First Part

650 36 12
                                    

Menyenangkan sekali rasanya menatap bangunan megah yang berstatus sebagai sekolah baruku ini. Berbeda dengan kebanyakan orang, aku sangat suka sekolah baru, Lingkungan baru dan Tetangga baru. Menyedihkan memang meninggalkan teman lama kita. Tapi bukankah kita akan mendapat teman baru nantinya di Lingkungan baru kita itu?

Jadi, namaku Kim Taehyung. Umurku 17 tahun. Aku berasal dari Daegu. Aku pindah ke Gwacheon saat ini. Sebenarnya bukan pindah. Tapi dipindahkan. Orangtuaku terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka hingga membuat mereka terpaksa pindah ke kota ini. Setidaknya aku menikmatinya. Dan tak sabar untuk memulainya. Aku tak pernah tahu kalau ternyata aku akan berharap tidak pernah pindah kesekolah ini.

Aku sudah keruang tata usaha untuk mengambil jadwal dan denah sekolah seminggu yang lalu. Jadi yang harus kulakukan sekarang hanyalah menemukan kelasku. 11-A. Letaknya di lantai 2 bangunan bagian utara. Aku sedang dilorong dekat perpustakaan saat sebuah mading menarik perhatianku. Aku membacanya dengan teliti. Itu adalah sebuah pengumuman untuk audisi Teater. Hebat. Aku suka teater. Di sekolah lamaku aku selalu mengikuti audisi untuk pementasan Teater dan aku selalu dapat peran utama prianya.

Teater yang ini mengambil Tema "Sleeping Beauty" lagi. Setidaknya aku dapat mencium pemeran Auroranya nanti. Lol. Untungnya aku sedang tidak punya pacar saat ini. Aku akan mengikuti audisi ini. Audisinya dimulai jam 4 sore di alun-alun kota. Aku tak sabar lagi. Mari kita lihat persyaratannya. Namun sebelum aku sempat membacanya, seseorang berdehem. Membuatku mengalihkan pandanganku ke sumber suara.

"Sepertinya ada yang tertarik pada audisi untuk Teater Musim Panas"
Kalimat itu keluar dari Namja tampan berbahu lebar. Namja itu menatap Taehyung dengan sebelah alis yang dinaikkan.

"Err.. eh ya ya. Aku tertarik. Aku akan ikut audisi untuk peran utama prianya. Pangeran Philip." Jawab Taehyung penuh percaya diri meski sempat gugup di kalimat awal karna ketampanan lawan bicara.

"Jinjja? Aku juga ikut audisi untuk jadi peran utama prianya. Sepertinya kita akan bersaing." Lanjut namja itu. Dia tersenyum. Dia tak tampak seperti orang yang jahat atau semacamnya. Setidaknya bagiku.

"Ya. Kurasa kita harus bersaing secara sehat iyakan? Atau kita harus saling hqjar hingga babak belur agar salah satu diantara kita tak bisa mengikuti audisi?" Aku mencoba bercanda dan berhasil. Namja itu tertawa. Tawanya merdu.

Lalu suara lain mulai terdenger. Beberapa siswa mulai berlalu lalang melewatiku dan salah seorang diantara mereka berbisik mengatakan 'Bukankah dia si anak baru? Apa dia sakit jiwa? Kenapa dia bicara sendiri?' Dan temannya mengatakan 'Sepertinya dia baru saja keluar dari rumah sakit jiwa dan harus kembali kesana lagi' lalu mereka tertawa.

Hal seperti ini sudah biasa kuterima saking seringnya aku pindah kesekolah baru. Tapi tetap saja, yang ini benar-benar tak masuk akal. Bukankah sudah jelas aku sedang bicara dengan seseorang? Dasar! mereka tidak punya kata bully-an yang lebih baik?. Aku memutar bola mataku lalu kembali berpaling ke Namja tampan berbahu lebar di depanku ini. Tatapannya kini resah dan khawatir. Apa yang ia khawatirkan? Ah. Pasti masalah Teater itu.

Baru saja aku akan bicara pada Namja itu seseorang menepuk bahuku. Refleks, aku berbalik.

"Kau bicara dengan siapa?" Dia adalah seorang Yeoja dengan mata kelewat besar untuk ukuran wajahnya yang bulat. Namun ia tampak menggemaskan. Bibirnya tipis. Surainya berwarna Cokelat kemerahan dan bergelombang. Tergerai sampai pinggang. Oh Cantiknya. Aku merasakan sebuah kepakan sayap kupu-kupu diperutku.

"Aku bicara dengan... " dan suaraku memghilang saat aku akan berpaling pada Namja tampan berbahu lebar tadi yang kini sudah tidak ada ditempatnya sebelumnya. Benar-benar aneh. Kenapa dia pergi? "Ta.. tadi ada seorang namja disini. Dia tampam dan bahunya sangat lebar."

Ghost in School! | VJINWhere stories live. Discover now