Episode 1

35 0 0
                                    

     Perkenalkan namaku Kevin, aku tinggal di desa dekat dengan bandara internasional, oh ya aku mahasiswa dan aku mulai menulis kisah ku ini karna hal ini sangat berkesan dan mengubah hidup ku yang biasa-biasa saja.

     Dan cerita ini bermula ketika aku beranjak pergi ke minimarket disuatu malam, ya tepat aku pergi untuk membayar tagihan akhir bulan, jaman ini semakin canggih bukan, dan tak lupa kebiasaan mahasiswa yaitu membeli mie instan yang kebetulan aku baru melihatnya di rak toko, varian baru ternyata, aku membeli 2 untuk berjaga-jaga kalau rasanya enak aku tidak perlu kembali lagi karna sejatinya diriku pemalas.

     Aku pun pergi ke meja kasir dan membayar hingga lupa tujuan ku hanya membayar tagihan "oh tidak" teriak ku di depan meja kasir, aku ingat aku hanya membawa uang pas, maklum saat ini libur semester, tidak ada kiriman uang dari orang tua, yah jelas karna sekarang aku lagi di rumah orang tua ku, kepanikan ku mulai beranjak pergi disaat aku menemukan lipatan uang kertas yang terselip jauh di lubuk saku terdalam, aku pun tertawa mengingat kejadian memalukan itu.

     Tak sadar aku membuat antrian semakin panjang, hanya membeli 2 bungkus mie instan, dan antrian semakin panjang ketika komputer yang di pakai tiba-tiba eror, yah tepat orang-orang menatapku seperti ingin menyampaikan perasaan jengkelnya terhadapku, sungguh sial nasib ku ini, tak lama kemudian komputer bisa kembali normal, aku pun membayar dan pergi hingga lupa struk pembayaran ku belum ku ambil, ah yasudah pikirku dalam hati.

     Aku pun mengambil sepeda dari parkiran dan pergi meninggalkan minimarket tersebut, di jalan aku melihat orang lalu lalang pergi ketempat dimana ia mempunyai tujuan, sedangkan aku? Aku tak punya tujuan pasti, pekerjaan ku sebagai mahasiswa yang sedang libur semester hanya menenangkan pikiran dari stresnya mata kuliah, yah tepat tidur dan makan pilihan yang sangat familiar apalagi di rumah bersama orang tua, menjadikan ku lebih semangat bermalas-malasan.

     Lamunan ku ini berhenti ketika aku sudah sampai depan rumah, ya itulah aku, hanya bisa melamun dan tak pernah peduli sekelilingku, disaat dalam rumah pun, aku sering memainkan hp ku dan tempat favorit ku ya kamar, tempat paling nyaman yang pernah ada di muka bumi, suara kipas tua menemani kesunyian di hidupku, sembari memainkan hp.

     Tiba-tiba teman dekat ku chat, meminta ku untuk membangunkan nya jam 3 dini hari, ya ga usah kaget, karna aku sering bangun malam, karna sejatinya aku banyak tidur, jadi bisa tidur dan bangun sewaktu - waktu, aku pun tidur karna memang saat itu sudah sangat malam, dan taraaaaa tepat jam 3 aku bangun, sesuai dugaan ku, aku pun mulai chat teman ku tersebut dan lhaaaa, suara detik jarum jam semakin keras, dan tak lupa kipas tua menambah kebisingan di pagi buta itu, detak jantung ku berdebar sangat kencang, aku tak sanggup melihat kejadian ini, kejadian yang sangat menyedihkan yang pernah ku alami, meski itu berkali-kali ku alami, yah tepat, paketan ku habis, aku terkejut malam itu aku melihat pesan ku yang tidak terkirim, ah, menambah beban hidup ku saja.

     Aku pun tak punya pulsa untuk menelfon teman ku ini, aku khawatir dia membenciku karna hal ini, aku pun mencoba menelfon nya berkali-kali meski hal itu sangat tidak berguna, entah dalam pikirku saat itu mungkin bisa, atau mungkin memang aku terlalu gabut, hingga melakukan hal ini terus menerus, sembari aku terus menelfon teman ku, aku pergi ke dapur dan mulai memasak mie instan yang ku beli semalam, dan alhasil aku menyerah untuk menelfon teman ku ini, maafkanlah Kevin, pikirku saat itu, aku menyalakan laptop sembari melihat film dan memakan mie instan bikinan ku, dan aku baru tersadar disaat sendokan pertama masuk dalam mulut ku yang menyentuh dasar lidah, mie tersebut sangat pedas, aku yang tak biasa makan pedas, membuat hal itu semakin memperburuk keadaan, tapi memang sehari-hari keadaan ku seperti ini, aku pun terpaksa menghabiskan mie tersebut karna itu buatan ku sendiri, yah tepat aku tipe orang yang menghargai usaha, aku tidak sadar bisa membeli mie tersebut tanpa melihat rasa mie itu ya memang kejadian-kejadian buruk tadi malam sampai saat aku memasak mie pun terus menerus menghampiri hidup ku, saat mie habis aku tetap melanjutkan nonton film ku.

     Hingga tak sadar sudah jam 5, film belum habis tapi perut terasa sakit, panaaaas itu yang kurasa, aku pergi ke kamar mandi dan kejadian ini ku skip saja, setelah dari kamar mandi aku ke lantai atas, oh ya rumah ku ada 2 lantai, yang atas hanya jemuran, aku biasa duduk" disana sembari melihat matahari terbit, sungguh indah, ciptaan tuhan memang tiada duanya, disaat melihat matahari terbit yang sangat merah, terlihat bintik kecil yang menghalangi matahari itu, yah meski kecil tapi aku sangat terganggu, tapi kenapa dia mengganggu ku disaat aku menikmati pemandangan ini.

     Aku sungguh penasaran bintik apa itu, tak lama kemudian bintik itu semakin besar dan ternyata bintik itu hanya pesawat, tapi anehnya mengapa pandangan ku yang berawal dari mengagumi matahari menjadi melihati pesawat lewat, ini sangat aneh bagiku, karna memang rumah ku dekat dengan bandara jadi setiap hari ya lihat ku cuma pesawat lewat dan juga suara nya yang sangat bising.

     Aku pun bingung ada siapa dalam pesawat tersebut, ah mungkin pikiran ku saja, tak lama aku kembali turun ke kamar dan meminjam hp milik mama, yah tepat hotspot, jaman sekarang sangat hampa tanpa adanya jaringan internet, dan aku hidup di jaman ini, jadi wajar, dan aku mulai chat teman ku, meminta maaf karna ga bisa membangunkan nya, dan disaat mengetik pesan tersebut, ada chat masuk, dari caca, teman lama ku yang dulu pernah ku dekati, yah isinya pun juga mengagetkan ku, dia berada di bandara sekarang, lantas dengan ceplos ku menyuruh dia mampir ke rumah, dan caca mengiyakannya, hah?, kaget aku, "mengapa kamu jawab iya ca" itulah kata" pertama yang keluar pada pagi hari yang cerah itu, karna kemalasan ku ini, rumah ku tak terawat, hingga dengan berat hati aku membersihkan rumah ku seketika itu juga.

     Dan tak lama caca datang, "wow indahnya ciptaan tuhan" dalam hatiku, caca yang datang tersenyum padaku di pagi hari itu juga, aku menyambutnya dan menyuruh dia duduk, dan memulai perbincangan hari itu juga, disaat tatapan mata caca yang tajam dilengkapi senyuman yang tiada tara aku berfikir apakah ini yang bisa membuatku berpaling dari matahari, apakah dia matahariku?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Matahari Pagi CacaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang