Kenangan Tiap Bulan Robiul Awal

23 5 3
                                    

Hari-hari di bulan seperti saat ini adalah hari dimana masa kecilku penuh dengan kenangan yang tentu masih terngiang-ngiang di dalam ingatan. Bulan Robiul Awal.

Bahkan sampai detik ini ingatanku masih sangat kuat tentang momentum peringatan Maulid Nabi.
Bagaimana tidak teringat, setiap bulan ini kegiatan demi kegiatan secara beruntun memadati agendaku setiap harinya pada waktu itu. Undangan datang bertubi-tubi mulai dari undangan warga sekitar, undangan dari warga kampung sebelah, undangan anak Remaja Masjid dari beberapa masjid dan mushola serta undangan dari sekolahan dan tempat mengajiku. Semuanya hendak menyelenggarakan kegiatan Maulid Nabi Muhammad saw di Bulan Robiul Awal.

Kampungku dulu, sebelum aku pindah di kota sekarang seperti saat ini sangat antusias dalam menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad saw. Setiap toko kelontong pada bulan ini selalu menjajakan aneka jenis 'kerinjing' semacam keranjang kecil tempat parcel makanan dan buah dengan hiasan kertas warna-warni di sekelilingnya.

Sepanjang perjalananku berangkat ke sekolah, toko-toko di kanan kiriku berlomba-lomba memajang kerinjingnya masing-masing di etalase dan gantungan depan tokonya. Seolah ada pameran hiasan di sepanjang jalandimana setiap pengguna jalan bisa menikmati dan memilih untuk dibelinya bila mereka suka.

Sayangnya aku tidak bisa langsung membelinya kecuali jika aku bersama bunda. Lalu tibalah ada kesempatan yang baik ketika aku diajak bunda berbelanja ke salah satu toko saat hari libur sekolah. Aku mulai melirik satu per satu kerinjing yang digantung di atas. Sementara bunda berbelanja barang-barang kebutuhannya maka aku pun sibuk memperhatikan beberapa kerinjing warna kesukaan.

Selesai berbelanja, bunda yang dari tadi juga memperhatikan kesibukanku akhirnya menawariku untuk membeli salah satu kerinjing kesukanku. Dan seperti biasa aku memilih kerinjing dengan warna dominan hijau ditambah hiasan bendera segitiga di sampingnya. Kami pun segera pulang dengan perasaan senang setelah membeli pula aneka makanan ringan dan buah untuk isi kerinjingku nanti.

Kerinjingku sengaja diisi buah yang cukup beraneka, mulai dari buah apel, anggur, jeruk, belimbing, sawo, salak, manggis, langsep, jambu air dan kelengkeng. Ditambah beberapa jajanan makanan ringan favorit serta beberapa macam jenis permen. Aku sendiri yang menatanya sambil berharap kelak yang mendapatkan kerinjing ku ini tidak merasa kecewa. Sebab di setiap acara maulid nanti semua kerinjing yang dibawa bakal dikumpulkan jadi satu dan selesai acara kerinjing akan dibagi secara acak. Sehingga aku akan mendapatkan kerinjing yang dibawa oleh anak lain. Demikian kerinjing ku akan ditukar dan diberikan kepada anak yang lain pula.

Sungguh menyenangkan sekali rasanya. Demikian acara itu bergiliran dari pagi, sore hingga malam. Sampai-sampai acaraku menonton tv tidak lagi aku pedulikan. Demikian pula agenda mainku yang tiap sore terkadang bermain karet, lompat tali, bermain kelereng, atau bermain bola. Semua tidak aku hiraukan sekalipun ada sebagian temanku mengajaknya. Karena sebagian besar yang lain temanku pasti juga mengikuti kegiatan Maulid Nabi saw di kampungnya masing-masing.

Awal aku mengikuti acara Maulid Nabi saw ketika itu masih belum mengerti betul maknanya apa? Hanya sekilas kisah tentang kelahiran Sang Nabi, mengenal keluarga Nabi dan beberapa kisah teladan setelah Nabi dewasa dengan para sahabatnya.
Selebihnya aku hanya mengingat kerinjing dan isi yang ada di dalamnya. He he..

Namun lebih dari itu ternyata di akhir-akhir aku bisa merasakan hikmah dan manfaat dari mengenal sosok beliau ketika aku mulai menginjak dewasa. Ketika berbagai persoalan rumit di tengah masyarakat mulai bisa aku rasakan. Bak permata indah nan elok bernilai sangat tinggi, begitulah sosok tauladan beliau Baginda Muhammad saw bagi kehidupan ini menjadi sangat berharga pada saat ini dan bagi kehidupan sepanjang masa tentunya.

Diantara sebagian hikmah hadirnya Nabi Muhammad saw di atas bumi ini ialah hikmah mulai dari kisah lahir, dan kisah tentang bagaiman kondisi keluarganya hingga kisah perjalanannya hidupnya ketika mulai memasuki masa remaja. Semua mengandung hikmah yang luar biasa.

Lika-liku perjalanan hidup beliau yang sarat akan makna menjadikan akan ada ribuan hikmah yang mungkin tidak cukup diceritakan siang-malam. Namun perkenankan aku sedikit menceritakan sebagian kecilnya saja dari apa yang pernah aku dapatkan.

Diantaranya:
Beliau adalah terlahir sebagai anak yang yatim sejak beliau dalam kandungan ibundanya, Ayahnya telah tiada dalam sebuah peperangan.
Hingga pada usia 6 tahun, berikutnya beliau mendapat ujian kembali. Beliau menjadi anak yang kehilangan Ibundanya tercinta.

Cerita kehidupan yang memilukan ini seakan sudah digariskan Alloh SWT agar calon pemimpin masyarakat tersukses ini kelak dapat memiliki jiwa yang tegar atas berbagai ujian yang dihadapinya. Celaan hinaan dan bahkan serangan fisik bertubi-tubi kelak yang akan menimpa beliau sangat berat, namun akan dapat dilaluinya dengan mudah. Sebab terbiasanya beliau semenjak belia telah menjalani hidup sebagai anak yatim piatu. Berkarakter mandiri dan tidak bergantung pada siapapun kecuali kepada Dzat yang layak dijadikan tumpuan segala permasalahan hidup. Sebuah karakter yang sangat layak dicontoh.
Demikianlah seorang pemimpin masyarakat hendaknya memiliki karakter yang kuat seperti itu sehingga tidak mudah terpengaruh oleh desakan musuh-musuh.

Pada saat masa anak-anak, beliau selalu mendapat asuhan dari orang-orang penyayang mulai dari Ibu kandungnya, Ibu susuannya, kakeknya hingga pamannya Abu Tholib. Hal ini menjadikan beliau memiliki sikap yang santun, ramah dan penyayang. Karakter sebagai suri tauladan itu melekat sangat kuat, di samping itu memang dada beliau pernah dibelah oleh dua malaikat suatu hari pada masa anak-anak, untuk dibersihkan bagian hati yang hitam. Bagian yang menjadi celah para syaithon mengganggu dada beliau dibuang dan dihilangkan. Dari situ beliau terpelihara dari sifat bengis, pendendam dan iri hati.
Begitulah selayaknya pemimpin masyarakat itu, terkontrol hatinya dan tidak semena-mena kepada rakyatnya.

Karakter pemimpin yang sempurna juga telah diajarkan Alloh SWT kepada beliau melalui profesinya. Di kala remaja beliau berkesempatan menjadi seorang penggembala kambing. Dan konon semua nabi yang pernah diturunkan Alloh di bumi ini pernah menjadi penggembala kambing. Sekalipun itu adalah seorang nabi yang kaya raya seperti nabi Sulaiman as.

Karakter yang didapat ialah seorang penggembala yang menggembalakan kambing orang lain itu dituntut untuk amanah. Jangan sampai kambing gembalaannya itu tersesat, kelaparan atau malah dimakan binatang buas. Demikian seorang pemimpin umat itu harus amanah memelihara urusan manusia dari jalan kesesatan, melindungi akidah dan keyakinannya agar tetap lurus. Selain itu masyarakat yang ada di bawah naungannya harus mendapatkan jaminan pemenuhan kebutuhan pokok yang layak, melindungi dari kejahatan serta terus memberi rasa aman.

Kemudian pelajaran karakter berikutnya yang ditempa beliau saat masa remaja ialah beliau sering diajak pamannya Abu Tholib berdagang. Berinteraksi dengan banyak orang dengan berbagai macam karakter. Bahkan beliau pernah diajak berdagang sampai ke luar negeri. Hal ini membuat karakter beliau menjadi seorang pribadi yang luwes, mudah bergaul dengan siapa pun. Demi untuk meraih suatu misi dakwah ke seluruh dunia pun kelak beliau sangat membutuhkan banyak bantuan dari berbagai suku bangsa yang berbeda-beda baik dari orang-orang jazirah arab maupun dari luar jazirah arab.
Fakta menunjukkan Islam pada masa Nabi akhirnya tersebar ke seluruh pelosok jazirah arab dan luar jazirah arab.

Siapa yang menduga, perjalanan kisah kecil beliau dapat memiliki arti dan hikmah yang besar dalam meraih kesuksesan di masa dewasa hingga masa tua beliau. Semua itu berkat bimbingan serta tuntunan dari Alloh SWT, Dzat yang Maha Tahu lagi Maha Pandai.

Malang, 8 Robiul Awal 1441 H

Mengenang Bulan Robiul AwalWhere stories live. Discover now