LY - 1

449 66 15
                                    

Typo bertebaran.

---
Author Pov

Seorang gadis cantik masih tampak sibuk dengan mimpinya sehingga dirinya tidak sadar bahwa dia telah terlambat untuk ke sekolah.

"Tzuyu, cepat bangun. Ini udah jam 7 loh. " ucap Eomma Tzuyu yang mengetuk pintu kamar sang anak.

"Hmm. " gumam Tzuyu.

Dia mengucek matanya dan masih bersandar di tempat tidurnya.

"Ah, ini masih jam...... YAKKK AKU SUDAH TERLAMBAT. " teriaknya kaget melihat jam di ponselnya.

Tzuyu langsung bergegas ke kamar mandi. Selama di kamar mandi, dirinya tidak pernah berhenti meruntuki dirinya yang terlambat bangun akibat bertelfonan dengan Sana hingga larut malam.

Tzuyu Pov

Syukur saja Eomma membangunkanku. Kalau tidak, pasti sekarang aku sudah tidak pergi ke sekolah. Aduh, aku lupa jemput Sana. Padahal tadi malam, aku sudah berjanji untuk menjemputnya.

Aku melangkah cepat karena sudah jam 8:30 , siap - siap saja aku akan di hukum. Akhh, menyebalkan. Dibawah, ada Eomma, Appa dan Nayeon Unnie yang sedang sarapan bersama. Sepertinya untuk kali ini, diriku tidak bisa ikut sarapan bersama.

"Eomma, aku langsung pergi saja. Bye. " ucapku mengecup pipi Eomma, Appa dan tentunya Unnie kesayanganku.

Aku langsung memasuki mobil dan melempar tasku ke belakang. Tak perlu waktu lama, aku sudah sampai di sekolah. Syukur saya, sekolah ini milik Appa jadi aku masih di bolehkan untuk masuk.

Sebenarnya, aku tidak pernah terlambat meskipun sekolah ini milik Appa. Aku tidak suka membanggakan kekayaan milik orang tuaku. Aku pun berteman dengan siapa saja tanpa memandang status apakah dia kaya atau tidak.

Aku berlari menuju kelas setelah memarkirkan mobilku. Ternyata, Bu Taeyeon  sudah memulai pelajaran dan tanganku bergerak untuk membuka pintu.

"Selamat pagi, Bu Taeyeon. Maafkan saya karena sudah terlambat. Saya janji tidak akan mengulanginya lagi. " ucapku lalu membungkukkan badanku didepannya.

Bu Taeyeon terlihat aneh, dia tampak tidak memasang wajah marahnya kepadaku. Padahal, setiap ada yang terlambat. Dia akan memasang wajah marahnya dan memberikan hukuman.

"Sudah, langsung masuk saja. Hari ini ibu sedang senang. Jadi ibu tidak akan menghukummu. "

Syukurlah kalau begitu, dengan sopannya aku masuk ke dalam kelas dan duduk di samping sahabatku, Park Jihyo. Kami sudah bersahabat sejak pertama masuk SMP dan Appa ku lah yang menyuruh Jihyo untuk masuk ke SMA ini. Selain karena pintar, aku juga belum bisa terpisah darinya meskipun terkadang aku pulang bersama Sana daripada dirinya.

Dia sangat membantu diriku. Dalam hal belajar, maupun membujuk Sana agar mau jalan denganku. Ah, dia benar-benar sahabat terbaikku.

---
Jihyo Pov

Sedari tadi ku perhatikan Tzuyu tidak fokus dengan pelajaran yang sedang Bu Taeyeon jelaskan. Dirinya malah berbalik menatap Sana yang berada di sampingnya.

Melihat hal itu, jujur saja hatiku sakit. Tapi aku cukup tau diri, bahwa aku dan dia berbeda meskipun Tzuyu tidak pernah terganggu untuk bersahabat dengan orang miskin sepertiku.

Aku hanya ingin melihat Tzuyu bahagia meskipun diriku yang harus terluka. Aku benar-benar harus membalas budi kepada Appa dan Eomma Tzuyu yang sudah menyekolahkan aku di sekolah yang kebanyakan orang kaya karena saking mahalnya biaya sekolah di sini. Dengan merelakan perasaanku dan juga membantu Tzuyu untuk dengan Sana merupakan hal yang ku bisa lakukan agar masih dapat melihat Tzuyu bahagia.

Aku kembali melihat ke arah Bu Taeyeon agar hatiku tidak merasa sakit yang terlalu lama. Bagiku, Tzuyu adalah sahabat yang baik. Karena selain dirinya, aku tidak memiliki siapa-siapa lagi. Selain karena aku yang miskin, kedua orangtuaku juga telah tiada sejak aku berumur 10 tahun dan sempat tinggal bersama tanteku.

Tapi aku cukup sadar, bahwa tanteku juga kesusahan menghidupi diriku maka saat sma kelas 1. Aku memutuskan untuk menyewa sebuah kontrakan dengan uang saku yang selalu ku tabung. Aku juga berkerja paruh waktu di sebuah cafe.

---
Author Pov

Bel istirahat telah berbunyi, para siswa berbondong-bondong keluar dari kelas dan menuju kantin untuk mengisi perut yang sudah kosong sejak tadi di tambah dengan pelajaran yang menurut sebagian murid sangat membosankan.

Tzuyu berdiri menuju tempat Sana, sedangkan Jihyo menyibukkan dirinya dengan merapihkan bukunya dan mengambil bekalnya.

"San, maaf ya aku tadi gak jemput kamu. Tadi aku ketiduran. " ucap Tzuyu memasang wajah memohonnya kepada Sana.

Senyuman Sana muncul dan tangannya tergerak untuk mencubit pipi Tzuyu.

"Kamu terlihat lucu. Lupakan saja soal itu. " ucap Sana tersenyum.

Tzuyu merasa lega melihat Sana yang tidak marah dengannya. Dia pun berniat mengajak Sana untuk makan bersama di kantin sekolah.

"San, ke kantin yuk. " ucap Tzuyu mengulurkan tangan kanannya.

"Yuk. " ucap Sana mengenggam tangan Tzuyu.

Saat sudah di depan pintu kelas, Tzuyu kembali berbalik melihat Jihyo yang tengah menatap bekalnya.

"Hyo, ke kantin bareng. " ajak Tzuyu tapi Jihyo menggelengkan kepalanya pelan.

"Kalian berdua aja, aku makan di taman saja. " ucap Jihyo tersenyum.

"Gapapa nih, Hyo? " tanya Sana yang juga lumayan dekat dengan Jihyo.

"Iya, santai aja San. " ucap Jihyo.

Tzuyu dan Sana akhirnya meninggalkan Jihyo sendiri di dalam kelas. Air mata Jihyo jatuh ketika kedua orang itu telah pergi, meninggalkan dirinya sendiri di kelas.

Dirinya menatap kotak bekalnya dan mengusap air matanya lalu berjalan menuju taman untuk memakan bekalnya.

Jihyo Pov

Aku membuka kotak makanku dan memakannya perlahan. Setiap suapan, aku teringat akan Tzuyu yang selalu menemaniku makan bahkan sampai ikut membawa bekal juga.

Tapi sekarang sudah berbeda, Tzuyuku pasti tidak akan terus bersamaku . Waktu untuk bersama perlahan hilang dengan dekatnya Tzuyu dan Sana.

"Aku senang kalau kamu bahagia. " gumam Jihyo.


💮💮💮

Berikan vote dan commentnya ya.

09 Juli 2019.

Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang