Chapter 6

413 46 4
                                    

Setengah bulan kemudian...

Musim dingin telah berakhir, disambut dengan sapaan musim panas. Mentari pagi menyinari semua lingkungan, suasana disekitar mulai memanas. Namun tak menggoyahkan makluk hidup disini untuk menghentikkan aktivitas sehari-hari mereka. Seorang pria sedang menatap kosong dengan lurus.

Ia menduduki sebuah taman rumah sakit, serta membawa tiang infuse disebelahnya. Menikmati musim panas yang menebarkan bau pahit sesaat. Pikiran tak menetap.

Objek yang tak pernah terlupakan diotaknya. Seseorang yang selama ini telah ia sakiti. Seseorang yang ia beri bubuk pahit dari pedihnya hati. Senyuman dan tawa seharusnya ia ukirkan dalam kenangan bersama mantan kekasih.

Namun ia hanya memberikan tangisan pada gadis itu. Seorang gadis yang sekarang cuma meninggalkan sebuah nama untuknya.

Kemudian tangannya mengambil sesuatu dari dalam kantong baju pasien yang ia pakai saat ini. Jeon Jungkook, pria itu telah siuman pasca operasi transplantasinya. Sebuah surat sedang ia baca untuk kesekian kalinya. Tak pernah bosan membaca surat itu, mengingat benda kertas itu satu-satunya peninggalan dari Yein.

"Hai Jungkook, bagaimana kabarmu? Aku yakin kau pasti baik-baik saja sekarang. Tentu saja karena kau pria tangguh. Ku harap kehidupanmu berjalan dengan baik, amat. Kau tahu mengapa aku rela menunggu mu? Mungkin kau berpikir karena aku percaya kau datang, namun lebih dari itu. Aku mencintaimu teramat sangat. Mencintaimu sampai mati, seperti yang aku lakukan. Tak peduli apapun yang dikatakan orang lain. Hati ku memandangmu seorang. Jangan pernah menyalahkan dirimu karena aku! Salahkan saja pada ku! Karena aku pantas mendapatkannya. Aku pantas karena mencintaimu sepihak. Egois? Memang. Betapa cinta membodohkan diriku. Dan aku melakukan semua ini demi kamu. Jadi jangan sia-sia kan semua yang aku korbankan untukmu! Aku harap dikehidupan selanjutnya, aku dan kamu kita bisa hidup bersama karena saling mencintai, bukan cinta yang hanya sebatas kata. See you my love. From Jung Yein."

Jungkook lagi-lagi menangis kencang. Isakan itu menyeruak. Melampiaskan rasa pedih dihatinya. Mengapa ia baru menyadari perasaannya? Penyesalan tanpa akhir ia rasakan. Kini kepedihan hati dan kesedihan telah mewarnai hidup seorang Jeon.

Dia tidak bisa berbuat apa-apa. Tak ada lagi gadis penyabar seperti Yein. Tak ada seorang gadis pun kini menggantikan Jung Yein dari ruang lubuk hati seorang Jungkook.

"Maafkan aku Yein...hiks...maaf karena baru menyadarinya dan sikap dinginku padamu...hiks..hiks... maafkan aku..maaf atas semua perlakuan ku. Aku tau kata-kata itu telat diucapkan dan tak akan pernah kau menerimanya. Aku tidak pantas melanjutkan hidup ini. Harusnya kau biarkan aku MATI, Yein-ah!"

"Kau menangis?"tanya seorang gadis

Jungkook pun mendongak dan betapa terkejutnya melihat sosok gadis didepannya kini. Gadis tersebut duduk disamping Jungkook tanpa permisi. Sedangkan Jungkook masih tak bergeming. Pria itu masih menatap sosok gadis disampingnya itu.

"Sepertinya kau mengalami hal-hal yang membuatmu menderita..'kan?"tanya gadis itu

Tak ada jawaban, hanya anggukan pelan dari Jungkook.

"Menangislah dalam deritamu jika kau ingin menangis, karena air mata adalah doa di saat kau tak mampu berbicara."Lalu gadis itu menoleh kearah Jungkook. Membuat pria itu jadi salah tingkah entah kenapa.

Dan kejadian tak terduga pun terjadi, gadis itu mengukir senyuman manis. Jungkook merasa ada kupu-kupu beterbangan diperutnya. Perasaan bahagia yang telah tertelan akhirnya bangkit kembali. Jungkook merasakan itu untuk pertama kalinya. Setelah hubungannya berakhir dengan Tzuyu.

Tak lama kemudian, tangan gadis itu terulur dan Jungkook hanya menatapnya bingung.

"Siapa namamu?"tanya gadis itu

Waiting✔ [JJK-JYI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang