Part 1 ( Revisi)

7.8K 222 12
                                    

Memiliki postur tubuh Tinggi dan juga memiliki tubuh Kekar berjalan semakin mendekati seorang pria yang berdiri ketakutan di dinding tembok basah dan juga berbau lumut.

Pria itu tersenyum miring menatap pria yang semakin gemetaran karena takut, meskipun malam begitu gelap tanpa adanya sinar rembulan, ia masih dapat menatap wajah ketakutan itu dengan jelas.

"A... Ampun Tuan, Sa-saya Akhhh" Ucapan pria itu berubah menjadi suara rintihan kesakitan lantaran Pria itu dengan begisnya menusukkan pisau kecil miliknya ke arah leher mangsanya.

"Tidak ada ampun bagi penghianat sepertimu" Ucap pria itu dengan suara dingin, ia kembali menarik pisau kecil miliknya dari leher mangsanya dan kembali menusuknya tepat didahi pria itu sehingga menimbulkan suara teriakan nyaring di lorong sunyi tersebut.

"Tu-an B-rave" Lirih pria itu untuk yang terakhir kalinya dan pria itu sudah tergeletak tidak bernyawa. Bau darah begitu tercium amis di sekitaran lorong itu.

"Lemah" Desis Pria itu meludahi tubuh pria yang sudah terbujur kaku di tanah yang lengket akan lumut.

Pria itu berjalan melangkah meninggalkan lorong sepi tersebut, ia memasukkan tangannya kedalam saku celana. Lalu ia memasuki mobil mewah yang terparkir tidak jauh dari sana, dan membawa mobil itu menjauh dari sana.

Suara deringan ponsel membuat pemiliknya mengalihkan tatapan dari jalan raya yang sangat sepi mengingat jam masih menunjukkan pukul tiga pagi.

"Bos, Kami-"

"Tidak berguna, bereskan semuanya" Pria itu memotong ucapan seseorang yang ada di balik ponsel pintar itu, tanpa ia tanya pun ia sudah tau kemana arah pembicaraan mereka.

"Ba-baik Bos" Jawab orang itu dengan suara tertahan, lalu tanpa mengucapkan sepata kata pun pria itu langsung mematikan ponselnya, lalu melemparkan benda pipih tersebut begitu saja.

Ia kembali memfokuskan kembali pandangannya kearah jalan raya yang sepi dengan kendaraan, lalu menghembuskan nafas kasar.

***

Brave Zero felix, Pria berumur Tiga Puluh Dua tahun itu adalah keturunan seorang Berserkers. Apa kalian tau apa itu Berserkers? Berserkers adalah pejuang dalam mitologi di daerah Norwegia, dan hampir seluruh warga Norwegia mempercayai jika Berserkers itu memang ada di dunia ini.

Siapa yang tau jika Brave Zero Felix pemilik perusahaan besar yang terkenal hampir di penjuru Eropa dan Asia itu adalah seorang keturunan Berserkers yang memiliki sifat pemberontak, liar dan juga kejam tidak terkontrol.

Ia juga pemimpin Mafia yang terkenal kajam, orang-orang mengenal pemimpin Mafia itu dengan nama Berserkers, yang tidak lain adalah Brave sendiri.

"Bukankah sudah pernah kukatakan jika aku tidak menerima kesalahan sedikitpun?" Ucapnya dengan nada dingin kepada lawan bicaranya yang ada dihadapannya saat ini.

"Maaf kan saya Tuan, saya mengakui kesalahan saya" Jawab pria itu menundukkan kepalanya dalam-dalam tidak berani menatap wajah dingin Boss nya.

"Kau tau konsekuensi jika melakukan kesalahan?".

"Sa- ya, iya Tuan-"

Dor

Dan sedetik kemudian Brave menekan pelatuk senjata api yang sedari tadi ia pegang, hingga timah panas itu bersarang tepat di kepala pria tadi yang menjadi lawan bicara Brave.

Itulah sifat Brave, ia tidak akan memberikan kesempatan kedua pada seseorang yang telah merugikan dan melakukan kesalahan jika menyangkut pekerjaan-nya, ia benci dengan orang bodoh dan juga lambat.

"Bereskan" Perintah-nya, ia kembali duduk di kursi kerjanya mengabaikan beberapa bodyguard yang tengah memasukkan mayat kedalam sebuah kantong plastic hitam yang besar. Setelah semuanya telah bersih, mereka permisi dan kembali ketempat mereka masing-masing.

Brave menekan Intercom yang tidak jauh dari jangkaunnya "Masuk!"

Beberapa menit kemudian seorang wanita berpakaian cukup seksi memasuki ruangan milik Brave "Sir, tiga puluh menit anda akan melakaukan pertemuan dengan pihak Arab Saudi di Hotel The Thief "

"Batalkan, atur ulang jadwal pertemuan dengan mereka. Hari ini saya ingin menemui seseorang"

"Tapi, Sir. Ini sudah kedua kalinya anda membatalkan pertemuan dengan mereka" Kata wanita itu yang tidak lain adalah Sekretaris Brave sendiri.

"Ikke krangle!" Kata Brave, menekankan kalimatnya.

"Ja, Unnakyld meg" Setelah mengatakan hal itu, wanita itu mengundurkan diri dari hadapan Brave. Ia merasa takut dengan tatapan milik Bossnya yang begitu tajam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BERSERKERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang