1 Tempat yang tidak ingin ku datangi

43 6 0
                                    


Hembusan angin siang ini begitu menenangkan. Suara gemerisik dedaunan dan teduhnya suasana di bawah pohon yang rindang. Ah. Suasana yang pas untuk membaca buku. Ku kira aku bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk membaca di sini.

Setelah membaca beberapa halaman, aku merasa ada yang aneh. Kenapa suasananya begitu sunyi? Aku mengalihkan perhatian ku dari buku dan melihat keadaan disekitarku.

"...!!"

"Kyaa!!" seseorang tiba-tiba menjerit, menyadarkan orang-orang di sekitarnya.

"Apa yang sebenarnya terjadi sekarang!!?"

"Apa-apaan ini!?"

'Ya, benar. Dimana aku? Ini bukan halaman di kampusku!'

Aku melihat sekeliling sekali lagi. Aku menepuk punggung tangan ku, karena mencubitnya pasti terasa sakit. Aku mencoba berlari, karena seingatku kalau ini mimpi, aku tak bisa berlari kencang. Aku bukanlah orang yang dengan mudah menyimpulkan kejadian aneh disekitarku sebagai mimpi. Aku pernah bermimpi melawan gozila, dikejar pasukan kerajaan yang memaksa memotong rambutku, dikejar sekelompok orang jahat, masuk kemenara penuh buku, bahkan bermimpi melawan sapu yang terbang. Tapi aku menganggap itu nyata dan menikmati setiap petualangan tersebut.

"Ini bukan mimpi." ucapku pada diriku sendiri. Aku dapat berlari dan merasakan setiap gerakan kakiku yang berlari, aku bahkan dapat merasakan kakiku yang menginjak tanah. Suaraku juga terdengar jelas. Pembuktian seperti ini memang sedikit membantu. Terutama saat mimpi buruk. Aku pernah memaksa diriku untuk tersadar dari mimpi. Memangnya siapa yang ingin meneruskan mimpi buruk?

'Jadi, apa yang akan kami lakukan?'

Aku duduk kembali dan berusaha untuk menenangkan diri. Aku meminum air dari botol yang ada di dalam tas dan memakan sebutir permen. Aku mencoba untuk berpikir positif.

'Wah, indah sekali pemandangan disini. Padang rumput tebal terbentang luas. Karpet hijau alami!'

'Banyak sekali pohon besar- tidak, super besar berjajar di belakangku.'

Apakah yang dibelakangku ini hutan? Yah, yang penting aku belum melihat singa, serigala, hyena, dan makhluk buas lainnya. Aku juga berharap disini tidak ada monster-monster seperti yang ada di cerita fantasi yang sering aku baca.

"Sepertinya kau satu-satunya orang yang dapat menenangkan diri di situasi seperti ini." Seseorang tiba-tiba berada disampingku. Dia tersenyum padaku dengan ekspresi wajah yang tak dapat aku baca.

'Siapa dia?' Pikirku. 'warga lokal? Atau orang yang terseret ke tempat ini juga?'

"Sepertinya Nona, kau memiliki kebiasaan buruk." katanya sambil melirik kepada ku.

Aku tak suka caranya menatapku dari atas, seperti dia sedang merendahkan ku. Ingin aku berdiri, tapi aku lebih suka duduk.

"Jadi apa yang harus kita lakukanterhadap mereka?" katanya padaku.

"Entahlah." jawabku sekena nya.

"Ayolah, beri aku jawaban yang pasti."

"Kalau aku memberikan jawaban, dan kau meminta ku membantu mu untuk menenangkan mereka, mereka semua akan berpikir aku ada kaitannya dengan semua ini!"

"Wah... Fantasi anda berlebihan. Walau tidak semuanya salah." kemudian dia meniup sebuah peluit. Orang yang tadinya ribut jadi memperhatikannya.

"Seperti yang kulihat, kalian tersesat, atau setidaknya tak sengaja terseret ke tempat ini."

"Kami meminta penjelasan mu tentang ini." kata seorang pria ber jas dan rapih.

Aku sadar, walau pun kami bersikap tenang, kami sangat ketakutan. Aku merasa semua bulu di kaki, badan, dan tangnku berdiri. Aku merasa kedinginan dan seolah-olah akan pecah. Aku ingin ada seseorang yang berkata 'Surprise! Kalian tertipu.' itu akan lebih baik walau pun itu tak mungkin.

"dari pada disini, lebih baik kalian ikut aku. Aku sudah melapor kepada tatasan ku bahwa ada orang yang tersesat. lagi pula daerah ini kurang aman untuk kalian." dia berjalan kemudian berbalik. :Ayolah, ini juga demi kebaikan kalian. Kalian tidak akan kami makan." katanya sambil tersenyum, atau lebih tepatnya menahan tawa.

'Dia pikir ini lucu bagi kami?'

Kami mengikuti dia masuk ke dalam hutan. Hutan cukup gelap karena rimbun dan besarnya pohon-pohon di sini.

" Kita sudah sampai." katanya. "Sepertinya orang yang tersesat ke tempat ini bukan hanya kalian." tambahnya.

Aku melihat sekelilingku. Ternyata ada beberapa orang yang memiliki ekspresi wajah yang sama dengan kami. Sama seperti kami, mereka juga memandang kami dengan cara yang sama.

"Maaf semuanya." seseorang mulai berbicara. "Sepertinya ada satu kelompok lagi yang belum tiba, akan lebih baik kalian beristirahat di halaman rumah sambil menunggu." Sepertinya perkataan itu ditujukan kepada kami yang baru datang. Mereka bilang satu kelompok lagi? Memangnya berapa orang yang terseret ke tempat ini?

"aku tahu, kalau kalian merasa lelah dengan suasana tegang, kaku dan rasa takut. Di teras rumah ada air dan sedikit cemilan. Tidak ada racun, obat tidur, atau apapun yang kalian bayangkan. Makanlah jika kalian membutuhkannya." katanya lagi dengan wajah yang sedikit kaku dan sedikit gugup.

Aku memilih untuk duduk dan membaca buku lagi setelah mengambil beberapa biskuit yang mereka sediakan. Sebenarnya aku sedikit penasaran dengan apa yang akan terjadi mulai sekarang. Tapi suasana seperti ini juga kurang baik untuk kesehatan ku. Walau aku terus berusaha untuk menenangkan diri, aku masih merasakan suasana di sini dingin, seolah-olah angin lembut berhembus menggetarkan seluruh rambut di tubuhku.

Tidak lama kemudian kelompok yang ditunggu pun datang. Melihat orang-orang yang baru datang tersebut, membuat ku merasa lebih tenang walaupun rasa iba ku pun muncul. Mereka menunjukan ciri-ciri seperti orang asia. Setelah lama aku perhatikan, dengan otomatis aku membekap mulut ku agar tak berteriak. Kelompok terakhir adalah orang-orang yang aku kenal. Tapi aku tidak yakin beberapa diantara mereka mengenaliku.

Kami orang-orang terdampar telah berkumpul. Kami ingin mengetahui mengapa kami berkumpul disini. Mereka bilang akan menyelidikinya. Sepertinya mereka telah mengetahui penyebabnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 16, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

I'M A KEYWhere stories live. Discover now