The Competition

331 48 30
                                    

Bell selesai istirahat berbunyi dan aku kembali ke kelas bersama teman – temanku untuk melanjutkan kegiatan belajar.
Saat kegiatan belajar di mulai kembali tiba – tiba ada seseorang yang mengetuk pintu kelas, " tok tok tok.. permisi" dan ternyata adalah kepala sekolah yang ingin masuk ke kelasku. Aku dalam hati penasaran mengapa kepala sekolah ingin ke kelasku sambil memegang kertas yang ia gulung gulung dengan terlihat seperti terburu buru dan ternyata ia mencari aku, "maaf ganggu ya sebentar saja, disini ada Hanin tidak?" lalu aku tunjuk tangan dan di ajak keluar kelas oleh beliau, ternyata beliau ingin berbicara denganku tentang suatu hal yang cukup serius dan penting "izin ya saya ingin berbicara dengan Hanin tentang suatu hal yang penting" katanya.

Saat saya sudah keluar beliau berkata bahwa bulan depan akan diadakan lomba Speech dan Story telling pada PORSENI antar gugus dan kabupaten dan aku diminta untuk mengikuti salah satu dari lomba tersebut secara berturut – turut. Aku pun kaget dan takut untuk mengikuti lomba tersebut karena waktu untuk latihannya hanya 1 bulan dan sebentar lagi akan diadakan ulangan akhir semester, lalu beliau berkata "saya percaya padamu, lomba ini hanya diadakan 2 tahun sekali dan saya ingin sekolah kita tetap juara umum" setelah beliau berkata itu aku menjadi ingin mengikuti kompetisi tersebut karena 2 tahun kedepan aku akan lulus dan menurutku kesempatan ini tidak akan datang 2 kali jadi aku terima permintaan untuk mengikuti lomba tersebut walau dengan rasa takut  dan gelisah yang amat besar. Beliau pun berkata "ok deh nanti kamu akan dilatih oleh Mrs. Dewi yaa terima kasih Hanin". Dan setelah itu aku pun kembali ke kelas dan melanjutkan kegiatan belajar.

Bell pulang pun berbunyi dan siswa siswi bergegas pulang namun aku tidak langsung  pulang karena masih kepikiran tentang lomba tadi, jadi aku ke ruang guru untuk menemui Mrs. Dewi. Saat menemuinya aku berkata pada beliau "miss dew ini aku disuruh ikut lomba speech aku truss harus bagaimana ya?" Mrs.Dewi berkata "oh iya yu ke perpus dulu yang lebih sepi ,kita prepare disana" Mrs dewi pun mengajak ku ke perpustakaan.

Di perpustakaan Mrs Dewi menyuruhku untuk menyiapkan beberapa hal "this is going to be a tight competition harus selalu prepare, saya gak mau tahu kamu harus diem disini saya akan menunggu untuk membuat script pidato nanti, yang bertemakan tentang internet dan pendidikan". Aku pun kaget namun hari semakin sore jadi aku harus cepat menyelesaikan pembuatan script untuk lomba speech nanti.

Saat saya menulis script saya menyadari bahwa membuat teks pidato itu cukup melelahkan dan sulit karena kita harus sopan,tegas dan bersifat menghimbau semakin sulit pula karena berbahasa inggris dan harus untuk minimal 5 menit tampil. Saking kesulitannya aku pun hanya membuat 2 halaman script, Mrs Dewi pun berkata "ya sudah deh gak apa apa, sekarang saya ingin denger kamu membacanya dan karena itu baru 2 halaman saya mau kamu improv sampai selesai". Karena takut, aku ikuti saja perintah Mrs.Dewi, setelah aku membawakan pidato aku berpikir bahwa improv ku sudah cukup baik namun Mrs Dewi bertanggap banyak, "pronouncation mu sudah bagus, namun masih kecepatan dan kurang menekan.. we will practice everyday ok setiap pulang sekolah" aku merasa lelah namun untuk memenangkan lomba ini aku harus kerja keras maka aku akan latihan setiap hari, setelah itu aku pulang.

Sesampai dirumah lomba itu tetap dipikirkan olehku, karena tidak ingin mengecewakan Mrs Dewi untuk keesokan harinya aku tuntaskan pembuatan script pidato ku semaksimal mungkin. Aku membuat script pidato ku hingga larut malam karena aku ingin membuat sesempurna mungkin. Setelah selesai membuat script pidato, aku pun belajar membawakan pidato tersebut dengan serius dan tegas. Karena lelah aku pun istirahat dan tidur.

Pagi harinya, aku terbangun lebih awal dari pagi – pagi sebelumnya karena selalu terpikirkan tentang pidato ku. Setelah aku bangun, aku membaca baca script pidato ku sambil belajar membawakannya dan mencoba menghafalnya. Setelah itu aku siapkan diri untuk kesekolah.

Sesampai disekolah aku langsung ke kelas dan membaca baca script pidato ku kembali. Di sekolah pun mata pelajaran di kelas tidak difokuskan bagi ku. Teman – temanku menghampiriku dan bertanya "Ty, ini apa? Dari tadi fokus banget sampai diem aja terus" aku pun berkata "ini  teks pidato buat lomba nanti gua kepikiran terus masalahnya". Teman – temanku membalas "oalahh buat lomba yaudah semangat deh jangan sampai kecapekan dan terlalu stress nanti sakit aja lu". Aku pun berterima kasih dan melanjutkan menghafal pidatoku. 

Bell pulang sekolah berbunyi dan aku langsung ke Mrs Dewi di ruang guru meminta beliau  untuk melatihku lagi. "Mrs Dewi, aku udah kelar scriptnya dan sudah cukup hapal mau lihat aku membawakannya gak?" Mrs Dewi pun menjawab "okeh siip deh saya mau denger, disini aja ya biar latih confidence kamu tampil depan orang banyak ". Aku langsung dagdigdug untuk membawakan pidatoku di ruang guru namun aku ikuti saja perintah Mrs Dewi. Saat aku membawakan pidato ku, guru – guru yang disitu langsung memusatkan perhatiannya kepadaku dan aku merasa tambah nervous dan mulai lupa dengan script pidatoku. Setelah aku membawakan pidatoku Mrs Dewi pun bertanggap "sudah lumayan bagus tidak secepat kemarin tapi kamu masih kurang pede dan tegas, coba ulangi lagi deh hingga bener". Lalu aku ulangi lagi lagi dan lagi sampai aku semakin percaya diri dan semakin lancar membawakan pidato tersebut, namun aku masih gagal beberapa kali dalam membawakan pidatonya hingga stress dan nangis namun Mrs Dewi menenangkan ku dan menyuruhku untuk mencoba lagi.

Aku pun berlatih setiap pulang sekolah dengan Mrs Dewi hingga tiba 3 hari sebelum waktu lomba (h-3) , aku semakin nervous namun aku sudah lancar maka dari itu aku semakin percaya diri dan berani. Pada hari itu juga aku diajak keliling kelas – kelas untuk tampil di beberapa kelas melatih mental dan keberanianku dalam berpidato depan audience yang banyak. Sesekali juga aku tampil didepan guru – guru di ruang guru.

Tibalah hari terakhir aku latihan dengan Mrs Dewi karena keesok harinya adalah hari Minggu dimana aku istirahat dan latihan sendiri di rumah.. Hari ini aku latihan dengan sesempurna mungkin . setelah aku latihan beliau berkata "your progress so far is amazing and more than enough, saya berpesan ke kamu nanti saat lomba dan kamu sudah distage dont overthink it percayalah kamu yang terbaik dan kamu sudah usaha susah payah latihan setiap hari dengan kritikan dan tataran dari ku, just do your best".
Lalu aku membalas "iya Mrs Dewi terima kasih atasa bimbingan ibu aku jadi selancar ini, aku usahakan menjadi pemenang di lomba nanti i wont let you down"

Pada hari Minggu ini aku beristirahat yang cukup, menyiapkan diri untuk kompetisi besok. Walaupun aku disuruh beristirahat, setiap hal atau kegiatan yang aku lakukan pasti tetap kepikiran tentang lomba besok sehingga saat aku mengaca aku pun latihan membawa pidatoku dan saat ingin tidur siang maupun malam aku membaca kembali scriptnya berharap besok tidak lupa atau stuck di panggung.

Tibalah hari yang ditunggu – tunggu hari PORSENI 1 antar gugus dan sekolahku menjadi tuan rumahnya, pada hari pertama diadakan lomba Speech, Storytelling, dan Speech. Kompetisi dimulai dari jam 9 pagi namun aku datang dari jam 6 pagi bersama perwakilan sekolahku untuk stortel dan singing, kita latihan bersama di aula sekolah.

Sudah jam 8 dan peserta lomba semakin ramai dan mengisi ruang kompetisi. Aku mendapatkan urutan ke 2 dari 22 peserta speech. Sebelum kompetisi dimulai aku bersosialisasi dikit dengan sesama peserta speech lainnya, mereka semua terlihat sangat siap mengikuti kompetisi ini dan aku semakin nervous namun aku mencoba untuk tidak memperlihatkannya. Aku berbicara dengan salah satu peserta bernama Lola, ia berbeda dengan peserta lainnya. Lola ini terlihat lebih sombong,dewasa dan cuek dari peserta lainnya.

Aku bicara pada Lola "hi kamu dari sekolah mana ?" ia pun membalas tanpa ingin melihatku "bojong lah pokonya" dan saat kompetisi dimulai, kita diajak doa bersama agar acara di lancarkan ,  namun saat peserta dan pembimbing berdoa hanya dia lah yang tidak berdoa dan senyum senyum saja. Aku pun penasaran dan sedikit curiga.

 

The CompetitionWhere stories live. Discover now