Prolog

58K 2.3K 99
                                    

Seorang laki-laki berusia sekitar 20 tahunan itu tengah termenung. Sudah 3 tahun terakhir ini ia berkonsultasi di tempat ini. Terdengar suara derap langkah kaki menuju ruang rawatnya, ternyata itu seorang dokter yang 3 tahun telah merawatnya.

Terlihat seorang dokter muda bername tag 'Bayu Prakoso Nugroho' itu tersenyum padanya.

"Bagaimana kondisi kamu? Udah lebih baik kan? Masih pusing?"

Laki-laki itu hanya bergeming. Bayu mengerti itu. Karena jiwa laki-laki itu belum sepenuhnya pulih.

"Ya sudah, saya tinggal ya. Kalau ada apa-apa beritahu saya" .

Sebelum Bayu keluar ruangan, terdengar suara seorang gadis kecil memanggil namanya. Seluruh perhatian terpusat padanya termasuk Kenzo. Entah mengapa gadis itu seperti magnet yang menarik dirinya.

"Bang Bayu," sapa gadis itu riang.

"Loh Aca, ngapain kesini. Kamu sama siapa kesininya?.

"Sama bang Aji. Dianterin pak supir sih bang, hehe."

"Dasar kamu, udah izin sama ayah bunda kamu belum? Terus Aji mana?"

"Udah dong. Bang Aji jalannya lelet kayak siput".

" Ha ha ha, bisa aja kamu ya", Bayu gemas dan mencubit pelan hidung Aca.

Entah kenapa jantung Kenzo berdetak dengan cepat kala melihat gadis itu. Apakah dia jatuh cinta?

Terdengar suara anak laki- laki berusia 8 tahun tengah berlari kearah mereka.

"Aca, kok kamu tinggalin aku sih", tanyanya sambil ngos-ngosan.

"Maaf bang, hehehe", Aca hanya bisa cengengesan.

"Ya udah yuk kita ke ruangan Abang, disana banyak mainan, ayo", ajak Bayu.

"Yuk", seru Aca Dan Aji bersamaan.

"Kenzo saya tinggal dulu ya, saya mau mengajak sepupu dan adik saya main", pamit Bayu.

Kenzo pun tampak kecewa. Pasalnya dia tidak dapat melihat gadisnya itu.

*~*

Sekarang Kenzo sedang duduk di halaman belakang. Dirinya menatap sendu obat-obatan yang ada di tangannya. 'mau sampai kapan', batinnya.

Dia ingin sembuh. Dia tidak tahan dengan panasnya jarum suntik yang menenangkannya dikala ia mengamuk. Tak sadar dia telah meneteskan air matanya.

Tiba-tiba ada seorang gadis kecil yang menghampirinya. Gadis yang tadi Kenzo lihat, yang telah memporak porandakan hatinya.

"Kakak kok nangis, kenapa?" Tanya Aca kecil.

Kenzo hanya diam.

"Oh ya kak nama aku Natasha, panggil aja Aca", sapa Aca sembari mengulurkan tangannya.

Kenzo tertegun sejenak melihat manisnya gadis itu dengan lesung pipinya.

Dia bingung, pasalnya orang-orang yang melihatnya pasti akan ketakutan. Tetapi tidak dengan gadis ini.

Kenzo dengan ragu membalas jabatan Aca. "Bara", entah kenapa Kenzo menyebutkan nama kesayangannya kepada Aca.

"Kok gak di minum kak obatnya. Nanti diomelin bang Bayu loh, bang Bayu itu kalau marah kayak singa, roarrr.....roarrr..... roarrr", Aca menirukan gaya singa yang membuatnya semakin imut.

Kenzo pun terkekeh kecil akan hal itu, nampaknya Aca membawa Perubahan yang signifikan padanya. Akhirnya Kenzo pun meminum obat itu.

"Oh ya, aku harus pulang kak. Besok kan aku sekolah", Aca menepuk jidatnya pelan.

Kenzo menggeleng cepat sambil memegang tangan Aca "jangan pergi", pinta Kenzo.

"Maaf ya kak, aku harus pergi. Mudah-mudahan kita bisa ketemu lagi. Dadah kak."

Terbesit rasa kecewa yang mendalam di hati Kenzo. Saat melihat punggung Aca mulai menjauh. Kenzo pun masih mengingat sebuah kalimat.

Kalimat yang masih terngiang-ngiang di pikirannya. 'mudah- mudahan kita bisa ketemu lagi'.

Kenzo pun tersenyum tipis. Tidak ada yang melihatnya karena memang kondisi disana sedang sepi.

Ya, Kenzo pun bertekad untuk sembuh dan kalimat itu bukanlah 'mudah- mudahan'. Tetapi pasti. Dia akan menemukan gadisnya itu.

Ambisinya hanya satu. Sembuh dan membawa gadisnya kepelukannya.

My Little Girl [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang