1. Bandung

11.3K 322 18
                                    

Gadis itu berjalan dengan membawa koper besar nya yang ia dorong. Ia tersenyum menghirup udara yang sangat berbeda sebelumnya. Senyumanya tak hilang sama sekali. Ia begitu senang dengan Bandung. Kota yang penuh dengan kenangan indah dan pahitnya.

"Rara?!"

Rara menoleh ke samping dan membuka kaca mata hitamnya ia tersenyum bahagia dan memeluk tubuh laki laki itu dengan erat. Tanpa ia sadar air mata menetes. Ia tetap lah gadis yang cengeng meski sudah 3 tahun meninggalkan Bandung dan tak pernah kembali.

Ini hari pertama ia kembali ke Bandung setelah ia mengejar cita citanya. Ia memang tak pernah balik ke Bandung karena hari hari nya penuh dengan kuliah dan berharap akan selesai dengan cepat. Syukurnya berkat usahanya ia bisa menyelesaikan pelajarannya di Jerman selama 3 tahun saja.

"Gue rindu lo. Sangat rindu" ujar cowok itu yang masih di pelukan Rara dan mengusap rambutnya lembut

"Gue juga,kak"

Bagas memang sengaja menjemput Rara. Ia benar benar sudah rindu dengan adik nya ini. Selama 3 tahun mereka hanya berbicara lewat telfon atau sekedar video call.

Rara melepas pelukannya. Ia menyapu air matanya dengan tangannya dan tersenyum kembali ke Bagas

"Lo apa kabar?" Tanya Bagas

"Baik. Sangat baik"

"Hai,Rasya"

Rara menoleh ke seseorang wanita yang berada di belakang Bagas dan tersenyum

"Kak Violin ya?" Tebak Rara

Wanita itu mengangguk dan tersenyum manis memperlihatkan lesung pipinya.

Rara langsung memeluk Violin dengan cepat.

Violin adalah istri dari Bagas. Mereka sudah menikah setahun yang lalu. Dan Rara menyesal sudah tak hadir di pernikahan Bagas. Ia ingin sekali hadir tapi karena saat itu ia lagi sibuk di semester akhirnya jadi mau tak mau ia hanya bisa menyaksikan akad nikah Bagas dan Violin dari Video call nya dengan Lila,mamanya.

"Awww" rintih Violin karena pelukan Rara yang sedikit kencang

Sontak Rara melepas pelukannya dan menatap Violin yang memegang perutnya dengan kesakitan

"Violin? Kamu gak papa?" Tanya Bagas khawatir

"Kak? Kak Violin kenapa? Apa gue menyakitinya?" Tanya Rara sedikit takut

"Lo meluknya kenceng banget. Kasian bayi gue"

Rara terdiam. Bayi? Jadi Violin hamil?

"Apa?! Kak Violin hamil?!" Teriak Rara kaget ia tersenyum bangga menatap Violin dan Bagas. Namun detik berikuatnya ia meminta maaf dengan Violin

"Kak,aduh, maaf ya kak, aku gak tau. Maaf banget" ujar Rara sedikit merasa bersalah

"Sok sok an aku kamu lo" komentar Bagas

"Biarin"

"Udah dong udah. Jangan berantem. Mending kita pulang" lerai Violin yang seperti sudah membaik

Bagas langsung mengangguk dan membantu Violin berjalan.

Rara mengerucutkan bibirnya sebal. Padahal ia kira kopernya yang besar ini akan di bawa oleh Bagas. Sialnya tidak.

Rara langsung mengikuti mereka dari belakang. Senyumnya tak pudar mengingat ia sudah kembali ke Bandung.

Rara masuk ke dalam mobil Bagas. Rara lagi lagi tersenyum melihat mobil baru Bagas. Mungkin karena Bagas sudah menikah dan bekerja jadi ia membeli mobil sendiri

RAJA 2 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang