Sebelumnya,

14.3K 1.8K 88
                                    

AVONDRUST
Evenings are the perfect hours to take
advantage of the rest of the day.

───── ⋆ ─────

"Empat lewat empat puluh menit?" Laki-laki itu menggumam kala melihat ponselnya. Tak tahu pasti detik keberapa, sebab terlalu cepat untuk dilihat, lagipula Renjun tak peduli waktu, ia hanya ingin pulang sekarang.

Laki-laki kelahiran bulan Maret itu menghela napasnya, maniknya bergerak kesana kemari menoreh bekas pandang pada banyak objek acak yang baru saja ia lihat dengan saksama.

Rintik hujan sejak siang menjelma, menciptakan kedua alisnya bertaut, adam yang satu ini memang pecinta hujan yang selalu merasa damai dan bahagia kala rintik dari langit datang, tapi kalau sudah hujan yang dicampur dengan petir mengerikan ... siapa yang tak benci?

Ia masih menetap di dalam toko buku yang sejak dua tahun terakhir ia jadikan tujuannya kala punya waktu, menatap air hujan yang terjun bebas dari kaca besar pengganti dinding.

Masih tergenggam payung biru kesayangannya pemberian Ame, neneknya. Ia juga kepalang malas untuk menentang guyuran hujan yang berani, meski tak terlalu hebat. Katakanlah, ia lebih sayang dengan payung pemberian sang nenek.

Sedang ditangan kanannya ada yang ia genggam erat-erat buku favoritnya karya Paula Hawkins yang berjudul The Girl on The Train, bersama dengan buku yang baru saja ia beli, The Story of Edgar Sawtelle.

Maniknya sesekali memandang para pengelana yang tanpa ragu melangkahkan kaki melalui guyuran hujan, hanya dengan tas punggung yang melindungi kepala mereka, atau mereka yang memilih menembus rintik hujan dengan ojek payung yang terbentuk secara tiba-tiba.

Hitung 3 detik berikutnya, adiksinya berubah, menatap seorang gadis yang menembus butiran air jatuh bebas ke tanah Bumi dengan memeluk tas ranselnya erat, seakan air hujan tak boleh menyentuhnya.

Gadis itu seperti Huang Renjun, ia jauh lebih menyayangi bukunya daripada dirinya sendiri.

Tangan si adam bergerak, memasukkan dua buku di genggamannya ke dalam tas ransel yang setia menemaninya. Dalam hati, ia mengaku tak mampu mengendalikan diri.

Renjun mengibarkan lebar payung biru gelap kesayangannya, kemudian melaju menantang menghampiri gadis itu, menembus hujan deras sore dihari Rabu.








Perkenalkan,

HUANG RENJUNLaki-laki yang satu ini gemar membaca,tapi melukis tetap jadi nomor satunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HUANG RENJUN
Laki-laki yang satu ini gemar membaca,
tapi melukis tetap jadi nomor satunya.

HUANG RENJUNLaki-laki yang satu ini gemar membaca,tapi melukis tetap jadi nomor satunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WANG YIREON
Perempuan ini selalu tak terduga,
dan penuh kejutan juga.





IMPORTANT NOTE!

Halo, semuanya! Setelah aku unpublish beberapa waktu lalu, akhirnya Avondrust aku munculkan kembali ke permukaan lagi.

Mau kalian pembaca lama atau-halo, pembaca yang baru aja datang ke sini, selamat datang! Silakan singgah dan nikmati kisah Renjun dan Yireon di sini, ya!

Buku ini aku tulis ulang dengan bahasa yang sekiranya lebih nyaman untuk dibaca, walaupun belum sepenuhnya sempurna.

Buku ini singkat, tapi semoga mencakup semuanya. Hanya terdiri dari beberapa kejadian yang sekiranya berkesan bagi mereka -Renjun dan Yireon. Semoga kalian suka, ya!

Hanya terdiri 16 bagian, termasuk bagian ini.

Semuanya, selamat membaca, dan selamat menelusuri kisah-kisah mereka berdua.

Jessie.

AVONDRUST, RENJUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang