapa snack kesukaanku aku terlalu larut dalam kegiatan memilih bahan makanan sampai aku merasakan bokongku sakit karena seperti ditabrak sesuatu yang membuat aku refleks berteriak kaget.

     "Aaaaaawwwww"

  
                           🕊️🕊️🕊️

     "Aaaaaawwwww"

Astaga!!! Aku tersentak kaget, barang belanjaan yang kupegang berserakan dilantai untung saja telur yang ku ambil sudah ku masukan ke dalam troli belanjaan, moodku langsung berubah menjadi kesal aku buru-buru membereskan belanjaanku dilantai dan menengok kearah belakang untuk melihat makhluk apa yang sudah menabrakku sehingga barang belanjaanku berserakan dan jangan lupa pinggang ku yang nyeri karena di tabrak seseorang tadi.

Daaaannn... oh my god! Aku melihat seorang anak kecil sepertinya baru berusia enam tahun yang sangat tampan dilihat dari penampilannya sepertinya dia adalah putra dari keluarga yang cukup kaya raya, dengan mata sejernih air disamudera, bibir mungil semerah buah delima berhasil membuatku terpaku ditempatku berpijak sejenak aku seperti terhipnotis oleh ketampanan nya, sebelum bibir mungilnya mengucapkan serentetan kalimat pedas yang berhasil membuatku ingin mencubit pipinya dengan ganas.

"Tante jelek, jangan menghalangi jalanku dong! Lihatlah es krim yang baru kubeli dengan daddy jadi tumpah!" Ucapnya sinis dengan mata tertuju kepada es krim yang tergeletak tak berdaya dilantai.

What the hell! Aku baru saja dimarahi oleh bocah ingusan yang bahkan aku tidak kenal darimana rimbanya, wajah tampan yang tadinya membuatku terpesona seketika berubah menjadi layaknya iblis kecil dimataku.

"Loh, kok tante?! Kan kamu yang lari dan menabrak tante duluan!" Balasku tak kalah sengit, beberapa pelanggan melihat kearah kami dengan tatapan aneh lebih tepatnya ke arahku.

Hal tak terduga pun terjadi si bocah berlari ke arahku dan mendorong tubuhku dengan keras. Jelas saja tindakan spontannya membuatku yang tidak siap seketika limbung kebelakang sehingga aku jatuh terduduk aku merasakan sakit dan malu karena diperhatikan pelanggan secara bersamaan.

"Dasar anak iblis!" Desisku ke arah si anak yang hanya melihat ke arahku dengan tatapan tak suka, aku bangkit dari posisiku dan ingin rasanya menerkam anak tersebut sebelum aku melakukan hal tersebut ada suara yang membuatku terpaku ditempatku terduduk.

"Siapa yang kau sebut dengan anak iblis?" Suara bariton berat namun terkesan sexy dari arah belakang membuatku spontan menengok ke arah tersebut untuk melihat siapa sosok dari si pemilik suara yang cukup sexy tersebut.

Sosok tampan bak dewa yunani terpampang jelas dimataku. Bulu mata yang cukup lentik, badan tinggi tegap dan berotot, bibir merah merona, hidung mancung dan netra sebiru air disamudera membuatku tak bisa mengedipkan kedua mataku.

"Mengapa kau diam nona?" suara itu berhasil membuatku sadar dari khayalan liarku.

"Anak itu! Dia seperti jelmaaan anak iblis! Dia membuat barang belanjaanku berantakan dan mendorongku sampai terjatuh" adu ku pada laki laki yang sekarang berdiri didepanku, aku bangkit dari lantai dan menatap si anak dengan sinis namun yang ditatap hanya diam tanpa berdosa.

     Pria tampan tersebut menoleh keanak kecil tersebut dan seolah meminta penjelasan.

     "Tidak daddy.. El tidak melakukannya" sahut anak tersebut tanpa rasa bersalah sedikitpun.

   Aku merutuki diriku sendiri setelah bocah itu menyebut pria tadi DADDY! Habis sudah aku karena telah mencaci anak nya dengan ringan sekali bagaimana bisa aku tak menyadari wajah dan warna mata mereka sama astagaaaaaaaa.

"Kau benar-benar tidak malu telah menuduh seorang anak kecil dan mengumpatnya dengan kata-kata yang tidak pantas diucapkan oleh seorang wanita dewasa ke anak kecil!!!" Wajah yang ku kagumi berubah menjadi wajah yang paling kusesali setelah melihatnya, hatiku terluka karena ucapan pria didepanku ini, aku sudah menahan emosi untuk tidak mencakar wajah pria yang berdiri angkuh didepan ku sekarang karena aku masih punya harga diri.

"Hey pak tolong ajarkan anakmu sopan santun ya! Agar sopan berbicara kepada orang yang lebih dewasa!" Teriak ku.

Pria tersebut tersentak wajahnya mengeras aku tau dia juga cukup kesal dengan ucapanku barusan dan dia mengeluarkan kalimat yang membuatku ingin menghilang saja dari muka bumi ini!.

  "Saya tidak sanggup mengajarkan tatakrama bagi putra saya jadi saya rasa kamu sanggup untuk mengajarkan tentang itu semua untuk anak saya" dingin ucapan pria itu sangat dingin sehingga membuat aku dan orang sekitar terpaku.

   "Apa maksudmu?" Tanyaku.
   
    "Kamu akan menjadi pengasuh putra semata wayangku, jika kamu menolak aku akan memasukanmu kepenjara atas tuduhan penganiayaan anak di bawah umur aku akan minta rekaman cctv di supermarket ini sebagai bukti-bukti" telak!! pria itu berkata seperti tidak mempunyai rahang lancar sekali.

   "Hey apa-apaan kau!! Aku tidak memukul putramu pak!! Mengapa kau seenaknya saja mengambil keputusan!!" Aku berteriak cukup kencang. Dan tampak nya dia dan orang-orang sekitar tidak perduli tolong jangan tanyakan kemana petugas keamanan di supermarket besar ini, mereka hanya menonton tanpa ada niatan untuk membelaku oh Tuhannn! Sial sekali hari ini.
 
   Dia tampak membuka dompet mahal dari saku celana nya yang ku taksir seharga gajiku sebulan dan mengeluarkan sebuah kartu dari dalam dompetnya tersebut.

    "Ini kartu namaku disana sudah tertera alamat rumah dan nomer ponselku" pria itu menyodorkan kartu namanya padaku dan aku mengambil nya dengan malas.

   "Aku tidak akan datang!!" Jawabku.

  "Datang atau penjara,come on Darielle kita pulang daddy lelah menemanimu bermain seharian ini" ucap si pria tadi kepada anak yang baru kuketahui bernama Darielle tersebut, ucapannya hanya di angguki sang anak lalu mereka berlalu.
  
   "Aaarrrrgggghhhhhhh awas kau!!!!" Aku berteriak sambil menatap punggung nya yang mulai menjauh untuk pulang dengan tentram. Sedangkan aku?! Jangan tanya bagaimana aku, mood belanjaku rusak, aku menangis kesal dan menghentakan kakiku ke lantai ingin sekali aku melempar kepala pria tampan itu dengan sepatu yang ku pakai tapi aku tau itu hanya sekedar khayalan ku saja. Akhirnya aku memutuskan pulang dengan angkutan umum menuju rumahku, aku memutuskan untuk memakan makanan cepat saji saja untuk malam ini astaga anak itu aku benar-benar merutuki wajahnya disepanjang jalan menuju rumah aku sangat membencinya.

"DASAR ANAK IBLIS!"

Happy readingg!!

~SJK

Kepincut duda ! (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang