mochi kami yang polos

8.8K 397 40
                                    

Alarm kedua berdering usai sepuluh menit alarm pertama berbunyi. Harusnya anak laki-laki bersurai hitam itu bangkit dari mimpinya yang sudah menjadi kebiasaannya. Dirinya selalu bermimpi menjelajah bulan dengan keenam saudara laki-lakinya. Bukan tanpa alasan ia selalu bermimpi demikian. Bayangkan saja setiap akan tidur ibunya selalu dipaksa membacakan dongen penjelajah galaksi.

Saudara sejawatnya saja harus berbesar hati tidur tanpa dongeng 'malaikat dan anak baik' yang sangat ingin didengarnya sebelum terpejam. Ia harus berusaha keras memejamkan mata meski matanya sulit diatur. Selalu seperti itu. Kata kakak pertamanya ia harus makan banyak agar bisa mengantuk. Dia menurut saja meski dirinya harus berjalan ke kamarnya susah payah. Namun nyatanya matanya tak mengantuk sama sekali beberapa kali seminggu bahkan ia terkadang terjaga sepanjang malam.

Salahkan saja saudaranya yang tak mengizinkan dirinya mendengar dongeng itu. Dan lihat saja dia justru tertidur dengan nyenyaknya meski jarum pendek menunjukan angka 7. Selalu seperti itu.

"Taehyung-aaah bangun kau harus sekolah bukan. Kata mama sekolahmu masuk pukul delapan kan. Paman Hyunjin saja sampai tak bisa makan bersama karena harus cepat sampai bekerja. Dan kak Seokjinie bilang kamu lama ketika mandi. Kak Namjoon saja harus rela terlambat karena menunggumu. Dan aku ....." anak itu menggaruk kepalanya yang tak gatal sama sekali. Sebut saja dirinya bingung apa pengaruhnya jika Taehyung tak cepat bangun. Toh ia tak satu sekolah dengannya. Bahkan memang tak berpengaruh sama sekali.

"Tidak tau lah pokoknya kamu harus bangun atau aku akan panggil mama nanti." Anak itu mengguncangkan Taehyung berapa kali.

"Eoh" Taehyung menggeliat tak peduli. Merasa mimpinya terlalu sayang ia tinggalkan. Tentu saja berpetualang di bulan adalah keinginan terbesarnya. Sekarang bahkan Taehyung menggerakkan tangannya seolah memotret suatu objek.

Jimin memberengut kesal. Kebiasaan Taehyung tak juga berubah masih tetap bertingkah sambil tidur. Ia ingat sejak masih satu kamar Jimin bahkan pernah terkena tendangan Taehyung yang kemudian paginya ia tersadar di ruang rawat rumah sakit karena berdarah dahinya. Dan mulai saat itu mama dan pamannya memutuskan untuk memisahkan mereka berdua meski harus melihat Taehyung menangis dua hari karena merasa bersalah dan tak ingin di pisahkan dengan Jimin.

"Taehyung-aaaaah" Jimin menggerutu sebal. Jimin sendiri bingung kenapa Taehyung tidak sebahagia dirinya mengingat Taehyung akan masuk sekolah dasar padahal bukan Jimin yang sekolah.

"Jiminie bilang sama mama ya taehyungie" Jimin melipat tangan kecilnya didepan dada persis seperti yang selalu Seokjin lakukan. Jimin sangat mengagumi Seokjin ngomong-ngomong. Setiap apa yang dilakukan Seokjin, Jimin secara sadar akan mempraktikannya.

Taehyung membuka matanya dan mengucek keduanya dengan kedua tangannya kemudian mengerjap lucu hingga beberapa saat bibirnya ia majukan.

"Jiminie kenapa sih berisik sekali Tae kan belum selese fotoin bulannya. Tae kan jadi kebangun. Padahal tinggal sebentar lagi." Anak itu berdiri dan kedua tangannya memegang pinggangnya meniru sang ibu yang selalu melakukan demikian jika sudah marah.

"Tapikan Tae harus sekolah nanti kalau Tae ngga jadi sekolah Jiminie ngga jadi ikut nganterin Tae. Jiminie kan mau liat sekolahan Tae. Lagian mama bilangkan sekolah Tae mulai jam 8 nanti. Kalo Tae ngga bangun-bangun nanti telat tau. Kata kak Namjoon kalo sekolahnya telat nanti di hukum ibu guru. Jiminie ngga mau Tae dihukum ...." racauan Jimin terhenti bersama hidungnya yang mulai menghirup nafas usai berbicara sepanjang itu.

"Iya iya Jiminie yang cerewet Tae tau kok" Taehyung menurunkan tangannya dari pinggang. Dirinya tak jadi marah meski sedikit kesal pada Jimin, Taehyung tak tega jika harus memarahi Jimin lagi pula yang dikatakan Jimin kan memang benar. Taehyung ingat ibunya mengatakan agar Taehyung bersiap sebelum jam 8. Taehyung juga ingat Namjoon pernah bercerita waktu dihukum ibu gurunya waktu telat. Meski demikian Taehyung masih memajukan bibirnya kesal. Taehyung melangkah menuju kamar mandi dengan menghentakkan kakinya saat melangkah.

About Little Jiminie And His BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang