Prolog

76 4 0
                                    

Waktu terus bergulir, hingga pada saatnya tiba dan kembali pada tempat dimana seharusnya dia berada. Semua orang menunggu kehadirannya kembali. Semua orang bahkan menyambutnya dengan suka cita.

Berbeda dengan dirinya yang malah merasa berat untuk kembali. Meninggalkan segala kehidupannya yang sekarang.

Tempat baru.
Orang baru.
Bahkan nama baru.

Dia harus beradaptasi dengan kehidupan barunya. Entah akan berjalan baik atau sebaliknya. Entah bagaimana nasib dirinya ditempat dimana seharusnya dia berada.

Tapi hidup tidak melulu tentang kesedihan. Pada akhirnya dia menerima banyak cinta dan kasih sayang. Dan mulai menyukai kehidupannya yang baru.

*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*


"Huwaa... Akhirnya ya kann, selesai juga UN nyaa" Teriak Icha kegirangan sambil lompat-lompat berlari ketengah lapangan lalu muter-muter kaya gangsing.

"Et, kambuh kan sengkleknya." Ucap Indri sambil geleng-geleng kepala.

"Biarin aja, ntar juga kalo ada si doi kicep." Timpal Fiqoh.

"Eh ehh, malu dah lama-lama kaya tadi." Kata Icha menghampiri ke empat temannya yang masih dipinggir lapangan.

"Siapa suruh laginyaa." Kata Septi sedangkan Jihan cuma nyengir.

"Lega banget udah selesai UN, tinggal SBMPTN nih takut." Ujar Salsa serius.

"Semangat guyss, pasti bisa.. " Ucap Fiqoh menyemangati.

"Aamiin.. " Balas mereka semua

"Eh iyaaa!! " Teriak Icha lagi.

"Apaan si?! " Ucap Indri sewot.

"Hehehe maap. Besok, malam Keakraban pake baju apa yaa? " Tanya Icha heboh.

"Masih lama ichaa... 2 minggu lagi. " Gemas Salsa.

"Kan icha nanyaaa doangg. "

"Baju renang! "
"Kain kafan! "
"Daun pisang! "
"Mukena! "
Ucap mereka dengan berbarengan, yang membuat Icha menatap keempat temannya tidak percaya.

"Ck ck, belum dapet asupan qoutes bucin nih pasti. Ayok ndri, keluarkan kebucinanmu." Suruh Icha pada Indri.

"Yuk lah kepala suku.. " Saut Fiqoh.

"Kepala suku gigi peyang." Kesal Indri.

"Ekhm, Denger nih.. Kangen kamu itu spontan kaya reaksi kimia. Tapi rindu kamu itu mendalam kaya teori kimia." Lanjut Indri.

"Kaya kenal kata-katanya." Kata Fiqoh sambil melirik menggoda Icha.

"Ga denger, ga denger, kaki kejepit." Kata Icha sambil berlalu ke kantin dengan menutup telinga.

"Kaki bisa denger gengs.." Gelak Septi.

"Ehh Chaa, tungguin.. Hahaha." Tawa Salsa, lalu mereka menyusul Jihan ke kantin.

*****

Saat di kantin, Jihan sudah membeli makanannya, lalu duduk di meja kantin. Kemudian teman-temannya datang beli makanan dan gabung dengan rusuhnya.

"Makrab nanti gak ngajak gebetan? " Septi membuka suara.

"Alah jauh... Jarak, waktu, negara. Mustahil deh intinya. " Sahut Indri.

"Sama bangettt." Salsa ikut misuh-misuh.

"Doi sama cewe lain dong guys." Kata Fiqoh.

"Sabar yah... Apalah dayaku yang gebetan alumni semua. " Kata Icha sambil menepuk bahu Fiqoh.

"Nah, bingung gue, anak alumni kok bisa suka sama adek kelas modelan kaya lu si." Ujar Fiqoh ke Icha yang hanya mengangkat bahunya acuh.

"Bucinnn terusss... nanti berangkat sendiri-sendiri aja, kita janjian di depan gerbang, nanti masuk kedalamnya bareng, Oke? " Saran Septi.

"Okee.." Sahut semuanya dengan mengacungkan jempol.

Akhirnya mereka melanjutkan makan dan setelah itu bergegas pulang. Karena sekolah melarang peserta pelaksana UNBK masih berkeliaran di dalam maupun luar sekolah, agar tidak terjadi suatu hal yang tidak diinginkan.

Yahh, begitulah suasana di salah satu SMA di Indonesia selepas UN. Dengan sekelompok siswi yang memiliki berbagai pola tingkah lakunya.

Sebut saja mereka 'Julung-julung' karena itu merupakan nama untuk mereka berlima. Mereka itu ajaib banget. Dari yang kalem, berisik, rempong, bucin, suara toak, ceroboh, pelupa, kepedean tingkat langit ketujuh dan pemalu tapi akhirnya malu-maluin juga. Jika sudah berkumpul, kayanya lupa kalau di bumi masih ada mahkluk lain.

Aneh gak? Aneh lah masa enggak!

Jarang-jarang ada yang kaya gitu.

~~~~~~~~~~

Date : 10/01/2022

New Life in KoreaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora