Betrayal

45 5 0
                                    

Nadia pov

Kami melihat dari TV ternyata Fadli dan Adzima sudah pergi dari bukit tersebut.
Nadia:"Vin, apakah kamu masih bisa melacak mereka?"
Arvin:"tenang saja, selama mereka masih berada di bumi, God Eye pasti akan menemukan mereka"
Seperti yang di katakan oleh Arvin, tidak lama kemudian God Eye kembali menampilkan posisi dari Fadli dan Adzima.
Fian:"jadi sekarang mereka pergi ke Tokyo"
Kami melihat di layar Fadli dan Adzima sedang berbicara dengan beberapa orang orang yang memiliki warna rambut berbeda beda.
Tetron:"siapa orang orang itu? Mereka terlihat seperti pelangi"
Adit:"benar juga, mungkin mereka manusia pelangi"
Para troublemakers lalu tertawa.

Anjas:"kalian tidak tau siapa mereka?"
Fian:"kamu tau siapa mereka?"
Anjas:"mereka adalah Kiseki no Sedai, mereka adalah para pemain basket jenius yang memiliki kemampuan diatas rata rata"
Kami lalu melihat orang yang berambut merah sedang mengangkat telepon, kemudian mereka pergi ke suatu tempat. Ketika mereka pergi, tiba tiba layar TV berubah menjadi hitam dan ada sebuah tulisan "aku tidak bisa membiarkan kalian melihat lebih dari ini".
Veri:"dia bisa meretas God Eye?"
Arvin:"aku tidak terkejut, lagipula dia adalah pemiliknya"
Hilda:"tapi bagaimana dia tau kalau kita sedang mengintai dia?"
Elyas:"aku yakin dia punya insting seperti binatang"
Kami semua kemudian tertawa, dan di layar muncul tulisan lagi. "aku dengar itu".
Tetron:"maaf kapten"

Adzima pov

Aku dan Fadli sampai di depan sebuah restauran, dan cuacanya sedang hujan yang cukup deras. Kami lalu bertemu dengan Kiseki no Sedai, dan Fadli mengenalkanku kepada mereka.
Fadli:"ngomong ngomong dimana Satsuki dan Tetsu?"
Akashi:"Satsuki sedang menemani Tetsuya berlatih di sekolahnya, kamu sudah tau kan kalau Satsuki sekarang sudah pindah ke sekolah yang sama dengannya"
Akashi:"sepertinya tidak lama lagi mereka akan datang"
Kami lalu mendengar suara dering telepon, kemudian Akashi mengangkat teleponnya.

Akashi:"ah, Satsuki, dimana kalian sekarang?"
Akashi:"lapangan di dekat taman?"
Akashi:"sekarang?"
Akashi:"baiklah"
Akashi kemudian kembali ke kami.
Akashi:"Satsuki meminta kita untuk menemui mereka di lapangan di dekat taman"
Aomine:"sekarang?"
Akashi:"iya"
Kami kemudian pergi ke lapangan tersebut, karena aku dan Fadli tidak membawa payung, kami meminjam milik Kise. Dalam perjalanan aku melihat Fadli bermain dengan hpnya, tapi aku tidak menanyakan apapun. Saat kami sampai di lapangan, kami melihat ada sepasang laki laki dan perempuan sedang duduk di lapangan tersebut tanpa menggunakan payung. Kami lalu mendekati mereka dan kami menyadari kalau mereka berdua sedang menangis.

Akashi:"Tetsuya, Satsuki apa yang terjadi? Kenapa kalian berdua menangis di tempat seperti ini?"
Aomine:"siapa yang membuat kalian menangis? Akan aku beri pelajaran mereka"
Midorima:"jawab kami nanodayo"
Hujan yang turun lama kelamaan menjadi semakin deras.
Fadli:"lebih baik kita mencari tempat berteduh dahulu, jika kita membiarkan mereka tetap seperti ini mereka akan terkena flu"
Akashi:"ah benar juga, mansion milik Tetsuya ada di dekat sini, kita bisa kesana"
Kami kemudian pergi ke mansion milik keluarga Kuroko. Kami menunggu Kuroko dan Momoi mengganti pakaian sebelum menanyakan apa yang terjadi. Entah kenapa Fadli terus berdiri di dekat pintu masuk.
Kise:"Fadli, kenapa kamu berdiri disana?"
Fadli:"aku memiliki firasat buruk, jadi aku harus berdiri disini"

Tak lama kemudian Kuroko dan Momoi akhirnya kembali ke tempat kami menunggu.
Akashi:"jadi, apakah kalian siap untuk menceritakan apa yang terjadi?"
Mereka berdua mengangguk, kemudian Momoi menceritakan kepada kami kalau saat mereka pergi untuk berlatih, mereka mendengar kalau seluruh anggota di tim basket SMA Seirin mengejek dan menjelek jelekan Kuroko dan mereka juga berniat untuk mengeluarkan dia dari tim. Setelah mendengar itu Kuroko langsung masuk ke dalam lapangan, dan bilang kalau dia mengundurkan diri, kemudian dia lari ke lapangan di dekat taman. Saat Momoi ingin mengejar Kuroko, dia mendengar kalau orang orang yang ada di dalam lapangan itu malah mentertawakan Kuroko.

Setelah mendengar cerita itu, seluruh anggota Kiseki no Sedai langsung terlihat sangat marah. Bahkan Akashi sampai menggebrak meja.
Akashi:"beraninya mereka mengatakan hal itu"
Dia lalu mengeluarkan gunting entah darimana.
Akashi:"tenang saja Tetsuya, aku akan memberi mereka pelajaran"
Aomine:"aku ikut"
Midorima:"aku setuju dengan Aomine untuk yang satu ini"
Kise:"tenang saja Kurokochi aku akan meminta fans ku untuk menghabisi mereka"
Murasakibara:"aku akan menghancurkan mereka"
Mereka kemudian bergegas pergi kearah pintu keluar, tapi Fadli menghentikan mereka.
Akashi:"Fadli minggir"
Fadli:"apa yang akan kalian lakukan?"
Aomine:"bukankah sudah jelas, kami akan menghajar mereka"

Fadli:"aku tidak bisa membiarkan kalian melakukan itu"
Kise:"kenapa? Apa kamu tidak marah tentang apa yang telah mereka lakukan kepada Kurokochi?"
Fadli:"tentu saja aku juga marah, tapi hal ini bukanlah hal yang bisa di selesaikan dengan kekerasan"
Fadli masih berusaha untum menghentikan kemarahan yang lainnya, sedangkan Momoi mencoba untuk menenangkan Kuroko dengan cara memeluknya.
Momoi:"kamu lihat bukan Tetsu kun, disini masih ada banyak yang peduli dan menghargaimu, jadi kamu tidak perlu memperdulikan perkataan para sampah yang menjelek jelekanmu, mereka tidak sepadan"
Momoi:"jangan sesali mereka yang telah membuangmu, dan bersyukurlah kepada apa yang masih kamu miliki"

Kuroko lalu melihat kearah Fadli dan yang lainnya, kemudian dia melihat kearah Momoi, dan tersenyum.
Kuroko:"kamu benar Momoi san, kalian semua adalah sahabatku yang terbaik, dan aku bersyukur karena kalian semua"
Kuroko:"terima kasih teman teman"
Momoi:"walaupun sebenarnya aku ingin lebih dari sahabat"
Kuroko:"memangnya siapa yang menganggap kamu sahabat?"
Momoi langsung terkejut, dan sedikit menjauh dari Kuroko.
Momoi:"huh! Apa maksudmu?"
Kuroko:"bukankah dari dulu kamu sudah mengaku sebagai pacarku?"
Momoi langsung terdiam dan tidak bisa mengatakan apa apa karena wajahnya memerah. Kemudian dia langsung memeluk Kuroko dan menciumnya. Aku tersenyum saat melihat itu.

Akashi:"Fadli, kenapa kamu tiba tiba tersenyum"
Aku lalu menoleh kearah Fadli dan yang lainnya, dan ternyata memang benar Fadli sedang tersenyum. Fadli lalu menunjuk kearah Kuroko dan Momoi, kemudian yang lainnya juga tersenyum ketika mereka melihat Momoi dan Kuroko.
Akashi:"syukurlah kalau Tetsuya sudah tenang, tapi aku masih ingin memberi para Seirin itu pelajaran"
Kuroko:"teman teman, tidak perlu melakukan itu, aku baik baik saja kok"
Aomine:"tapi Tetsu, tetap saja mereka harus membayar akan apa yang telah mereka lakukan padamu"
Fadli:"jika kalian ingin membalas mereka bukankah lebih baik kalian membalas mereka di sebuah pertandingan basket?"

Akashi:"akh, benar juga kita bisa menghancurkan mereka secara habis habisan di lapangan"
Para anggota Kiseki no Sedai langsung menyeringai menyeramkan kemudian kembali ke tempat duduk mereka masing masing.
Fadli:"tapi jika kalian yang menghancurkan mereka, maka tidak akan ada yang berubah, Tetsu sendiri yang harus menghancurkan mereka"
Midorima:"tapi Kuroko tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk menghancurkan mereka sendiri"
Fadli malah tertawa setelah mendengar itu.
Fadli:"itu karena Tetsu memilih untuk bermain seperti itu, jika dia menggunakan seluruh kemampuannya, bahkan kalian akan kalah olehnya"
Aomine:"apa maksudmu?"
Fadli:"Tetsu, kamu jelaskan pada mereka"
Kuroko kemudian tersenyum.
Kuroko:"bukankah lebih baik kalau aku memperlihatkan pada mereka"

Momoi:"sebenarnya apa yang kalian bicarakan?"
Kuroko:"besok, aku akan perlihatkan kepada kalian besok"
Kuroko:"untuk malam ini kalian menginap saja disini"
Kami semua mengangguk, tapi kemudian Fadli malah berjalan keluar rumah.
Kuroko:"Fadli kamu mau kemana? Kamu juga sebaiknya menginap disini karena sepertinya akan ada badai"
Fadli:"aku tau, aku hanya ingin mengambil mobilku saja"
Setelah itu dia pergi untuk mengambil mobil.
Kuroko:"akh aku melupakan sesuatu"
Momoi:"ada apa?"
Kuroko:"aku lupa kalau kamar yang bisa digunakan jumlahnya tidak cukup dengan jumlah kita"
Momoi:"tenang saja, aku bisa tidur denganmu"
Adzima:"aku juga bisa tidur dengan Fadli, jadi tidak masalah"
Kuroko:"owh baiklah kalau begitu"
Tidak lama kemudian Fadli kembali dan aku memberitaukan dia kalau kami akan satu kamar. Kamar kami berdua berada tepat di sebelah kamar Kuroko dan Momoi.

Destinies: Prince of Darkness Awakening Where stories live. Discover now