Prologue (Aku ... Lathifa)

23 3 0
                                    

Hai hai hai! Aku bawa cerita baru lagi. kali ini aku nyoba bikin kisah anak remaja, huhu. Sebenernya agak ragu bikin cerita baru disaat satu naskahku belum kelar meski sudah setengah. Tapi ini aku bikin buat ngalirin ide kalau-kalau alur ide mupek di satu naskah.


Semoga kali ini banayak yang suka dan banyak yang ngelik ikon bintang di kolom bawah sana. Huhu :(

Haha ... Aku berasa lagi banyak bacot. Selamat membacan and enjoy your reading <3

__________________

Tidak ada orang yang ingin menjadi berbeda dari yang lain. Berani bertaruh, di dunia ini o,o1 dari 100 orang penghuni bumi yang menginginkan berbeda dari orang lain, tapi tidak ingin itu benar-benar terjadi. Menjadi berbeda dari yang lain sama artinya seperti kamu yang terkurung bersama ribuan binatang buas di tengah hutan rimba sana. Yang mana tiap detiknya adalah ketakutan tiada redanya, kematian seolah mengintip dari sela-sela daun, dari balik pohon tiap kamu berani bergerak sedikit saja. Berdiam diri pun tidak akan mengubah keadaan, pada akhirnya kamu akan tetap mati dimangsa para binatang buas itu. Sebab, yang berbeda dan lemah itu adalah santapan empuk untuk sarapan, serupa roti lapis.

Dan aku, Lathifa Tania Tsaniarsha harus menerima perlakuan itu meski kami adalah spesies yang sama dari ciptaan Tuhan.

Hujatan. Cacian. Makian. Dikucilkan. Tidak ada yang benar-benar ingin meraih posisi itu. Semua itu seolah mendadak berubah jadi oksigen yang mau tidak mau tetap kuhirup tiap detiknya. Melonggarkan napas yang bahkan tidak memiliki ruang untuk melepas sesak. Udara menjadi panas dan sengap. Hanya ada sesak dan luka gores yang terus menggerus sepanjang hari. Membentuk lubang yang kian hari kian menganga tanpa perlu diobati. Sebab, percuma mencari penawar jika akhirnya luka yang dihasilkan akan jauh lebih besar.

"Orangtuanya tidak mau bercerai."

"Dia anak terlantar. Kasian."

"Orang tuanya jalang. Tiap hari ibunya membawa laki-laki dan ayahnya juga membawa perempuan yang berbeda-beda masuk ke dalam rumahnya dan melakukan hal yang tidak pantas. Mereka bahkan memperlihatkannya kepada anak mereka."

"Bisa saja Lathifa sudah jadi seperti orangtuanya."

"Dasar anak jalang."

"Orang tuanya tidak mau bercerai dan membawa selingkuhan masing-masing masuk ke dalam rumah."

Sialan! Omong kosong macam apa yang telah mereka ceburkan ke dalam udara? Terbang kesana-kemari dan menjadi santapan bibir-bibir busuk itu. Bibir yang selalu haus akan aib saudaranya sendiri. Seolah diri manusia paling sempurna tanpa setitik cela. Siapa sangka, jika mereka tidak jauh lebih baik dariku atau malah paling buruk.

Tidak heran jika hal ini akan segera menyebar selayaknya wabah virus yang menyerang dalam radius seribu meter perdetiknya, sementara orangtuaku sendiri yang mengumbar aibnya. Bukankah mereka orang tua yang egois? Setidaknya jika ingin melakukan apapun yang mereka inginkan, tidak perlulah menyeret kami—anaknya—untuk ikut andil sebagai peran di dalamnya. Lucu. Orangtua mana yang tega memperlakukan anaknya sendiri seperti ini kecuali orangtua bejat? Persetan dengan anggapan yang mengatakan orangtua adalah malaikat dan sayap bagi anaknya. Bagiku, mereka adalah orang yang tidak pantas mendapat peran itu. Aku bilang begini bukan berarti aku melupakan jasa bedar yang telah mereka berikan padaku dengan percuma. Tapi kuyakin, jika kalian berada di posisiku, kalian akan berpikir hal serupa.

Jika saja mereka tidak ikut menyeretku ke dalam masalah mereka, mungkin aku bisa tenang menjalani hari-hari dengan kedamaian seperti biasanya. Melangkahkan kaki gontai dengan wajah terangkat pongah. Mewarta pada dunia bahwa aku tidak memiliki orangtua menjijikkan seperti mereka dan berlagak seolah tidak saling mengenal. Aku tahu itu sangat kejam untuk kedua orang yang telah sangat berjasa kepadaku itu, tapi melihat perlakuan ini, jasa-jasa mereka seolah tidak lebih dari gumpalan kotoran yang mereka suapi secara paksa dan mau tidak mau harus kutelan demi dalih bertahan hidup dengan baik.

Mereka begitu  ... egois![]


Gimana? Nantikan bab 1 nya besok yah ;)

Jangan lupa votmen yah bebs ;*


Jazakumullahu Khairan <3 <3

Lathifa(Ketika Kita Bertemu di Waktu yang Salah)Where stories live. Discover now