BEHIND

16.5K 1.8K 793
                                    

TW // THRILLER, BLOOD

"Mayat wanita muda yang berinisial W yang ditemukan di atas tumpukan jerami pada hari Senin kemarin, tepatnya tanggal 14 Januari 2019, kini sudah dimakamkan secara layak oleh keluarganya, namun sampai saat ini Polisi belum menemukan tanda dan motif yang digunakan pelaku pembunuhan."

Chanyeol menatap televisi di depannya dengan pandangan yang sendu. Sekali lagi, air mata yang awalnya menggenangi pelupuk mata, kini menganak sungai di pipinya.

"Chanyeol, jangan menangis!"

Lelaki cantik di sebelahnya menghapus air mata Chanyeol dengan telapak tangannya yang halus tersebut.

"Mengapa kesialan ini terjadi lagi, Baekhyun? Apakah aku pembawa sial?" Baekhyun menggelengkan kepalanya saat kata-kata itu terlontar dari bibir tebal Chanyeol.

Baekhyun pun memeluk sang sahabat dengan erat; mengelus punggung besar itu pelan.

"Kau bukan pembawa sial, Chanyeol!"

Baekhyun berkata dengan air muka yang sedih sekaligus marah, dia melepaskan-tidak benar-benar-pelukannya pada Chanyeol, kemudian menangkupkan kedua tangannya di pipi Chanyeol.

"Kau itu berharga, Oke? Jangan pernah mengatakan hal seperti itu lagi! Kejadian ini hanya kebetulan semata, Chanyeol!"

Chanyeol menggelengkan kepalanya lesu, "Tapi ini sudah ketiga kalinya, Baek!"

"Tiga kali dan kau sudah menyalahi dirimu sendiri dan mengatakan bahwa dirimu seorang pembawa sial?" Chanyeol menganggukkan kepalanya dan menunduk meski kini air matanya sudah tidak mengalir lagi.

"Hei, Park Chanyeol! Kau lihat aku sekarang!" Chanyeol mendongakkan kepalanya.

"Hampir tujuh tahun kita bersahabat, apa terjadi sesuatu padaku?" tanya Baekhyun sambil menatap serius tepat di netra kelam Chanyeol.

Benar, mereka sudah lama bershabat, tapi Baekhyun tidak apa-apa, jadi bukan dia yang jadi pembawa sial, pikir Chanyeol yang membela dirinya sendiri.

"Sudah tenang, bukan? Sekarang kau harus duduk terlebih dahulu! Setelah ini kita ke krematorium Wendy, Hm?" Baekhyun menuntun Chanyeol untuk duduk di sofa berwarna putih tullang yang berbentuk seperti huruf L tersebut.

Chanyeol mengikuti apapun yang dikatakan Baekhyun kepadanya.

Dirasa Chanyeol sudah cukup tenang, Baekhyun pun membawa pria itu ke tempat peristirahatan terakhir sang kekasih, dengan Baekhyun yang berada di kursi kemudi, tentu saja.

Baekhyun melirik Chanyeol dengan ekor matanya. Pria itu masih menunduk dan saling menautkan kesepuluh jarinya

"Tegakkan kepalamu, Chanyeol!" ujar Baekhyun sedikit meninggikan intonasi suaranya.

"Aku takut, Baek! Bagaimana bisa aku berdiri di depan kedua orang tuanya?" Chanyeol menjawabnya dengan suara yang parau.

"Chanyeol, semua apa yang sudah terjadi ini bukan salahmu!"

Chanyeol menggelengkan kepalanya, kepercayaan diri sudah dia dapatkan tadi mendadak hilang dan digantikan oleh rasa bersalah yang besar. Apalagi saat mengingat senyum manis sang kekasih saat bersamanya.

"Siapa yang tega membunuh wanita sebaik dan secantik Wendy? Biadab pembunuh itu!" geram Chanyeol dengan sorot mata yang penuh amarah.

Baekhyun menyengkram kemudi yang dia pegang hingga meninggalkan bekas yang cukup kentara di telapak tangannya. Wajahnya berubah datar dan rahangnya pun mengeras saat mendengar pernyataan Chanyeol.

[END] BEHIND [ChanBaek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang