Love For a Thousand Spring

12 3 0
                                    

"Jennie, cepat, kita bisa ketinggalan kereta!"

"Iyaiya, eomma berisik sekali" kataku berteriak dari kamar sambil berusaha memasukkan apa saja yang aku lihat kedalam koper.

"Akhirnya selesai" kataku menghela napas dan langsung cepat-cepat menarik koper keluar.

"Ngapain aja sih kamu" kata eomma sambil mendecak pelan.

---------------------

"Eomma, udaranya sejuk sekali ya!" Ujarku

"Kita baru sampai stasiun kereta Jennie, belum sampai Jeju" kata eomma sambil menarik kopernya

"Hehe, kita harus senang dulu kan sebelum sampai." Kataku

eomma tersenyum kecil sambil melihat kearahku.

-di kereta-

"Coba aja appa bisa ikut ya" kataku

"Yah. mungkin musim semi selanjutnya kita bisa ke Jeju lagi bersama appa kesayangan mu itu" Jawabnya

"Daebak! Hmm, Tapi masa ke Jeju lagi?" Kataku

eomma hanya tertawa dan melihat kearah jendela. Seperti memikirkan sesuatu.

---------------------

"Wah! Suasana di Jeju berbeda sekali!" Kataku sambil membawa koper kearah keluar stasiun

"Ya, memang disini bagus sekali kalau musim semi.. " kata eomma

"Banyak kenangan ya? Hehe" kataku menggoda eomma

"Hmm" raut wajah eomma tiba-tiba berubah. Aku tidak tahu apa, tapi sepertinya ada sesuatu.

Eomma lahir disini, dia besar dan tinggal disini sampai dia harus pindah ke seoul untuk kuliah disitu. Mungkin memang kisah cinta pertama eomma ada disini.

Eomma dan appa memang menikah bukan karena cinta. Mereka dijodohkan. Tapi menurutku dijodohkan bukan hal yang buruk, buktinya mereka bisa mempunyai anak dan jarang bertengkar satu sama lain.

"Jennie, kamu ngapain diam disitu. Ayo masuk ke taksinya, kita harus ke rumah nenek secepatnya" panggil eomma dari dalam taksi

"Ah, iya" kataku

---------------------

"Nenek apakabar! Aku kangen sekali" kataku berlari memeluknya

"Jennie? Kamu udah besar sekali ya!" ujarnya

"Eomma apakabar" panggil ibuku sambil memeluknya

"Baik.. ayo cepat masukan koper kalian ke dalam rumah, kamar kalian sudah nenek bereskan"

---------------------

"Eomma, aku main ke halaman belakang dulu ya! Halaman nenek memang paling menyenangkan ketika musim semi!" Kataku

"Jennie, tunggu! Itu-" kata eomma ingin menjelaskan sesuatu tapi belum sempat karena aku sudah terlanjur berlari keluar.

"Tidak apa apa.. mereka memang harus bertemu." Kata nenek

---------------------

"Wah daebak! Memang halaman nenek terbaik! Aku bahkan tidak bisa melihat rumahnya lagi dari sini." Kataku senang

Aku melihat pepohonan yang tumbuh mekar karena musim semi. Musim semi memang favoritku, seperti semuanya menyenangkan

Love For a Thousand SpringWhere stories live. Discover now