Chapter 3

490 69 16
                                    

Pasien itu mengangguk-nganggukkan kepala mendengar jawaban Yein. Kemudian pasien itu mengulurkan tangannya pada Yein. Gadis itu menatap ulurannya.

"Namaku Jeka, Jeong Jeka."

"Jung Yein, dipanggil Yein."

Yein pun membalas uluran Jeka. Dengan senyuman yang menampilkan deretan gigi kelincinya. Melihat itu Jeka tidak bisa gak mencubit pipi Yein saking gemesnya. Membuat yang dicubit jadi meringis sakit.

"Paan sih cubit-cubit segala! Sakit tau!"gerutu Yein

Baru saja perkenalan udah kek gini, Yein.

"Abis kau begitu menggemaskan sih! Aku gak bisa nahan!"kata Jeka sambil tersenyum merekah dan sukses membuat jantung Yein berdegub kencang tak karuan.

"Sering-seringlah tersenyum...kau lebih tampan jika tersenyum seperti itu." Kata-kata frontal dari mulut ember Yein.

Dia keceplosan.

Dalam hati Yein terus menggerutu karena kebodohannya ini.

"Ku terima pujian itu. Sudah lama aku tidak mendengar kata-kata itu setelah 2 bulan yang lalu." Yein mengernyitkan alis bingung akan ucapan Jeka.

"Memang apa yang terjadi 2 bulan lalu?"tanya Yein

Jeka nampak menundukkan kepala, sepertinya mulut Yein perlu perekat sekarang juga.

"Mereka semua membuang ku. Mereka cuma memanfaatkan ku demi kekayaan dan tenar. Tidakkah itu kejam? Setelah tau bahwa aku mengidap kanker paru-paru tahap pertama, mereka meninggalkanku seakan aku hanya lah sampah." Jelas Jeka

Sakit. Yein tahu rasa sakit itu. Karena dia juga merasakan hal yang sama. Jungkook. Pria itu banyak sekali menyakiti Yein. Bahkan semua alasan ketidakpastiannya membuat Yein seperti ini.

Haruskah aku mencoba membenci nama itu ribuan kali?

Haruskah aku menghitung berapa banyak rasa sakit yang dirasakan?

*

"Boleh aku bertanya hal privasi padamu?" tanya Jeka

"Silahkan."

"Apakah kau punya kekasih?"

DEG!

Yein bingung harus menjawab. Dia benar-benar benci menyebut namanya.

"Tidak perlu dijawab. Maaf pertanyaan itu begitu frontal."kata Jeka

"Tidak apa-apa.Hmm...jadi selama 2 bulan ini kau berada di rumah sakit?"Yein mengalihkan pembicaraan.

"Iya, miris kan hidupku? Selama itu juga tidak ada yang menjengukku, bahkan keluarga sekalipun." Hati Yein terenyuh. Rasanya ada sesuatu yang ada dihati Yein. Dia sangat kasihan akan kehidupan Jeka.

Yein melirik jam tangan, "Ah, aku harus segera pulang!" ketika hendak menggeser pintu itu ia berbalik badan.

"Besok aku akan sering menjengukmu Jeong Jeka. Semoga cepat sembuh!" kata-kata ajaib yang berhasil menyihir hati seorang Jeka. Dan pria itu juga mulai jatuh hati pada Yein sejak pertama kali melihat gadis itu disebelahnya.

Oh Tuhan, ku cinta dia berikanlah aku hidup.

Takkan ku sakiti dia.

Hukum aku bila terjadi.

*

Kini malam pun telah tiba. Yein dan Hoseok sedang makan malam. Yein masih kepikiran tentang Jungkook. Mengapa pria itu tak menjenguknya? Apakah tidak ada cinta untuk gadis itu dalam hatinya? Apa dia sudah memiliki ga—Tidak! Jungkook tidak akan seperti itu! Ya, Yein percaya itu. Jungkook tidak mungkin berselingkuh dibelakangnya.

Waiting✔ [JJK-JYI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang