Fear and Death

358 64 15
                                    

Seorang anak bernafas kasar dengan keringat dingin mengucur di sekujur tubuhnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seorang anak bernafas kasar dengan keringat dingin mengucur di sekujur tubuhnya. Hanya gelap yang ia lihat dan gemuruh yang ia dengar. Tangannya terulur berharap menemukan sesuatu yang bisa di sentuh, nihil, hanya kabut yang dapat ia gapai. Kaki tanpa alasanya menginjak sesuatu yang dingin dan tajam. Suara gemuruh semakin dekat sebelum tubuhnya di tarik dengan kasar oleh sesuatu yang tidak bisa di lihat.

"Kau di telan kabut tebal dan kau hampir tertabrak kereta!" Teriak seorang pria misterius, suaranya menyatu dengan suara gemuruh kereta api yang tak kunjung habis.

"Bisakah kau mendengarku? Lain kali kau tidak boleh datang ke tempat seperti ini"

Tidak ada jawaban, pria yang lebih kecil hanya bisa diam merasa ketakutan ketika si pria misterius itu berteriak.

Kedua orang asing itu memilih berjalan mencari tempat yang lebih baik, lebih hangat dan lebih layak untuk berbicara. Melakukan perjalanan menurun dari kaki gunung.

"Kemana kau pulang?" Tanya si pria misterius.

Pria kecil menoleh, menaikan pandangannya. "Namaku Haechan, aku tidak bisa pulang karena aku tidak tau arah jalan pulang"

Mendengar pria bernama Haechan itu berbicara dengan bahasa yang kurang lancar, pria misterius itu sadar bahwa ini bukan tempat asalnya.

"Mark" Pria misterius mengucapkan namanya dengan tenang. "Beritahu aku bagaimana caranya mengantarmu pulang"

Kemudian Haechan merobek sedikit dari bajunya. "Aku tidak butuh pulang, mungkin"

Pertemuan itu akhirnya membawa cerita satu sama lain. Mereka pun membuat keputusan melawan maut dan mengukir janji sebagai harapan hidup mereka.

"Kita berada di Resort paling indah di AS, Miami Florida dan yang kau injak tadi adalah tanah paling mematikan. Tapi beberapa kereta memang lewat di sana"Jelas Mark, tangannya merangkul Haechan ketika melihat anak itu menggigil kedinginan.

"Mark, aku di buang sangat jauh sekali" Sahut Haechan dengan mata yang terus memandangi keindahan pantai tempat mereka berjalan.

"Kau takut?" Tanya Mark. Haechan menatap Mark, kemudian menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak takut, karena kau akan membawaku pulang"

"Meskipun hanya mayat kita yang pulang"

Mereka tertawa hingga dua pasang kaki itu berhenti tepat di sebuah batu berukuran sangat besar. Mark naik terlebih dahulu lalu membantu Haechan dengan tangannya. Hal pertama yang Haechan lihat adalah awan berwarna abu tua yang bergerak sangat brutal dan abstrak, Haechan hampir tidak bisa melihat langitnya seperti tadi saat mereka masih di pantai yang cerah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 21, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Stranger [ Markchan ; Markhyuck ]Where stories live. Discover now