1. CUSTOMER

768 47 5
                                    

Malam itu sekitar pukul 20.30 WIB hujan turun lumayan deras. Aku dan teman-temanku yang lain masih stay di butik tempatku bekerja. Ya, aku bekerja di sebuah butik yang lumayan besar.

Butik ini terdiri dari tiga lantai. Aku sekarang berada di lantai tiga, lantai paling atas. Jumlah karyawan di sini ada sembilan orang dan setiap lantai ada tiga karyawan. Jadi, aku dan kedua temanku masih berjaga di lantai tiga meski keadaannya sudah sepi.

Karena masih sepi dan ditambah lagi cuacanya yang tidak mendukung, suasana di sini terasa sunyi dan mencekam. Untuk memecah keheningan kami bertiga pun mengobrol. Saat asyik mengobrol tiba-tiba salah satu temanku, sebut saja Dini memegangi perutnya.

"Kenapa kamu, Din?" tanyaku.

"Mules, nih, ke toilet dulu, ya," jawabnya dan langsung pergi ke toilet.

"Huuu ... dasar," ledekku dan temanku yang satunya lagi—Putri.

"Sepi banget ya, Nggun. Mana ujannya nggak reda-reda lagi, jadi boring." Putri mengeluh.

"Iya, nih. Coba kalo lagi di rumah, bisa tidur pules, nih," sahutku.

Saat asyik mengobrol, tiba-tiba ada suara benda yang terjatuh.

"Allahuakbar!"

Kami berdua tersentak kaget.

"Suara apaan, tuh, Nggun?" tanya Putri.

"Nggak tau, kita cek yuk."

Aku dan Putri berjalan beriringan menuju sumber suara dan ternyata ada tas yang terjatuh.

"Oh, tasnya jatuh, Put," ucapku pada Putri.

"Kok, bisa jatuh, ya? Padahal posisinya udah bener." Putri keheranan.

Aku dan Putri membenarkan tas yang jatuh itu dan tiba-tiba ada suara langkah kaki dari arah belakang kami. Otomatis kami langsung membalikkan badan dan ternyata ada customer yang datang.

Aku dan Putri tersenyum menyapanya.

"Ada yang bisa kami bantu, Mbak?tanyaku ramah dan Mbak itu cuma tersenyum tipis.

Entah kenapa aku jadi merinding ketika melihat senyumannya.

Mbak itu berjalan ke arah dress, mengambil salah satu dress tersebut dan langsung masuk ke dalam kamar pas.

Aku dan Putri saling pandang.

"Mbaknya kedinginan kali, Nggun. Liat aja bajunya, kan agak basah gitu," ujar Putri sambil mendekat ke arahku.

"Iya, mungkin dia kehujanan," sahutku.

Sekitar 15 menit terlewat, tetapi Mbak customer itu belum juga keluar dari kamar pas.

"Lama banget, ya." Putri mulai jenuh.

"Iya, nih. Bentar lagi kita mau tutup, mana si Dini belum balik juga dari toilet lagi." Aku menyahut.

"Tanyain aja, Nggun," usul Putri dan aku mengangguk.

"Mbak, dress-nya muat nggak?" tanyaku sambil mengetuk pelan pintu kamar pas, tetapi tidak ada jawaban.

Aku menatap Putri. "Nggak dijawab, Put," lirihku.

"Kurang keras kali, tanyain lagi."

"Mbak ... Mbak, maaf Mbak kita udah mau tutup sekarang. Kira-kira dress-nya cocok nggak, Mbak?" tanyaku lagi, tetapi masih tidak ada jawaban.

"Woi! Kalian lagi ngapain, sih?!" seru Dini tiba-tiba dari arah belakang kami.

"Ayam-ayam. Din! Ngagetin aja, sih!" Putri terperanjat kaget membuat Dini terkekeh.

"Sorry, lagian kalian ngapain, sih masih stay juga? Ayo turun! Udah mau tutup, nih," ajak Dini.

"Bentar dulu, Din. Ini masih ada customer yang lagi nyoba baju," jawabku dan diberi anggukan oleh Putri.

"Customer?! Jangan ngaco, deh, kalian. Tadi aku barusan dari bawah dan Kak Anna malah bilang ke aku kalo kita bertiga disuruh turun ke bawah aja karena nggak ada customer lagi. Kak Anna juga bilang, mulai dari turun hujan sekitar jam delapanan tadi nggak ada satu pun customer yang datang alias sepi, guys," jelas Dini panjang lebar.

Aku dan Putri bertukar pandang dan refleks aku langsung mencoba membuka pintu kamar pas yang digunakan oleh customer tadi.

Deg!
Napasku tercekat dan tubuhku meremang. Nihil, tidak ada siapa-siapa di dalam kamar pas itu. Hanya ada satu dress yang masih tergantung di dalam sana.

"Astagfirullahaladzim," ucapku dan raut muka Putri langsung berubah.

"Ayo, turun! Buruan," ucap Putri dan dia berjalan cepat meninggalkan aku dan Dini.

"Itu anak kenapa?" tanya Dini.

"Nggak tau. Ayo turun, Din buruan," ajakku dan kami berdua bergegas turun ke bawah menyusul Putri.

***

Keesokkan harinya aku dan Putri meminta Kak Anna untuk mengecek rekaman CCTV dan semua yang kami alami semalam terekam dengan jelas di sana.

Setelah melihat itu, Kak Anna pun mengatakan kepada kami untuk tidak berjaga di lantai atas lagi jika sudah malam dan keadaannya sedang sepi.

***Tamat***

Bagaimana menurutmu cerita ini?
Pernah mengalami hal yang sama? Komen, ya!

Jangan lupa vote, comen dan share, ya😊

S.H.S (Short Horror Story)Where stories live. Discover now