Bagian 1

187K 2.8K 153
                                    

"Ji.... kira-kira kapan aku bisa bangun gudangnya?" Tanya Angga.

"Gimana ya Kak? Aku juga ga bisa ambil keputusan. Karena ini join bisnis. Lagian kita juga kasian kalo lahan sawit dibangun gudang, petani dapat apa?" Aji menjelaskan.

"Lahan lainnya gimana? Kebetulan ada teman yang cari gudang."

"Ini ada lahan lain, tapi masih nego. Mumpung harga bagus, lokasi dekat pelabuhan."

"Nah...itu pas banget!"

"Tapi kalo sewa harga tetap seperti yang lain lho Kak...."

"Ya elah...pelit amat ama sodara."

"Kak...duitnya buat ponakannya. Bukan buat aku dan Isti."

"Iya..iya...tetep aja ponakanku yang dijadikan senjata."

"Makanya buat anak sendiri kak...."

"Gimana mau buat? Tempat untuk ngadon aja ga ada."Aji terkekeh mendengar keluhan Angga yang hingga sekarang belum nikah.

" Kamu jual mahal! Sok Ganteng!"

"Aku ga jual maha. Aku bukan sok ganteng, emang ganteng beneran. Coba liat! Sepupumu yang paling ganteng sapa?"

"Sombong!"

"Ntar jam 6 aku ke rumahmu dech, kali aja kamu lupa kalo punya lahan kosong lainnya."

"Bawain kakak ipar ya..."

"Ck! jangan bahas itu! Aku cabut dulu!"Aji terkekeh mendengar ucapan sepupunya yang memang paling ganteng, tapi sayang setelah perceraian yang pertama, Angga masih belum berencana menikah lagi.

**********
"Aduh Nes! Ini kan jadwalnya Kak Vaz yang les" seorang gadis mengeluh dengan memangku gadis kecil yang masih berusia 4 tahun.

"Tapi Nesa mau belajarnya sekarang, Tante...." ucap bocah itu yang masih bergelayut manja.

"Ntar Ibu marah lho kalo kak Vaz nya dapat nilai jelek, besok kak Vaz ada ulangan. Nesa sayang kan sama kak Vaz?"

Bocah bermata indah itu mengangguk dengan mulut yang cemberut.

"Jadi sekarang Tante ajarin kak Vaz dulu ya..."

"Tapi Nesa ga ada teman" bocah itu merajuk lagi.

"gini dech, Nesa boleh dekat Tante, tapi ga boleh bersuara"

"kuncir rambut tante?"

"iya, pokok nya ga boleh bersuara ya.." 

Bocah itu mengganguk dengan mata berbinar.

Byanara Pramesti nama gadis yang dipanggil tante oleh bocah itu.

Nara nama panggilannya. Senin+Kamis dia mengajar Vazco (putra Aji yang pertama), Selasa+Jumat dia mengajar Valdi (putra Aji yang kedua) dan Rabu+Sabtu mengajar Nesa (putri tunggal Aji).

Dia berasal dari Gresik, dengan latar belakang keluarga yang semula harmonis, menjadi tidak harmonis. 

Saat itu perekonomian keluarga Nara dipuncak kejayaan, ayahnya menjabat suatu posisi yang cukup tinggi di suatu perusahaan, lalu tergoda oleh wanita lain. Ibu yang mengetahui permainan mereka hanya diam. Nara dan kakaknya, Dewinta Pramesti, sudah merayu ibu untuk mengakhiri hubungan mereka. 

Mereka muak saat Ayah dan wanita itu berjalan seliweran di kota, maklumlah, kota kecil, gosip cepat menyebar. Kakak-beradik itu tak kuat mendengar ocehan dan gosip miring tentang orang tuanya, mereka kadang menangis saat pulang sekolah.

Setelah ayahnya sudah tidak menjabat lagi, ayah kembali ke pelukan ibu, namun ayahnya sudah sering sakit-sakitan.Ibu merawat dengan ikhlas, pesan ibu saat anak mereka protes, Suami-istri saling mendukung  dan menguatkan saat suka dan duka. 

#5 A Drama (END)Where stories live. Discover now