Si Tukang Bohong

28 10 0
                                    

Pada suatu pagi. Regen takjub melihat wajahnya sendiri di cermin. Serupa benar dengan wajah seorang pangeran, katanya dalam hati. "Ya, kau memang tampan, Regen". Dia sangat senang mendengar pujian itu. Ia tersihir oleh bayangannya sendiri. Bayangan ketika ia masih berada pada masa sepuluh tahun yang lalu.

Wajahnya berseri-seri. Setengah terpana melihat ketampanannya sendiri. Rambutnya berwarna hitam kecoklatan, berkilat, hidung yang mancung. Matanya bulat. Hitam pekat seperti langit malam. Tampan sekali dirimu, dalam hatinya.

"Ya, kau memang tampan. Dan kau suci, Regen."

Ia melirik ke lehernya. Harusnya ada bekas goresan pisau di sini, katanya sembari meraba sekujur leher yang bersih itu. Tidak ada bekas goresan pisau atau luka atau apapun. Ya, cermin ini memang mengembalikan Regen kepada kesempurnaan.

"Kenapa kau berbohong kepadaku?"

"Aku tidak berbohong, Regen."

"Ya, kau bohong!"

"Tidak, Regen. Lihatlah, ini benar-benar dirimu. Tampan dan mempesona".

"Itu dulu!" Regen menangis.

"Tidak. Tidak, Regen. Dulu, sekarang, dan nanti kau akan tetap seperti ini.

"Apa maksudmu menunjukkan wajahku yang seperti ini?"

"Memang beginilah dirimu, Regen. Tak pernah menjadi yang lain."

"Tidak! Aku sekarang sudah berbeda. Aku sudah tak cantik lagi seperti dulu. Aku tua! Buruk rupa dan tak berdaya!"

"Kenapa kau bicara begitu, Regen?"

"Begitulah kenyataannya!"


Regen ingat sekali masa-masa ia masih menjadi seorang pria yang tampan sekali. Ketampanan Regen menyaingi rupa seorang pangeran bahkan dewa-dewa sekalipun. Caranya berjalan, berbicara, seakan memiliki daya magis untuk menarik perhatian orang dan membuat orang itu betah berlama-lama menatapnya. Tidak ada wanita yang tak melihat matanya saat Regen berjalan-jalan mengelilingi desa. Termasuk Angel, seorang gadis biasa yang sedang bertani.

Angel, yang setiap pagi melihat Regen berputar-putar di desa diam-diam menyimpan hati kepada lelaki itu. Namun ia tahu diri untuk tak menyatakan perasaannya. Wajahnya yang buruk membuatnya tak pernah berani untuk sekadar berbicara dengan orang lain, apalah lagi dengan Regen. Angel tak mau pria itu meneriakinya monster. Sudah bertahun-tahun ia menyembunyikan wajahnya dari orang lain, sejak ia terkena kutukan yang berasal dari sebuah cermin.

Cermin itu diperoleh Angel dari mendiang ibunya. Keluarganya sangat miskin dan ia mengerti kalau-kalau orangtuanya tak bisa mewariskan apa-apa kepadanya. Tapi ternyata di penghujung hayatnya, ibunya memberikan selembar surat wasiat. Di dalam surat itu tertulis bahwa ibunya telah mengubur sebuah cermin tua. Kelak saat ia meninggal, cermin itu harus diserahkan kepada anaknya. Karena Angel adalah anak sematawayang, jadilah ia yang menerima cermin itu.

Sebelum melihat cermin tua itu, Angel tak pernah sekalipun bercermin. Hingga ia tak menyadari bahwa ia sebenarnya adalah seorang gadis yang rupawan. Namun, semenjak adanya cermin tersebut, Angel menjadi sering bercermin. Ia bahkan kerap menghabiskan waktu untuk duduk di depan cermin itu. Mengagumi dirinya sendiri. Serta sesekali mengutuk orangtuanya, kenapa tak pernah menyadarkan dirinya bahwa ia memiliki wajah yang cantik.

Seiring waktu berjalan, Angel menjadi tergila-gila dengan wajahnya sendiri. Dari pagi sampai malam dihabiskannya hanya untuk bercermin. Ia juga sudah mulai jatuh cinta pada dirinya sendiri.

Yang Angel tidak tahu, cermin tua peninggalan ibunya itu ternyata dapat mengisap jiwa orang yang sedang bercermin di depannya. Jika terlalu sering atau terlalu lama seseorang bercermin, maka ia akan segera menjadi tua melebihi usia yang sebenarnya. Semenjak itu, Angel mengubur cermin tua tersebut dan tak pernah memakainya lagi. Tentu saja, setelah wajahnya berubah menjadi buruk akibat menghabiskan nyaris seluruh hari-harinya hanya untuk berada di depan cermin.

"Angel, Anel..."

Seorang pria melambai-lambai. Ternyata Regen.

"Melamun saja." pria itu tersenyum nakal.

"Ah, ada apa, Regen.." Angel salah tingkah.

"Boleh aku duduk disini?"

"Oh, tentu saja."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 23, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Si Tukang BohongWhere stories live. Discover now