The Rendezvous

288 26 11
                                    


Hari itu hari Sabtu, sebuah hari yang ditunggu-tunggu oleh Jiho karena ia akan mendapatkan liburnya dari kuliah dan kerja paruh waktunya. Kecuali untuk hari Sabtu pada minggu itu.

Jujur, ia menunggunya untuk kembali ke Korea dari New York. Tidak terasa hari itu akhirnya datang. Ia benar-benar kembali, meskipun hanya untuk liburan musim panas.

Ia adalah Jung Jaehyun. Seorang laki-laki berparas tampan, terlewat tampan pada masa-masa itu sehingga Jiho harus tetap tenang untuk menghadapi para gadis yang mengagumi kekasihnya. Kekasihnya pada masa itu.

Lelaki yang mengisi waktu-waktu indahnya di sekolah menengah atas, lelaki yang memotivasinya ketika ia sedang berada di masa-masa kesulitan karena ujian akhir, juga lelaki yang ia dorong untuk terus mengejar cita-citanya untuk bisa masuk ke universitas tujuannya di Amerika Serikat.

Awal kisah mereka dimulai dengan pertemuan pada tempat bimbingan belajar. Kebetulan mereka tergabung di dalam suatu kelas kecil bersama. Tidak pernah bertemu di sekolah sebelumnya, padahal kelas mereka bersebelahan. Jaehyun di IPA 3 dan Jiho di IPA 4.

Sebenarnya Jiho sedikit berbohong, sih. Siapa sih yang tidak mengenal Jung Jaehyun, sang kapten basket yang terkenal tampan, pintar, dan menawan? Ia bukan salah satu fans dari lelaki itu seperti teman-teman perempuan di kelasnya, namun ia sedikit mengetahui lelaki yang sering menjadi omongan teman-temannya.

Tidak disangka, Jaehyun dan Jiho memiliki banyak kesamaan. Dimulai dari genre musik yang mereka dengarkan, hingga buah kesukaan mereka, yaitu peach dan semangka. Di tempat bimbingan belajar pun mereka sering menghabiskan waktu bersama untuk belajar. Jiho yang pintar di pelajaran kimia juga sedikit baik dengan hafalan dan Jaehyun yang memiliki keahlian di bidang fisika membuat mereka saling melengkapi satu sama lain ketika belajar.

Dari situ Jaehyun sering mengantarkan Jiho pulang ke rumahnya. Ayolah, mereka selalu pulang dari bimbingan belajar ketika matahari sudah sepenuhnya tenggelam. Ditambah lagi Jiho tinggal sendirian di Seoul karena bisnis kedua orangtuanya di Okcheon yang tidak dapat ditinggalkan. Jaehyun tidak mungkin membiarkan gadis itu pulang sendirian juga. Yah, dan ia juga bisa memandangi wajah cantik itu sedikit lebih lama.

"Gimana kalau ada yang mengajakmu berpacaran sekarang?" Suatu hari, Jaehyun tiba-tiba melontarkan pertanyaan itu kepada gadis yang sedang berjalan di sampingnya.

Jiho tidak terlalu mengindahkan pertanyaan itu dan menjawab dengan sekenanya, "Ya, asal dia mengerti kalau aku sedang fokus untuk mendapatkan tempat kuliah sih, mungkin gapapa,"

Langkah Jaehyun pun terhenti. Tubuh jangkung itu pun berbalik, menghadap ke gadis berambut panjang yang juga berhenti melangkah karena takut lelaki itu ketinggalan sesuatu dan hendak menghambilnya kembali di tempat les.

"Kalau begitu, ayo berpacaran!" Serunya dengan lantang. Untung jalanan sudah sepi saat itu, jadi mereka berdua tidak perlu malu mendapatkan tatapan dari orang-orang di sekitar mereka.

Saat itu, sumber cahaya hanya berasal dari lampu jalan yang memang tidak secerah sinar matahari di pagi hari. Namun netra Jaehyun masih dapat menangkap wajah terkejut Jiho yang disusul dengan rona kemerahan di kedua pipi tembam itu, begitu juga dengan Jiho yang dapat melihat semburat merah yang sama di wajah Jaehyun.

"Ka- kamu serius?" Tanya Jiho, sedikit bermasalah dengan pendengarannya. Mungkin telinganya baik-baik saja, namun hatinya tidak. Hatinya tidak hanya sedang bergejolak, tetapi mendidih oleh perasaan kaget sekaligus malu.

Anggukan Jaehyun mantap. Kedua tangan itu menggenggam kedua tangan milik sang gadis dengan erat, sembari menatap kedua mata yang terlihat bingung itu. Jaehyun menjadikan matanya sebagai sebuah kamera dan menyimpan gambar wajah kebingungan Jiho yang terlihat menggemaskan. Ia harap ia dapat mengingat gambar itu selamanya.

reconciliation. // jung jaehyun x kim jihoWhere stories live. Discover now