Satu: Kalung

70 6 0
                                    

Satu: Kalung

Tokak tokak

Suara sol sepatu yang beradu dengan lantai itu terdengar nyaring memenuhi kooridor utama yang ramai.

Langkah itu terhenti tepat di depan pintu menuju ruang guru. Sebuah tangan mungil dengan ragu menyentuh gagang pintu berwarna emas di hadapannya.

"Kenapa gak masuk Seoyeon?"

Gadis yang dipanggil dengan nama Seoyeon itu terkejut dan menarik kembali tangannya yang hampir mendorong gagang pintu tersebut.

"Aish! Junkyu! Harus berapakali gue kasih tau, jangan muncul tiba tiba!"
Bisiknya namun terdengar nada marah.

"Ya lo lama amat gitu doang."
Junkyu menyilangkan tangannya didepan dada dan memanyunkan bibir nya tanda kesal.

"Udah ah gue mau masuk. Lo tunggu diluar gausah ikut."
Seoyeon berbalik dan hendak membuka pintu ruang guru.

"T-tapi Yeon-"

"Tunggu diluar."

Pemuda Kim itu lantas menghilang dari hadapan nya dengan wajah masam.

***

"Ok Seoyeon, untuk sementara kamu duduk dulu di tempat milik Kim Sunwoo sampai kelas kita dapat meja dan kursi tambahan."

Seoyeon mengangguk dan duduk di kursi yang dimaksud guru tersebut.

Sebenarnya ia sedikit risih dengan tatapan tatapan aneh dari beberapa murid di kelas ini. Apa karena kulit pucat nya? Atau lingkar hitam dibawah matanya? Atau bintik coklat di wajah nya? Atau-

"Psst psst Seoyeon!"

Dia lagi.

"Apa?"

"Ada yang liatin lo tuh deket lemari."

Mendengar perkataan teman 'tak kasat mata' nya itu, ia langsung mengalihkan pandangan ke arah dimana lemari berada. Dan benar saja, ada lelaki yang tengah memperhatikan dirinya dari jauh.

"Hei! Liatin apa?"
Seoyeon terperanjat dan Junkyu menghilang begitu seorang gadis di pinggirnya mencolek bahu Seoyeon dengan tidak santai.

"Eh? Enggak kok hehe."
Senyum canggung terpancar di wajah tegas nya.

"Gue Chaeyoung. Lee Chaeyoung."
Tangan hangat itu menjabat tangan milik Seoyeon dengan semangat.

"Iya, gue Lee Seoyeon."
Balasnya masih dengan senyum canggungnya.

***

Hari pertama Seoyeon di sekolah baru tidak terlalu berat. Oleh karena itu, terasa berlalu dengan cepat.

"Oi murid baru!"

"Namanya Lee Seoyeon, Jinyoung!"

Teriakan di ambang pintu itu membuat fokus Seoyeon yang tengah membereskan alat tulis teralih.

"Apa?"

"Cih sombong banget. Hari ini lo piket kelas gantiin Sunwoo."
Ucap Jinyoung dan berlalu begitu saja.

"Gue ngapain?"
Melihat teman temannya mulai bekerja, dengan inisiatif ia menanyakan apa bagiannya.

"Emm lo buang ini ke belakang sekolah aja mau gak?"
Terlihat setumpuk kardus di samping meja guru.

"Gak liat apa badan kecil begini disuruh angkat begituan?" Ingin sekali Seoyeon mengatakan itu, tapi apa daya ia harus menjaga image nya di hari pertama menjadi murid baru.

"Gimana Seoyeon, mau gak?"

"O-oh iya."
Seoyeon pun mengangguk dan dengan perlahan mengangkut setumpuk kardus bekas itu.

"Lo kok mau sih di suruh ke belakang sekolah?"
Lagi lagi, Junkyu tiba tiba muncul di sampingnya menyamai langkah Seoyeon.

"Kalau gue tolak yang ada mereka makin sinis Kyu. Lagian kenapa sih?"
Meski di sini sudah sepi, tapi untuk berjaga jaga Seoyeon masih harus berbisik ketika berbicara pada Junkyu diluar apartemen nya.

"Di sana tuh serem tau."

"Apasih perasaan semua tempat lo bilang serem."

"Tau ah pokoknya serem. Bye gue gak mau ikut."

Seoyeon menggedikkan bahu nya dan melanjutkan perjalanan ke belakang sekolah tanpa Junkyu.

Kegiatan membuang kardus itu berjalan lancar meski suasananya memang cukup dingin. Tapi ya, bukannya sudah terbiasa dengan suasana seperti ini? Jadi ia tak begitu memperdulikannya.

Ketika ia berbalik untuk kembali ke kelas nya, sesuatu di dekat pipa air menarik perhatiannya.

Sebuah kalung silver dengan liontin berbentuk ovale yang mengkilap.

Ia berjalan mendekati kalung itu.

"Kalung siapa nih?"

Ujar Seoyeon melupakan aturan tak tertulis tentang jangan sebarangan menyentuh benda yang bukan milik diri sendiri.

Hingga beberapa saat kemudian sebuah tangan pucat menyentuh pergelangan tangan Seoyeon yang dibalut perban.

Refleks Seoyeon menegakkan kepalanya dan kemudian berteriak kaget karena jarak wajahnya dan wajah pemilik tangan itu cukup dekat.

"AAA!"

Dengan tangan yang gemetar, ia memastikan bahwa perban yang membalut pergelangan tangan kanannya tak terlepas.

"Lo bisa liat gue kan? Bisa denger gue juga kan?"

Namun Seoyeon memilih untuk tak menjawab, mengalihkan pandangannya dan pura pura tak mendengar.

"Jangan pura-pura! Gue tau lo bisa liat gue."

Sebenarnya, Seoyeon tak pernah takut ketika melihat Junkyu dan sejenisnya meski dalam wujud paling menyeram kan pun. Tapi kali ini berbeda.

"Seoyeon!"
Dari kejauhan terlihat Chaeyoung yang berlarian sambil membawa tas milik Seoyeon.

"C-chaeyoung."

"Kenapa?"

"Enggak, itu apa tikus. Iya hehe tikus."

Jawab Seoyeon sambil mengatur napasanya.

"Kirain gue ada apa. Yaudah kalau gitu ayo pulang ini tas lo gue bawain."

Ia mengangguk dan mereka berdua berjalan beriringan menuju gerbang sekolah.

***

To Be Continued
🐼

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DisappearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang