Sassy (B)Witch

3.3K 358 24
                                    

Hermione berulah lagi.

Seorang pegawai dari Departemen Hubungan Muggle baru saja kena caci maki sampai wanita muda itu terisak lalu pergi dari ruangan Hermione.

Harry tidak mengerti kenapa Hermione berubah menjadi lost temper seperti itu. Dari dulu wanita itu memang sassy, suka protes, dan suka marah, terutama Ron yang selalu kena umpatannya.

Tapi akhir-akhir ini sifatnya bertambah parah setiap harinya! Ia jadi mudah mengomentari hal kecil dan marah entah karena apa.

Meski begitu, Hermione tetap menjalankan pekerjaannya dengan baik. Ia Mentri Sihir yang ulet, tegas, berwibawa, bijak, dan adil. Tapi coret dalam kemurahan hati. Ia tidak akan tanggung-tanggung memarahi bawahannya di depan banyak orang!

Sebenarnya itu hal yang baik, karena kementrian jadi berjalan baik sesuai visi misi dan tidak pernah mengalami masalah besar yang berarti.

Tapi kadang orang tidak suka jika bos mereka terlalu strict bukan?

"Ada apa lagi Hermione?" Tanya Harry, sahabatnya sekaligus Ketua Departemen Pelaksanaan Hukum Sihir.

"Ia telat menyampaikan laporannya padaku." Jawab Hermione masih dengan sisa-sisa kekesalannya.

"Itu bukan masalah besar. Kenapa kau semarah itu?"

"Tidak tahu, aku kesal saja!" Harry menggeleng tidak mengerti dengan perubahan sifat sahabat sejak kecilnya ini. Kesal saja? Jawaban yang tidak masuk akal.

Ia kemudian mengikuti Hermione yang berjalan keluar. Selama berjalan, mereka membicarakan tentang pelaku sihir di dunia muggle.

"Jadi dimana ia sekarang?" Tanya Hermione tanpa menoleh pada Harry yang berjalan di belakangnya.

"Lantai bawah. Ia sudah berada di pengadilan dan.." Harry terus menjelaskan.

Hermione tetap mendengarkan namun ia tidak mengalihkan perhatiannya dari pegawai-pegawai lainnya. Jika ia mengingat suatu hal, maka mulutnya akan bersiap mengomentari.

"Ms. West, kemana laporanmu minggu lalu?" Orang yang dipanggil terkejut setengah mati dan terlihat kelabakan.

"Oh, Mr. Alfred apakah kau sudah menemui orang yang kusuruh?"

"Um, itu, ya, ya tentu saja Mrs.." Jawab orang itu gugup.

"Mr. Gru, hewanmu berkeliaran di London lagi kan? Aku tidak mau mendengar alasan apapun, selesaikan itu sekarang juga."

Inilah alasan mengapa pegawai di kementerian memilih kabur jika bertemu Hermione. Mereka takut kena kritik!

"Jadi sudah diputuskan, Harry?" Kini atensi Hermione kembali padanya. Mereka berhenti di halaman depan kementrian, dekat jaringan floo.

"Ya, sudah siap semuanya." Jawab Harry.

"Kau memang satu-satunya yang paling bisa diandalkan! Tidak seperti orang-orang disini. Oh Merlin, aku bisa cepat tua jika terus-terusan disini."

Harry pun harus merelakan telinganya panas untuk mendengar segala keluh kesah, umpatan dan raungan kekesalan wanita itu.

"Love, kau sudah selesai?" Sebuah suara menghentikan ocehan Hermione. Oh baik, Harry harus berterima kasih karena telinganya terselamatkan.

Seorang laki-laki berambut pirang dengan setelan mahalnya baru saja datang dari jaringan floo. Ia kemudian berjalan menghampiri mereka.

"Merlin! Kenapa kau lama sekali? Aku pusing melihat pekerjaan yang tidak..."

Harry mengernyit jijik ketika lelaki itu menarik Hermione ke pelukan dan menghentikan ocehannya dengan lumatan singkat. Hermione anehnya langsung luluh dan diam seperti diberi mantra imperius.

What? Benar-benar tidak bisa dipercaya!

"Maaf Potter, apa dia membuat kesulitan lagi?" Tanya lelaki itu.

Draco fudge Malfoy.

Tidak, kalian tidak salah dengar. Itu memang Draco Malfoy.

Harry tidak tahu ceritanya bagaimana Hermione bisa berhubungan dengan mantan musuhnya itu. Seingatnya wanita itu tiba-tiba bilang ingin menikah dengan Malfoy. Ia sempat berpikir Hermione diberi Amortentia atau semacamnya. Tapi ternyata tidak. They're just simply falling for each other.

"Kind of that. Ia sepanjang hari marah dan protes pada apapun. Membuatku yang mendengarnya saja pusing." Kata Harry.

"Draco, mereka membuatku kesal." Kata Hermione dengan nada manja.

Catat itu! Seorang Hermione Granger, singa betina Gryffindor, the brightest witch of her age, headquarter of ministry of magic yang di takuti semua orang berlaku seperti kucing manis di depan suaminya.

"Jangan terlalu lelah dan sering marah. Kau tidak sendirian lagi sekarang, love." Balas Draco, mencium kening istrinya dengan sayang.

Harry memandang bingung interaksi kedua orang itu. "Tunggu, apa maksudnya itu?"

Kedua pasangan itu tersenyum misterius pada Harry. Semakin hari, Hermione semakin mirip Draco saja dengan seringai mengerikannya tersebut.

"Sebenarnya aku tidak mau mengatakannya disini, Uncle Harry." Jawab Hermione sambil berbisik, seolah tidak ingin ada yang mendengar.

"Istriku hamil, Potter. Kalian harus mencari penggantinya selama ia cuti beberapa bulan ke depan."

Keduanya terkekeh lalu meninggalkan Harry yang masih ternganga seperti orang bodoh di tempatnya.

Oh sialan memang hormon kehamilan!

END

Sassy Brightest WitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang