TINDER: CINTA SEMALAM AXEL

21 1 1
                                    


Setahun  lewat setelah kematian istrinya. Acara syukuran  telah beres dilakukan saudara-saudara di kampung istrinya.

Dengan langkah sedih Axel meninggalkan kampung halaman istrinya. Membawa dua anak balitanya yang ditinggalkan istrinya: Devi dan Deva. Sepasang anak kembar berumur tiga tahun. Laki-laki dan perempuan.

Toyota Rush miliknya melaju perlahan meninggalkan kampung pelosok tempat istrinya beristirahat selamanya. Lambaian tangan saudara-saudara istrinya dan isak tangis mereka melepas kepergian Axel. Anak-anaknya yang berumur tiga tahun malah sumringah berdadah-dadah ria pada semua paman, bibi, dan nenek-neneknya dari kampung.

Serangan sakit jantung merenggut kematian bundanya Deva dan Devi. Irine istrinya meninggalkan mereka dalam usia 35 tahun, usia yang masih terhitunng muda.

Perlahan Axel mengemudikan mobil, terlihat dari kaca spion saudara-saudara istrinya masih mematung melambaikan tangan. Perpisahan ini sungguh sesak terasa. Mungkin tahun depan baru bisa menengok lagi makam istrinya.

Kampung halaman istrinya di Cikijing Majalengka perlahan ia tinggalkan menuju rumah mereka di Bandung.

Enam jam kemudian, mereka sampai di Taman Sakura, rumah mereka di Kota Bandung. Mama Axel menyambut mereka dengan sedih, Saat sampai rumah mamanya memeluk sambil menangisi kepergian Irene menantu tersayang satu-satunya. Meski sudah lewat setahun perasaan sedih kehilangan tetap belum hilang dari mamahnya.

Sementara Deva dan Devi menghambur ke pelukan kakeknya yang juga berwajah sedih. Sebaliknya, wajah kedua bocah itu semringah bertemu kakek dan neneknya seperti habis berlibur.

Episode baru kehidupan Axel dimulai.

*******

Hari pertama bekerja kembali. Axel dipanggil ke ruangan kepala cabang / manajer dealer tempatnya bekerja di Toyota. Atasannya mengajak bicara. Kalau masih mau izin untuk menenangkan perasaaan, kantor akan memberikan lagi izin dua hari.

Tapi Axel menolak. Ia mencoba untuk move on, menenggelamkan kesedihannya dengan bekerja sebagai supervisor dealer, anak buahnya yang berjumlah 20 orang membutuhkannya.

Seperti hari-hari biasa, ia menerima laporan dari anak-anak buahnya. Prospek customer, kunjungan, dan rencana closing. Ia harus mengejar ketertinggalan timnya setelah seminggu ditinggalkan cuti.

Habis magrib ia meninggalkan kantornya, setelah dilihat tak ada satupun anak buahnya yang masih kerja di kantor, dus begitupun dengan atasannya Pak Okta.

****
Axel melajukan mobil Rush-nya menuju arah Braga. Tujuannya klub All About Beer.

Panggilan azan isya terdengar dari masjid pinggir jalan yang ia lewati. Waktu salat magrib telah ia lewati, begitupun dengan isya.

Maaf Tuhan, aku bukan melupakanMu. Tapi teguranMU kali ini membuatku sejenak ingin berpaling.

Axel memasuki klub malam itu. Sehabis isya suasananya belum terlalu ramai. Ia memesan bir dan sepiring kacang bawang untuk menemaninya. Kemudian mengambil meja di sudut yang tidak begitu ramai dilalui orang-orang.

Axel seorang laki-laki yang mapan. Dengan pekerjaannya sebagai supervisor  dealer Toyota di bawah grup Astra, penghasilannya lebih dari cukup. Wajah Sunda campuran Tionghoa, badan tegap, tinggi badan sekita 170 senti, kulit putih, perut rata meski tidak six pack, umurnya yang 37 tahun terlihat seperti masih 27 tahun. Dengan gaya rambut spiky miliknya, cukup good looking di mata perempuan.

Sambil menikmati sesapan segelas bir miliknya, ia membuka aplikasi Tinder. Baru sebulan kemarin ia mendaftarkan diri.

Beberapa kali ia swipe kanan saat mendapatkan perempuan yang dirasakan menarik. Untuk sampai match biasanya Axel harus menunggu beberapa hari saat lawannya juga memilih profil Axel dan swipe kanan.

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Feb 07, 2020 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

CINTA SEMALAMDonde viven las historias. Descúbrelo ahora